"The folish regret which is left to me. I couldn't forget you, I couldn't erase you." The Eye by Infinite
-
"Ayah pernah mengatakan padaku bahwa seorang pria harus memegang janjinya, bukan?" Mungkin terlambat jauh lebih baik daripada tidak melakukan apapun. Entah bagaimana hasilnya nanti, Woohyun hanya bisa mengikuti kemauan hatinya. Ia berserah diri untuk hasil akhirnya. Yang terpenting ia sudah berusaha. Woohyun menatap ayah dan ibunya yang sedang duduk di hadapannya.
Woohyun akan memenuhi janjinya- janji yang belum pernah ia ungkapkan pada siapun. Woohyun mengepalkan jemarinya. Mungkin ini saat yang tepat. Rasa sesak di dadanya sungguh sangat menyiksa, penyesalan itu sungguh menjeratnya. Ia seakan dikejar oleh tanggung jawab. Ia harus memperbaiki kesalahannya- memperbaiki tindakan bodoh yang pernah ia lakukan. Ia harus melakukakannya, mengurai benang kusut masa lalunya. Tidak ada hal lain yang mampu mengobati rasa bersalahnya selain membawa kembali wanita itu. Dia Park Chorong.
Tentu, membawa kembali Park Chorong ke dalam pelukannya bukanlah perkara yang mudah. Banyak sekali resiko yang harus ia telan untuk membawanya kembali. Salah satunya adalah, meyakinkan kedua orang tuanya. Dari awal kedua orang tua Woohyun tidak pernah mendukung kisah asmaranya dengan Chorong. Menurut kedua orang tua Woohyun, jatuh cinta dengan seorang wanita di saat remaja bukanlah suatu hal yang tepat karena hal itu dapat menghambat perjalanan karir Woohyun. Sejak awal, orang tua Woohyun sungguh berambisi untuk menjadikan Woohyun sebagai penerus usaha keluarga. Woohyun dididik dengan displin oleh orang tuanya, mau tidak mau ia harus menuruti ritme permainan kedua orang tuanya. Woohyun harus berjalan sesuai dengan arah yang telah ditentukan kedua orang tuanya.
Tentu didikan seperti itu membuat Woohyun sangat jengah dengan kehidupannya, ia merasa terbelenggu dan hal itu membuatnya susah untuk bernafas. Ia merasa tidak bisa hidup seperti anak seusianya. Hari-harinya diisi dengan belajar , belajar dan belajar. Belum lagi doktrin-doktrin yang diberikan kedua orang tuanya, hal itu membuat pundak Woohyun terasa berat. Ia baru 16 tahun saat itu dan Woohyun remaja merasa bahwa ia sedang memikul beban yang sangat berat.
Tidak banyak yang dapat Woohyun lakukan selain menerima segalanya, ia hanya seorang remaja 16 tahun. Namun jauh dalam dirinya, ia ingin sekali memiliki warna baru dalam hidupnya. Bisakah ia menjadi seorang remaja seperti umumnya? Misalnya saja jatuh cinta? Bisakah ia merasakan hal itu?
Dan jawabannya adalah 'iya'. Untuk pertama kalinya ia merasakan hal itu. Merasa jantungnya berdebar tak menentu kala melihat seorang gadis yang menunggu di depan pintu kelasnya. Baru kali ini ada seorang gadis yang mencarinya. Gadis itu sedang menunggunya sambil menundukkan kepalanya. Rambut hitam lurusnya menjuntai di sisi bahunya. Gadis itu sedang memegang sapu tangan miliknya.
"Kau mencariku?" Gadis itu terhenyak. Ia pun menatap Woohyun sejenak dan kemudian membungkukkan badannya seraya menyodorkan sapu tangan milikknya.
"Terimakasih. Aku sudah mencuci sapu tanganmu." Woohyun terdiam kala itu. "Maaf terlambat mengembalikannya." Perlahan Woohyun menerima sapu tangan itu. Gadis itu pun kembali menegakkan tubuhnya dan manik mata hitamnya menatap Woohyun kini. Untuk sejenak tidak ada yang angkat bicara. Keduanya saling memandang. Wajah dan ekspresi gadis itu terlihat sangat familiar, apakah mereka pernah bertemu sebelumnya? Woohyun seakan tenggelam dalam manik mata hitam gadis itu. Ada sesuatu yang menarik dari manik hitam gadis itu. Manik mata hitam gadis itu membuat Woohyun masuk ke dalam demensi lain. Woohyun terbius dengan mudah oleh pesona gadis itu.
Dimana aku pernah bertemu dengan gadis ini? pikir Woohyun. Dan..
