Repost

655 52 2
                                    

Chapter 4: Yoona
Sehun memandangi pintu berwarna mocca di depannya sejenak. Tepat satu bulan sejak terakhir kali ia kemari. Sehun membuka pintu itu dan mendapati Yoona menyambutnya dengan senyuman antusias.

"Kau datang." Yoona tak segan memeluknya di depan pintu dengan Kris dan Tao disampingya.

Sehun berdehem sebelum melepaskan pelukan Yoona. Ia berjalan masuk ke dalam kamar diikuti dengan Yoona yang masih memasang senyuman cerah. Yoona menutup pintu kamar, memisahkan Sehun dengan pengawalnya untuk memberi mereka privasi.

"Kulihat kau semakin membaik." Sehun memandang Yoona yang tampak manis dengan balutan dress selutut.

Yoona mengangguk-angguk semangat. "Aku rajin meminum obatku."

"Bagus."

"Sehun." Yoona tersenyum lebar sembari meraih tangan Sehun yang digoyang-goyangkannya kemudian.

Sehun mengernyit. Hapal betul gelagat Yoona yang menginginkan sesuatu.

"Aku ingin sekolah."

"Itu tidak mungkin." Sehun menarik tangannya dan berdiri di samping jendela. Yoona mengikutinya dengan wajah cemberut.

"Aku sudah berbicara dengan ayah. Ayah bilang aku harus meminta izinmu terlebih dahulu."

"Dan jawabanku adalah tidak."

"Sehun~"

"Jangan merengek. Kau tau itu tidak akan mempan." Sehun mengalihkan perhatiannya keluar jendela. Ia jengah melihat wajah memelas Yoona.

"Kau kejam!"

"Seorang mafia memang harus begitu."

"Bahkan terhadapku?"

"Tidak ada pengecualian." Sehun bersidekap. Mata tajamnya memandang Yoona yang semakin berwajah keruh.

"Aku benar-benar ingin sekolah sebelum aku mati Sehun ah~"

Sehun memandang Yoona lama. Wajah Yoona bersungguh-sungguh dan itu membuat hati kecil Sehun sedikit tergerak untuk mengasihani yeoja itu.

"Akan kupikirkan." Ucapan Sehun membuat wajah Yoona kembali cerah. Senyuman lebar itu terbit lagi dan tanpa aba-aba Yoona mencium pipi Sehun sebagai ungkapan terima kasih.

"Kubilang akan kupikirkan. Bukan menyetujuinya."

"Itu lebih baik dari pada kau menolaknya. Kuyakin tak lama lagi kau akan mengizinkanku untuk sekolah. Lagi pula apa alasanmu untuk tidak mengizinkanku?"

"Jika kau kejang siapa yang akan menolongmu? Apa disana ada dokter Lee yang akan cepat tanggap menanganimu? Kau ingin cepat mati?"

Yoona mengerengut. Sehun benar-benar bermulut pedas dan jarang menyaring ucapannya terlebih dahulu. Yoona sadar jika penyakit yang dideritanya cepat atau lambat akan membuatnya mati. Tapi tidak harus diucapkan secara gamblang begitu juga, ia merasa tidak nyaman mendengarnya.

"Bilang saja kau mengkhawatirkanku." Ucap Yoona asal namun membuat Sehun tertegun.

Apa benar ia mengkhawatirkan gadis ini?

::. HunHan .::

::

:

Luhan sedang ada di kedai bubble tea langganannya. Ya, kedai yang dulu ia datangi bersama Kris saat promosi pertama kali buka. Luhan tertawa sebentar saat mengingat tingkah konyol Kris. Sudah lama ia tak bertemu dengan lelaki jangkung itu karna sebulan ini ia disibukkan dengan persiapan ujian kenaikan kelas. Terlebih sekarang Sehun sering ke rumah bibinya, jadi Luhan tidak memiliki alasan untuk datang ke kantor Sehun.

Different WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang