Repost

675 53 1
                                    

Chapter 3: Sweet Moments
Memandangi wajah damai Sehun di pagi hari adalah salah satu kegiatan paling menyenangkan dalam hidup Luhan. Jemarinya menelusuri kedua alis Sehun yang tebal, bergerak turun ke mata, hidung, bibir, pipi dan rahang tegas Sehun. Luhan terkekeh sebentar. Jika ditanya bagian tubuh mana yang paling dia suka, jawabannya adalah semuanya. Luhan begitu mendamba Sehun hingga ia tidak bisa memutuskan yang mana yang lebih ia sukai. Sehun begitu tampan bahkan disaat tidur seperti sekarang ini. Harusnya dia menjadi seorang member boyband atau seorang aktor. Eh! Tapi tidak. Tidak. Jika Sehun seorang idola maka ia akan mempunyai banyak fans dan Luhan membenci hal itu. Cukup dia saja yang boleh mengagumi dan memiliki Sehun. Luhan tidak suka berbagi.

"Apa yang kau pikirkan dengan wajah berkerut seperti itu?"

Luhan terkejut saat mendapati sepasang mata tajam milik Sehun terbuka dan menatapnya. Sejak kapan Sehun bangun?

"Morning Lu~" Sehun mengecup bibir Luhan.

Wajah Luhan memerah. Arg! Dia malu sekali. Pagi-pagi sudah diperlakukan semanis ini membuat jantung Luhan berdebar kencang. Memang sih bukan hal baru jika mereka tidur bersama. Tapi mengingat sudah satu bulan ini mereka jarang menghabiskan malam panjang dan terbangun bersama di pagi hari membuat Luhan bahagia.

"Astaga~ rusa ini bisa malu juga ternyata." Sehun mencubit hidung Luhan dan kembali menempelkan bibirnya pada Luhan.

"Aku belum gosok gigi." Luhan berkata masih dengan bibir yang menempel membuat Sehun tertawa geli. Alasan konyol macam apa itu?

Luhan menjauhkan wajahnya. Ia memungut kemeja putih milik Sehun yang berada di kaki ranjang kemudian memakainya. Sehun menatap intens Luhan yang sedang berjalan ke kamar mandi sambil mengancingkan kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh mungil itu. Bahunya terekspos dan paha mulusnya terlihat bersinar. Sungguh pemandangan erotis di pagi hari.

Sehun mengedarkan pandangannya. Meneliti tiap bagian kamar Luhan. Tadi malam ia begitu sibuk menjajah Luhan hingga tidak menyadari kamar Luhan yang penuh dengan boneka rusa di sana-sini. Bahkan dindingnya pun berwallpaper rusa-rusa mungil dibeberapa bagian. Sehun mendongak ke atas dan mendapati hadiahnya bulan lalu menempel di sana. Jika diperhatikan, semua benda di kamar Luhan adalah pemberiannya. Sehun baru menyadari jika dirinya memang sangat memanjakan kekasihnya itu.

"Kenapa kau masih di sana? Cepat bangun sebelum bibi dan paman menyadari kau ada di kamarku." Luhan keluar dari kamar mandi dan menghampirinya.

Sehun menatap ke area pribadi milik Luhan. "Apa yang kau lihat?" Luhan malu dan menutupi bagian bawahnya yang terbuka tanpa sengaja. Ia lupa untuk memakai underware.

"Kau sengaja menggodaku?" alis Sehun naik sebelah.

"Te-tentu saja tidak. Aish! Kau saja yang mesum." Luhan mengambil bantal dan melemparnya ke arah Sehun.

"Kenapa harus malu? Aku bahkan melihatnya dengan jelas tadi malam. Dan juga malam-malam yang lainnya."

Luhan teringat kegiatannya dengan Sehun tadi malam. "Apa mereka mendengarnya?"

"Apa?"

"Kita melakukan itu tadi malam. Bagaimana jika mereka mendengarnya? Arggg! Bisa gila aku!" Luhan bersembunyi di balik selimut. Wajahnya sudah memerah. Pasti Kyungsoo akan menggodanya habis-habisan dan bibi Do akan memarahinya habis-habisan pula. Bagaimana dengan paman?

"Hey tenanglah~ aku akan menjelaskannya pada mereka."

Luhan menyentak selimutnya dan memandang Sehun sengit. "Menjelaskan apa?! Kau akan bilang jika kau menyetubuhiku begitu?"

"Mungkin."

"Sehun!"

Sehun tertawa sambil menangkis pukulan bantal Luhan yang semakin brutal. "Lu, hentikan! Atau aku akan teriak jika kau sedang memperkosaku."

Different WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang