"Sebenernya lo mau bawa gue ke mana dah?"Lima belas menit berjalan menjauh dari kawasan sekolah, Abyan semakin jenuh dibuat cewek yang sedari tadi asik mengayunkan kepalanya mengikuti dentuman lagu yang berasa dari earphone-nya. Karena volume yang cukup besar, Abyan menarik benda itu dari telinga Nina.
"Apaan sih bego?"
"Gue tanya."
"Emang gak bisa apa nanya biasa aja gak perlu narik-narik earphone gue? Kalo tiba-tiba putus gimana hah??!!"
Abyan mengusap telinga, heran ketika bersama Nina reflek yang dia lakukan hanya itu. Entah sampai kapan cewek yang berusia dua tahun lebih muda daripadanya itu akan berhenti berteriak-teriak ketika berbicara.
"Lo mau bawa gue ke mana?" tanya Abyan akhirnya.
Nina melongok ke kanan-kiri, memastikan sudah sampai di mana dia dan Abyan berjalan. "Eh kayaknga tadi kita salah belok dah, hehe," Nina menyeringai. "Ayo sini," Nina menarik dasi Abyan untuk mengikuti langkahnya lengkap dengan seringaian di wajahnya karena sedikit takut melihat rahang Abyan yang mengeras.
"Tapi lo capek gak?" tanya Nina setelah masing-masing dari mereka diam.
Abyan memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya menggelengkan kepala pelan.
Nina meniup poninya lalu kembali berkata, "tapi, gue capek gimana dong?"
Kedua bahu Abyan terangkat, mewakili sebagai jawaban.
"Duduk dulu, ya?"
"Lo apaan dah? Udah bikin gua jalan begini, ujung-ujungnya lo yang kecapekan?"
"Lo kalo gak seneng pulang aja lah sana!" tangan Nina ringan memukul dada Abyan sekeras mungkin. Namun cowok itu hanya diam, tanpa sepatah katapun ia berbalik.
Tapi Nina dengan sigap menarik tas Abyan dan membuat cowok itu menghentikan langkahnya. "Dih kok lo beneran mau pergi, sih?!"
"Lepasin."
"Gak mau," Nina bersikukuh.
Namun tenaga cowok itu jauh lebih kuat, sekali hentakan badannya membuat cengkraman Nina terlepas dari tasnya. Nina terbelalak, kakinya kemudian berlari kecil menyusuli Abyan. Dalam hati ia mencibir, mengejek, bersumpah serapah di balik tubuh cowok itu. Ia menatap Abyan dari atas kepala sampai ujung kaki. Kemudian wajah kesalnya tergantikan oleh senyuman licik ketika melihat benda berbentuk persegi panjang di saku belakang celana cowok itu. Tidak perlu menunggu lama-lama, dengan lihai Nina menarik benda itu lalu berlari sejauh mungkin.
Merasakan pergerakan itu, Abyan memutar badannya. Mendapati Nina berlari dan sempat-sempatnya menolehkan kepala sambil menjulurkan lidah. Abyan mengusap belakang kepalanya. Memohon kesabaran yang melimpah kepada Sang Pencipta.
"Temenin gue atau gue gadain nih hape lo!!" terdengar tawa yang menggelegar setelahnya.
Pengen banget gue jambak tu manusia.
***
24 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAN - KIRI
Teen Fiction"Kalian berdua itu kayak kanan sama kiri; saling membelakangi, nggak sejalan, beda arah, intinya nggak bakal bisa nyatu." DONT COPYING MINE!