"Ah!" Woohyun tersadar dari fantasinya, ada sepotong ingatan terlintas di benaknya. Dia adalah gadis yang pernah menjalani hukuman lari mengitari halaman sekolah bersama dirinya. Ada perasaan aneh, ketika bertemu dengan gadis ini. Perlahan ritme jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ada desakan aneh dalam dirinya, ia ingin mengenal gadis ini. "Kau tidak perlu mengembalikannya," sambung Woohyun sambil tersenyum samar- ia berusaha untuk menjaga ekspresi wajahnya. Sejujurnya Woohyun sangat senang bisa bertemu kembali dengan gadis ini. "Bukankah, aku bilang, kau bisa..."
"Sapu tangan itu bukan milikku." Potong gadis itu. "O-oleh karena itu, a-aku harus mengembalikannya." Gadis itu mengigit bibirnya gugup. Ada bulir keringat nampak di kening gadis itu. Entah mengapa gadis itu terlihat gugup di depannya. "A-aku harus pergi." Tanpa menghiarukan dirinya, gadis itu pun berbalik dan berjalan menjahuinya. Gadis itu mengambil langkah cepat untuk pergi dari hadapan Woohyun.
"Tunggu!" Woohyun meninggikan suaranya untuk menahan gadis itu pergi. Ia tidak ingin mengabaikan kesempatan ini. "Bisakah kita ber teman? Kau bisa memanggilku Woohyun." Gadis itu berhenti, terdiam sejenak sebelum akhirnya ia memutar badannya sedikit untuk melihat Woohyun. Lagi-lagi gadis itu mengigit bibirnya seakan sedang memikirkan sesuatu. "Siapa namamu?" Gadis itu membulatkan matanya terkejut. Ada senyum kecil yang terlihat di wajah Woohyun. Gadis itu terlihat manis saat terkejut. "Bagaimana aku harus memanggilmu? Gadis keringat? Gadis sapu tangan atau...."
"Chorong, Park Chorong." Woohyun pun tersenyum lebar. Hatinya seakan terselumuti dengan kehangatan ketika mengetahui nama gadis itu. Ada seberkas cahaya yang menyelip di kehidupan Woohyun. Harapan itu perlahan muncul- ia bisa memiliki kehidupan baru bersama gadis itu.
Memikirkan tentang Chorong sedikit saja, membuat Woohyun masuk ke dalam perangkap labirin yang menyesatkan. Woohyun tidak pernah berhasil keluar dari perangkap labirin itu. Semakin lama perangkap itu sangat menyesakkan. Woohyun tersiksa dengan perasaannya. Sudah 10 tahun berlalu, ia tidak mampu melupakan Chorong. Segalanya masih teringat jelas dalam benaknya, mulai dari pertemuannya hingga bagaimana ia dan Chorong berpisah.
"Ayah, ibu, aku mohon mengertilah. Sekali saja aku memohon. Jika aku tak sanggup membawanya kembali padaku, aku..." Woohyun menghentikan kalimatnya. Ada pergolakan dalam dadanya, namun ia harus melakukannya. Ia tidak boleh mundur. Demi melepaskan dari dari rasa sesak di dadanya, ia harus mengambil jalan ini. "Aku bersedia menikahi wanita yang telah kalian tentukan jika aku tidak berhasil membawa Chorong kembali padaku. Pegang kata-kataku ini."
-
AN: Annyeong heheh maaf ya lama banget ini updatenya dan ini sekali update cuma satu chapter hehhehe maafkan saya ya, jujur ini ff sulit banget. Plotnya udah ada dari jaman dulu cuma pas nulis aku ngerasa kayak kuruang pas dan akhirnya aku putar-putar plotnya jadilah ini , semoga suka dan mungkin dalam waktu dekat ff ini bakalan rampung ^^ okay itu saja.
Terimakasih buat kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca, memberikan vote atau komentar , terimakasih ya ^^ it has deep meaning for me XD
Dan semangat nulis ff ini juga berasal dari lagu comeback-nya infinite yang judulnya The Eye XD yay, pada tahu semua kan ya wkwkwk oke itu saja, terimakasih dan sampai jumpa di chapter selanjutnya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[Project Man In Love] Officially Missing You
Fiksi PenggemarAuthor : minariFini / Title : Man In Love 'Officially Missing You' / Main Cast : Nam Woohyun , Park Chorong / Other Cast : Oh Hayoung /Genre :Drama , Fluff, Romance / Rating: Rated M (Mature)/ Lenght: TwoShoot Disclaimer : Cerita FF ini dibua...