BAB 1

866 82 35
                                    


Sekali lagi, Nina mendengus kesal. Alisnya nyaris bertaut lengkap dengan tatapan bingung sekaligus sinis yang ia arahkan kepada Bunda.

"Keputusan Bunda udah bulat," tegas wanita dengan rambut bergelombang sebahu yang dipanggil Bunda oleh Nina.

"Bulat-bulat," Nina berdecak, "kepala Upin-Ipin kali ah bulat."

Tangan Bunda sibuk bergerak merapikan dokumen-dokumen yang menyangkut perusahaan miliknya,
terlihat jelas bahwa wanita paruh baya itu tak ingin melanjutkan percakapannya karena kalimat terakhirnya tadi tak lagi bisa dibantah.

"Bunda berangkat ke kantor," kecupan ringan mendarat halus di dahi putrinya. "Inget ya, besok Abyan langsung dateng ke rumah ngajarin kamu. Oke?"

Nina menatap pasrah Bunda yang sudah berlari-lari kecil keluar dari kamarnya. Tapi kemudian pintu kamarnya kembali terbuka lalu muncullah separuh wajah Bunda. "Kalau besok coba-coba kabur, Bunda bakal tambahin jam belajar kamu sama Abyan."

Nina membanting tubuhnya ke tempat tidur. Rambut hitam gelapnya menutupi separuh wajahnya. Langit-langit kamarnya adalah satu hal yang paling senang ia pandangi ketika ia merasa putus asa. Meratapi semua yang terjadi, semua yang ia rasa sesali tapi hal itu juga yang terus-menerus ia ulangi. Begitulah manusia, ia tahu itu salah, ia tahu ia akan menyesalinya, tapi ia terus mengulanginya seolah ia tidak tahu bahwa hal itu adalah hal yang salah dan hal yang akan ia sesali.

Abyan.

Satu nama itu yang tengah membuat Nina merasa putus asa. Cowok yang secara tidak langsung sudah menjadi sedikit bagian dari keluarganya. Ia juga adalah cowok yang selalu jadi kepercayaan dan kebanggaan Bunda. Hal yang paling Nina benci adalah ketika Bunda membanding-bandingkan dirinya dengan Abyan. Kata Bunda, ia maunya Nina itu kayak Abyan, yang baik, rajin, nurut sama orangtua, dan adem ayem aja. Waktu mengatakan itu Bunda seolah-olah mau menyampaikan kalau ia nggak nyangka Nina akan tumbuh dengan sifat yang sama sekali nggak ada adem ayemnya!

Nama lengkapnya Abyan Nalendra.

Cowok yang punya perawakan tinggi sekaligus kurus. Alisnya tebal, kedua matanya sayu, dan hidung mancung, serta kebiasaannya yang suka menggertakkan gigi ketika berpikir keras ataupun marah. Abyan memakai kacamata hanya ketika membaca buku. Serta pembawaannya yang kalem membuat dia semakin diidolakan para wanita.

Kenapa itu lampu lalu lintas banyak banget sih yang ngidolain?!

Nina meniup poni yang sudah melewati alisnya. Tangannya sibuk menelusuri tempat tidurnya, mencari-cari benda kecil berbentuk persegi panjang. Setelah mendapati benda yang akrab disebut ponsel itu, Nina buru-buru menghubungi teman-temannya.

LINE

Anti baper-baper club (4)

Nina : Urgency, mulai besok gue les private sama Abyan. Cari cara buat besok gue kabur.

Sarah : Ok

Amel : Siap, bu bos!!

Yanti : Les private? Karna nilai uts lo yang di bawah 5 semua itu ketauan Bunda ya? Terus Abyan siapa?

Sarah : Udah oke-in aja.

Yanti : Ohh yaudah iya. Okeeey.

***

4 September 2017

KANAN - KIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang