EPILOG

271 28 3
                                    


Chorong masuk ke dalam apartemennya. Ia berjalan lemah ke arah sofa dan mendudukan dirinya di sana. Chorong memeluk kedua lututnya dan membenamkan kepalanya. Chorong masih tak bisa menghentikan tangisnya. Kedatangan Woohyun yang begitu tiba-tiba membuatnya tak siap. Kedatang Woohyun kembali membuatnya kembali mengingat masa itu. Kenangan kelam yang hanya menyisahkan luka.



Entah bagaimana Chorong bisa memaafkan pria itu?



Tidak, tidak semudah itu memaafkan Woohyun. Pria itu sudah meninggalkannya di saat ia terjatuh. Ia harus berdiri sendiri untuk melanjutkan hidup saat itu. Tidak mudah untuk menata ulang kehidupan tanpa pria itu. Disaat Chorong telah berhasil menata hidupnya, Woohyun pun datang begitu saja membawa kenangan masa lalu itu. Apakah harus menyesal dan merasakan kehilangan dulu untuk datang kembali?



"Kau sungguh egois, Namu."



BRTTT BRTT



Ponsel Chorong berdering, ada satu panggilan masuk. Chorong mengambil ponsel yang ada di sakunya. Dilihatnya, panggilan itu dari Ayahnya. Chorong pun berusaha untuk menghentikan tangisnya dan menghapus air mata. Chorong menghembuskan nafas berat sebelum menerima panggilan itu.



"A-ayah, mengapa menelponku sepagi ini?" Chorong berusaha untuk terdengar baik-baik saja. Ia berusaha keras menyembunyikan sisa isak tangisnya.



"Ada apa dengan suaramu? Apa kau sakit?" Chorong menggelengkan kepalanya dan berkata 'tidak' Chorong mencari alasan agar tidak membuat ayahnya khawatir. Terdengar hembusan nafas disebrang sana, mungkin ayahnya tahu bahwa ia sedang berbohong. " Iya, ayah mengerti. Ronggie, ayah ingin m..."



"Apa salah satu murid ayah berhasil masuk ke babak final musim ini?" Chorong memotong ucapan Ayahnya.



"Iya, murid-muridku tak pernah mengecewakanku. Mereka masuk ke dalam babak final."



Chorong tersenyum kecil. "Aku senang mendengarnya, ayah jangan terlalu capek ya. Meski kau sangat sibuk musim ini. Aku yakin dojo bela diri ayah akan menang musim ini." Chorong mendengar ucapan terima kasih dari ayahnya.


"Ronggie, apa kau sudah bertemu dengan Woohyun?" Senyum Chorong memudar, ia tidak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan ayahnya. "Ronggie, apa kau masih mendengar ayah? Dua hari yang lalu, Woohyun datang menemui ayah." Jantung Chorong bergemuru. Ia tak menyangka Woohyun telah berjalan sejauh itu. Menemui ayahnya? " Maafkan ayah yang terlalu keras padamu waktu itu. Tak seharusnya ayah memisahkan kalian berdua."



"Bagi ayah, kau adalah harta yang paling berharga. Ayah tak rela sedikit pun bila ada yang menyakitimu. Ayah sangat terkejut dan kalut saat itu, ayah mengusir pergi Woohyun yang datang di rumah sakit untuk menunggumu sadar.Ayah bahkan menghapus seluruh pesan dan panggilan Woohyun di ponselmu saat itu- agar kau tak mengingatnya kembali. Maafkan ayah." Chorong kembali meneteskan air mata. Ia tak pernah tahu hal ini.



"Ronggie, setiap orang pernah melakukan kesalahan. Tak terkecuali ayah. Ayah, tak ingin melakukan kesalahan untuk kedua kalinya, ayah akan menerima apapun keputusanmu asal kau bahagia. Ayah rindu dengan senyum tulusmu yang dulu. "



"Ayah, aku...." Chorong membekap bibirnya. Ia tak sanggup berkata. Air matanya sudah tak terbendung . Chorong menangis.



"Ronggie, kau harus mengikuti suara hatimu. Hati tak akan pernah berbohong, nak. Maafkan ayah yang salah menilai tentang Woohyun. " Chorong mengangguk kepalanya. Ia akan mengikuti kemauan hatinya.



"Terimakasih, Ayah. " Setelah Chorong kembali tenang, Tuan Park pun menutup panggilannya.



Chorong masih tak bisa menahan perasaannya. Ia telah salah. Woohyun tak membohonginya. Pria itu datang saat itu. Chorong teringat sesuatu, ia belum mengembalikan sapu tangan pria itu. Perlahan Chorong mengambil sapu tangan itu di saku mantelnya. Chorong tersenyum kecil melihat sapu tangan itu. Aku harap aku tak terlambat untuk mengembalikannya.

[Project Man In Love] Officially Missing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang