4

53 23 12
                                    

"Kenapa kita harus putus?"  Cellyn mencengkeram lengan Tama dengan keras. Dia menangis dan tubuhnya basah kuyub karena hujan yang mengguyurnya.

"Sorry, gue memang ingin kita putus dan gue rasa hubungan kita gak akan cocok jika diterusin,"  Jawab Tama sambil melepaskan cengkeraman Cellyn di lengannya. Dia merasa sedikit kasihan pada Cellyn, tapi mau bagaimana lagi keputusannya sudah bulat tentang ini.

Cellyn meneteskan air matanya dan sesekali menggigil karena dingin yang menyentuh kulitnya. Tama menghela napas dan pergi meninggalkan Cellyn.

Tubuhnya secara otomatis berhenti, karena tiba-tiba Cellyn memeluknya dari belakang. Dia memeluk Tama sangat erat, Tama hanya diam tidak berkutik. Mungkin kali ini adalah pelukan terakhir Cellyn untuk Tama, dan seterusnya mereka akan menjalani kehidupan seperti dulu. Saling melupakan, pura-pura tidak kenal atau saling tidak menampakan dirinya masing-masing.

Lima menit Cellyn memeluk Tama akhirnya dia melepaskan pelukannya dari Tama. Dia mengusap air matanya, dan tersenyum ke arah Tama.

"Baik kalau itu keinginan kamu, aku turutin tapi jangan sampai hubungan pertemanan kita putus ya, tidak boleh saling bertengkar atau saling berpura-pura tidak mengenal satu sama lain oke?"  Cellyn mengatakannya dengan nada yang serak disertai juga air mata yang tiada hentinya untuk jatuh di kedua pipi Cellyn.

Tama menatap Cellyn untuk beberapa menit lalu mengangguk dan menyunggingkan senyumnya juga. Dan pergi  jauh meninggalkan Cellyn sendirian. Punggung Tama semakin jauh tidak kelihatan, lalu Cellyn menangis dengan keras sambil tubuhnya terduduk di atas tanah. Ditemani suara hujan yang bertambah keras, seakan-akan langit menyetujui putusnya hubungan ini.

Prince With Ice Queen (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang