Jangan Jatuh HatiJangan jatuh hati,
kalau bersuara saja tidak berani
Jangan jatuh hati,
kalau masih seperti orang matiKarena jatuh hati,
butuh suara,
untuk mengungkapkan rasa
Karena jatuh hati,
tak bisa selamanya teredam,
ia muak berdiam
Karena jatuh hati,
perlu pasangan,
sakit jika sendirian,
kutebak si dilan juga tak akan tahanJatuh hati itu kejam,
salah bila hanya bungkam,
salah pula jika terlalu dalam
Jatuh hati itu cobaan,
tepat setelah hati kau jatuhkan
ia akan berserakkan,
tak karuan,
ah merepotkan!Intinya,
jangan jatuh hati,
apalagi kalau sendiri.ㅡNina
"Ngapain lo?!"
Mendengar dua kata yang memekikkan telinga itu, Abyan sontak mengangkat kepala. Dia juga belum sempat bereaksi apa-apa saat Nina sudah menyerobot buku dan tasnya. Tangannya terlihat tergesa-gesa memasukkan kembali buku itu ke dalam tasnya.
"Pinter-pinter nggak tau sopan santun! Enggak liat apa di halaman paling depan ada peringatan nggak boleh lo baca kalo lo bukan pemiliknya?! Lo ngga butaㅡ"
"Emang gak liat. Jatoh, langsung kebuka di halaman itu," potong Abyan kalem sambil berdiri.
Wajah Nina memanas, tangannya bergerak bebas memukul bahu Abyan. "Kenapa bisa jatoh?!"
"Gravitasi."
Alis Nina bertaut tajam, perempuan itu tak habis pikir harus bagaimana menanggapi laki-laki kayak batu seperti Abyan. Pada akhirnya, ia menghela napas pelan, lalu kembali menatap cowok itu.
"Gue capek adu mulut, mumpung udah reda, ayo lanjut jalan," ujar Nina pelan sambil menarik lengan baju Abyan.
Anehnya, Abyan menurut, ia mengikuti langkah Nina tanpa bertanya atau paling tidak menyingkirkan jemari perempuan itu dari bajunya. Melihat hal itu, Nina kembali menoleh lengkap dengan kakinya yang berhenti melangkah.
"Tumben lo gak berontak?"
"Lo mau gue ikut atau kagak sih?" tanya Abyan bingung.
"Eh, iya, gue bingung aja."
Tangan Nina yang semula berada di lengan baju Abyan, perlahan turun sampai kepada jemari Abyan. Matanya yang sibuk mencari-cari jalan membuatnya tak sadar kalau Abyan membiarkan jemarinya bertautan dengan milik perempuan yang paling menyebalkan di dunia. Ada kehangatan yang telah lama hilang dalam kulit yang kembali bersentuh itu. Ada rasa saling melindungi dalam tautan jari yang semakin lama semakin erat.
Mata Abyan menatap Nina sendu, Nina kecil-nya.
Abyan sadar hari itu, ada rasa-rasa yang menggebu di dalam dada. Yang selama ini terhimpit dengan ego dan gengsinya. Dan rasa itu tak tahan lagi bersembunyi, ia menyeruak ke setiap senti tubuh laki-laki itu tepat saat perempuan di hadapannya menoleh dan memberikan senyum paling tulus yang ia punya.
"Ketemu."
***
UDAH LAMA BGT DONG GA UPDATE AHAHAHA :( yaudala update aja siapa tau masi ada yang mau baca wkwk
14 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAN - KIRI
Teen Fiction"Kalian berdua itu kayak kanan sama kiri; saling membelakangi, nggak sejalan, beda arah, intinya nggak bakal bisa nyatu." DONT COPYING MINE!