"Tas, gue ke toilet dulu ya." pamit gue ke Tasya."Yaelah, nanggung amat udah pulang juga." protes Tasya.
"Lo mau tanggung jawab kalo gue ngompol?" tanya gue ke Tasya.
"Ish, ya gak dong udah sana buruan. Mendung keburu hujan." peringat Tasya.
Entah kenapa hari ini cuaca berubah drastis padahal tadi siang panas sekarang mendung.
Gue buru - buru ke toilet dan buang air kecil. Setelah selesai gue langsung balik ke kelas.
Tapi baru beberapa langkah ada tangan yang nyegah gue dari belakang dan gue belum tau itu siapa.
"Ck, lepasin!" bentak gue ke orang itu.
"Resh, maafin aku. Ikut aku ya? Aku bakal jelasin semuanya." bujuk orang itu.
"Gak ada lagi yang perlu dijelasin, semuanya udah jelas hun." kekeuh gue.
"Tolong Lun," rengek Sehun.
"Lepas! Gue mau pulang," kata gue sambil lari ninggalin Sehun yang masih neriakin nama gue.
Bodo amat, walaupun gue udah tau yang sebenernya tapi hati gue masih sakit inget Kinan nampar gue.
"Resh, gue duluan ya?" pamit Tasya.
"Iya, titi dj."
"Lo di jemput kan?" tanya Tasya.
"Iya, gue dijemput pak Ujang kok," kata gue.
Setelah selesai beresin buku gue langsung jalan nyusurin lorong kelas buat sampe ke gerbang depan.
Tapi langkah gue berhenti di depan kelas koridor terahir, kelas Sehun.
"Hai sayang, kangen nih."
Dasar ular sama kodok banget ngapain sih itu cewek meluk sehun pake cipika - cipiki segala.
Sehun juga dia kenapa gak berontak sih? Dia masih cinta sama mantannya?
"Sehun," cicit gue pelan.
"Resha!" pekik Sehun yang buru - buru lepasin Kinan dari pelukannya.
"Stop!" seru gue waktu Sehun mau ngejar gue.
"Resh," panggil Sehun memohon ke gue.
"Cukup hun, biarin gue sendiri," kata gue dan langsung lari ke arah gerbang.
Sayangnya hujan terlanjur turun deres banget, berasa langit ngerti kondisi hari gue sekarang.
Baru beberapa langkah nembus hujan, ada yang nahan tangan gue dari belakang. Bikin gue otomatis balikin badan gue buat liat siapa orangnya.
"Lepasin hun!" bentak gue sambil berusaha ngelepas tangan Sehun.
Iya, orang itu Sehun. Dia ngejar gue sampe sini.
"Resha, dengerin penjelasan aku dulu!" teriak dia diantara derasnya hujan.
"Apa? Penjelasan apa lagi? Semuanya udah jelas hun. Gak ada yang perlu dijelasin lagi. Aku tau kamu masih cinta sama Kinan!" pekik gue balik.
"Kamu salah paham, aku udah beresin semuanya. Tapi dia yang gak mau pergi dari aku." jelas Sehun lagi.
"Terserah kamu mau ngomong apa! Aku capek hun!" teriak gue yang langsung lari ke arah gerbang.
Gue tau gue jahat, tapi gue rasa gue berhak merasakan sakit hati sama semua ini.
Masa bodoh Sehun gimana, hati gue terlanjur sakit kayak gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Charger - Oh Sehun
Fiksi PenggemarCharger gueeee ... - Aresha Pinjem bentar. Batrai gue tinggal 1% - Sehun