Kurasa hari ini lebih indah dari hari sebelumnya, hari ini hatiku merasa bahagia. Mungkin karena lelaki yang biasanya kunanti lewat mimpi sudah bisa kulihat di kehidupan nyata, entah, aku juga tak tau pasti.
Sekarang aku berada di tempatku biasa menunggu bis. Tapi sepertinya kali ini aku siap lebih pagi dari biasanya, jadi aku harus menunggu bis datang sedikit lebih lama.
Aku duduk di kursi halte, menundukkan kepala untuk bisa melihat sepatuku. Aku mengingat saat Raga mengikatkan tali sepatuku, menolongku.
"Lo Elisa kan?"
Saat aku masih memikirkan tentang Raga, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara seseorang yang berdiri di depanku.
Aku melihatnya dan aku mengenalinya, lelaki yang mengenakan seragam yang sama sepertiku. Tapi kenapa dia ada disini?
"Gue Daniel, ketua kelas. Lo tau kan?" belum sempat aku menjawabnya, bis yang kutunggu sudah datang. Jadi dengan segera aku naik ke bis itu, mengacuhkan Daniel.
Saat aku sudah mendapat tempat duduk, bisku mulai melaju.
"Sampai ketemu di kelas!" teriak Daniel yang masih bisa kudengar.
Akupun hanya menatap Daniel dari jendela bis, dia melambaikan tangannya kepadaku. Aku heran, kenapa tiba-tiba Daniel seperti itu.
Excel Daniel Ragatama, ketua kelasku. Orang yang selalu ingin lebih unggul dari yang lain, dia bisa menghalalkan cara apapun untuk itu. Sejak dulu dia tak pernah perduli denganku, dia selalu acuh padaku, aku juga tak pernah bicara dengannya. Tapi entah kenapa tiba-tiba hari ini dia bersikap begitu, seakan dia mencoba akrab kepadaku.
_____
Jam pertama hari ini adalah pelajaran dari Bu Lina, guru yang paling tertib disekolah. Setiap akhir pertemuan, dia selalu memberi tugas yang harus dikumpulkan saat pertemuan selanjutnya. Dan ketua kelaslah yang harus mengumpulkan semua tugas dari teman-teman dan melaporkan siapa yang tidak mengerjakan.Daniel, saat ini dia sudah ada didepan mejaku untuk meminta buku tugasku. Tapi sungguh, aku sudah mencari bukuku di dalam tasku, bahkan sampai kukeluarkan semua isinya.
"Lo nggak bawa?"
Mendengar pertanyaan Daniel aku langsung menggeleng. Mungkin aku lupa memasukkan buku tugasku semalam.
Huh, apa yang kupikirkan! Tak biasanya aku ceroboh begini.
"Oke, biar gue bilang ke Bu. Lina."
Daniel langsung pergi dari hadapanku. Akupun hanya bisa pasrah, menunggu apa yang akan kuhadapi setelah ini.
"Sesuai perjanjian, siapapun yang tidak mengumpulkan tugas akan Ibu beri hadiah."
Ya, beberapa saat setelah Daniel maju, Bu Lina mengeluarkan suara khasnya yang ditakuti semua murid di sekolah ini. Dan aku mendengarkan baik-baik hukuman apa yang akan kukerjakan.
"Hari ini ada 2 anak yang tidak mengumpulkan tugas saya. Elisa dan Daniel, kalian harus keluar dan bersihkan koridor utara." kata Bu Lina dengan tegas.
Spontan aku langsung membulatkan mataku, bukan karena hukumannya, tetapi karena nama yang disebutkan Bu Lina.
Daniel? Setauku dia selalu mengusahakan untuk terlihat baik di depan Bu Lina, dia selalu berusaha mengumpulkan tugas walau kadang dikerjakan disekolah pagi-pagi. Tapi hari ini sejak di halte tadi, mungkin dia sudah berubah.
"Daniel, kamu itu seharusnya jadi contoh teman-teman kamu karena kamu ketua kelas disini. Kalau tau begini saya heran kenapa kamu bisa jadi ketua kelas. Dan Elisa, nggak biasanya kamu teledor, mana sikap disiplin kamu selama ini?. Sekarang tunggu apa? Cepat kerjakan hukumannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNREAL LOVE
Teen FictionAku benci dengan apa yang aku rasakan Aku berharap tak akan pernah melihatmu Kau beri semua harapan yang tak mungkin kita lakukan - Elisa Rayana Orlina - Karena aku mencintaimu Kulakukan semuanya untuk melihat senyummu Walau jarak begitu jauh dan se...