Chapter 5: New Student
Luhan berantakkan. Luhan terluka. Luhan shock. Kalimat Jong In selalu berdengung di telinganya seperti seekor lebah berisik yang membuat kepalanya pening. Matanya kabur oleh air mata yang mengalir bagai keran bocor. Luhan berjalan limbung, pikirannya terlalu kusut untuk membuatnya berpikir kemana ia harus pergi setelah ini."Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Berisik" Luhan bergumam setiap kalimat itu berdengung di telinganya.
"Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Diam."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona adalah istri Sehun."
"Yoona, istri Sehun."
"DIAM KUBILANG!" teriakan Luhan sangat keras hingga beberapa pejalan kaki berhenti untuk memandang Luhan iritasi. Sebagian dari mereka berdecak kemudian berjalan kembali. Sebagian lagi menatap Luhan iba.
"Hakseng, neon gwanchanayo?" Seorang nenek menghampirinya dengan pandangan kasihan.
Luhan menyadari tindakannya barusan. Ia menatap nenek di sampingnya, pandangannya mengeliling dan menemukan beberapa orang yang sedang menatapnya. Kemudian tanpa mengucapkan apapun, ia berlari. Menghindari semua orang di sana. Jika dengan berlari ia bisa meninggalkan dan menghindari semua hal. Segalanya termasuk Sehun dan Yoona. Ia akan berlari sekencang-kencangnya. Kemana pun dan sejauh-jauhnya.
Perasaannya hancur, remuk, pikirannya kacau. Luhan berhenti, tiba-tiba saja badannya menggigil. Luhan kedinginan, ia berjongkok untuk memeluk tubuhnya sendiri. Di saat seperti ini ia malah teringat Sehun yang sedang memeluknya. Rasanya begitu hangat dan nyaman. Luhan ingin Sehun. Terlalu ingin hingga ia berlari lagi, terus berlari hingga tanpa sadar pandangannya mulai menggelap.
"Sehun." Dalam kesadarannya yang semakin menipis, ia berusaha memanggil Sehun. Berharap lelaki itu merengkuhnya segera dan membisikkan kalimat penenang seperti biasanya.
"Sehun."
::. HunHan .::
::
:
Luhan membuka matanya perlahan, tapi segera memejam saat sinar lampu tak mampu kornea matanya tampung. Mulutnya menggerang merasakan pusing yang menjalar di seluruh kepalanya. Berapa lama ia pingsan?
"Kau sudah sadar?"
Luhan menemukan Sehun saat membuka matanya kembali. Lelaki itu tersenyum hangat kemudian membantunya untuk duduk. Dengan telaten, Sehun meminumkan air ke mulut Luhan dan membenarkan selimutnya.
"Apa yang kau rasakan?"
"Pusing."
"Istirahatlah lagi."
Saat Sehun akan membantunya tidur kembali, Luhan mencegahnya. Mata berbeda bentuk itu memandang satu sama lain. Pandangan lurus yang membuat Luhan kembali mengingat perkataan Jong In.
"Yoona adalah istri Sehun."
"Hey, Lu. Jangan menangis." Sehun panik saat tiba-tiba saja bahu Luhan bergetar dan rusanya itu menangis. Sehun segera memeluk Luhan, mengelus punggung dan puncak kepalanya agar Luhan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Way
Fiksi PenggemarRepost dari ffn cerita favorit aku Mafia hun and high schooler han