Aku ingin melupakan hal yang terjadi kemarin dan beralih menatap esok
Billy daffian
"Mengapa kamu melakukan itu?" Tanya seorang pria itu dan menatap tajam pada cowok itu.Billy hanya bisa menunduk sembari memainkan jari-jarinya. Dia sudah tau kesalahannya dan kesalahan itu juga sudah diketahui oleh ayahnya itu. Pria dengan tampilan jasnya yang rapi dan memiliki sorot mata tajam, tidak cukup membuat Billy merasa takut sekalipun.
"Jawab Billy! Mengapa kamu melakukan itu, papa tidak tau kenapa kamu bisa berubah seperti ini. Sejak kamu masuk di Sekolah Menengah Pertama, kamu suka sekali membuat papa harus menutupi kenakalanmu di sekolah," Sentaknya sambil menatap Billy dengan wajah marah.
"Berani sekali kamu memukul anak dari direktur sekolah SMA Bintang Jaya," Tambah ayah Billy yang memiliki nama Aryo Daffian itu.
Billy hanya diam lalu tersenyum menyeringai ayahnya. Tanpa takut dia membalas tatapan ayahnya dengan tajam juga kearah ayahnya.
"Kenapa pa? Baru kali ini papa sempet-sempetnya perhatian sama aku, biasanya kerjaan terus yang dipikir," Ucap Billy dengan santai.
Emosi Aryo semakin tinggi dibuat Billy, dia tidak menyangka anak sulungnya ini akan berbuat hal seperti ini. Berbeda dengan adiknya, Ben daffian yang lebih mengandalkan sifat kedewasaannya, padahal mereka hanya selisih satu tahun.
"Papa akan yang mengurus surat kepindahanmu dari sekolah itu dan kamu harus-" Sebelum ayahnya selesai bicara, Billy sudah memotong pembicaraan tersebut.
"Oke terserah papa, aku tidak akan melawan." Billy berdiri meninggalkan ruang kerja ayahnya tersebut.
~~~
Setelah Aryo selesai mengurus surat kepindahan Billy, Aryo langsung mengirim Billy ke SMA Harapan. Aryo berjalan menuju ruang kepala sekolah sedangkan Billy menuggu di koridor SMA Harapan.
Dia mencoba meneliti keadaan sekolah, seketika matanya melihat sekelompok siswa bermain basket.
Billy yang sedang melihat latihan basket langsung terhenti, karena ponselnya berbunyi. Aryo yang meneleponnya, Billy langsung mengangkatnya.
"Halo Billy, cepat pergilah ke kantor kepala sekolah, kamu harus mengurus sesuatu disini." Suara Aryo terdengar ditelinga Billy.
Billy langsung pergi menuju kantor kepsek. Matanya mencari-cari kantor tersebut.
Buk!
Billy agak terhuyung ke belakang, dia melihat seorang cewek berkacamata menubruknya, yang tidak lain adalah Rere.Rere memungut bukunya yang terjatuh, Billy menatap gadis itu dengan seksama. Seorang gadis cupu berusaha untuk tidak memperdulikan orang dihadapannya itu yang dipikirannya saat ini.
"Woi, lo tau gak ruang kepsek dima-" Belum selesai Billy bicara, Rere sudah pergi meninggalkan Billy. Cewek itu memasang wajah dinginnya dan pergi meninggalkan Billy.
Billy berbalik dan mencengkeram bahu gadis itu, Rere langsung menoleh menatap Billy dengan tajam dan melepaskan cengkeraman tangan Billy.
"Kalo jalan, lain kali pake mata! lo gak liat siapa yang lo tabrak dan setelah lo nabrak gue, lo gak ada niat-niatnya untuk minta maaf gitu?!" Tanya Billy dengan nada menyeringai.
Billy menatap tajam Rere begitupula Rere yang tidak takut membalas tatapan tajam Billy. Billy yang ditatap seperti itu oleh Rere langsung meneguk salivanya dengan rasa gugup.
Kok gue yang jadi salting ya,seharusnyakan cewek yang biasanya suka salting ditatap gini sama gue secara intens lagi
"Erhm," Billy mengalihlan pandangannya kearah lainnya.Lalu Rere pergi meninggalkan Billy dan menuju perpustakaan yang ditujunya, sedangkan Billy kembalai mencari ruang kepsek yang sedari tadi gak nemu-nemu.
~~~
Sesampainya Billy di ruang kepsek,dia segera duduk di sebelah Aryo.Menandatangani surat kepindahan tersebut dan diam menunggu di luar ruangan.
Dia tau besok akan menjadi hari pertama Billy di sekolah ini dan kembali memulai kehidupan sekolah baru.
Kembali menjadi murid nakal dan berbuat kenakalan lagi.
Kayaknya disini ceritanya lebih panjang daripada chapter rheina
Gak papa dehVomentnya
Feedback? Ask yaAzizah
Penulis amatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince With Ice Queen (hiatus)
Jugendliteratur"Gue punya tujuan hidup di dunia ini dan lo, kalo cuma ingin ngerusak gue, gak usah deketin gue!" Rheina Michelle. "Gue cuma ingin lo ngerubah hidup lo yang isinya cuma hitam putih doang," Billy Daffian. "Emang kita harus merasakan hal-hal itu?" Tam...