Chapter 3 (Kalung Bunga Matahari)

88 13 14
                                    

Gubraakkk ...

Seketika Azka terkejut melihat Eva yang sudah terbaring.
Azka pun langsung membawanya ke UKS yang tak jauh dari tempat mereka sebelumnya.

Setelah beberapa menit ia menunggu di ruangan UKS, seseorang pun datang menghampiri.

"Gimana keadaannya?" tanya Dennis kepada Azka.

"Tenang aja. Dia cuma kecapekan kok. Lo temannya kan? Gue pergi dulu ya" Azka pun mulai menjauh ingin pergi meninggalkan ruangan UKS.

"Ehh tunggu .." kata Dennis.

"Iyah .. Ada apa?" tanya Azka.

"Kamu murid baru yang di kelas tadi kan? Nama gue Dennis. Makasih udah nganterin Eva kesini" kata Dennis

"Santai aja" Azka perlahan berjalan meninggalkan ruangan UKS.

Setelah beberapa menit Azka meninggalkan ruangan UKS.

"Dennis?" Eva pun mulai mencoba untuk bangkit.

"Eva lo mau ngapain? Lo itu belum bisa banyak gerak" cegah Dennis yang sedari tadi memandangi wajah gadis tersebut.

"Lebay taukk. Gue cuma pingsan Dennis Pratama" kata Eva sambil memeggang kepalanya yang masih terasa sakit.

"Ev., lo pasti belum sarapan kan?" tanya Dennis.

"Hehhe gue lupa sarapan dennis." Eva tertawa kikuk

"Evaa!!! Gue uda berapa kali bilang ke elo, jangan karna keasyikan baca buku lo lupa sarapan. Lo mau suatu saat lo udah sukses, tapi tiba-tiba kena penyakit dan langsung mati?!" kata Dennis khawatir.

"Apaan sih Dennis, seram amat omongan lo kayak emaknya kuntilanak taukk" kata Eva sambil mencoba untuk bangkit.

"Makanya jangan lupa makan ev, lo masih mau ngeliat wajah tampan gue lebih lama kan?" tanya Dennis dengan wajah tidak punya rasa bersalah.

"Tampan apaan, ehh iya deh tampan" kata Eva sambil tersenyum meringis kepada Dennis. Senyuman Eva ada maksud yang terselubung.

"Gue tau apa maksud lo. Kalau bilang tampan gini pasti ada maunya" kata Dennis.

"Laperrr" kata Eva sambil menunjukkan wajah sedihnya.

"Lo tau kan gue paling gak bisa liat wajah lo kalau lagi kayak gini" kata Dennis mulai merasa kesal akan godaan sahabatnya.

"Hehehe" tawa Eva kikuk.

"Yaudah tunggu bentar, gue beliin makanan" kata Dennis pasrah.

"Uluu,, ulu.. Beruntungnya gue mempunyai sahabat yang paling tampannnnnnnnnn di sekolah" kata Eva dengan menekankan kata tampan.

"Akhh lo kalau dibeliin makanan aja baru bilang tampan, dasar licik" kata Dennis lalu pergi meninggalkan Eva.

**

Bel pertanda pulang pun berbunyi.

"Ev, maaf yaa. Gue gak bisa antar lo pulang hari ini, tiba-tiba tadi si olive bilang kerja kelompok sekarang" kata Dennis.

"Yaudah, gue bisa pulang sendiri" kata Eva yang sedari tadi memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, dan segera bangkit.

"Hati-hati lo ya, gue pergi dulu! byee kubuk" Dennis pun pergi meninggalkan ruangan kelas. Tinggal beberapa siswa yang masih berada di kelas, termasuk Eva dan Azka.

"Gimana kalau lo pulang bareng gue?" kata Azka yang menghampiri Eva.

"Bisa juga lo baik?" tanya Eva dengan sinis.

"Ya bisalah. Berhubung kondisi lo tadi kurang fit. Kasihan gue liat lo. Mau gak lo? Kalau gak mau juga gak papa sih" kata Azka yang langsung mengalihkan pandangannya.

"Ada mau nya ya lo? Gue gak mau" kata Eva lalu pergi meninggalkan Azka.

"Waitt.. apa tadi itu penawaran gue ditolak? Wahh ini pertama kalinya gue ditolak. Sialan tuh cewek" kata Azka pergi meninggalkan ruangan.

**

Azka menatap kalung yang menggambarkan bunga matahari. Azka langsung teringat dengan peristiwa ketika ia masih kecil. Seseorang yang berusia sama dengannya memberikan kalung matahari.

"Lo dimana sekarang? Tau gak, sekarang aku masih belum bisa bersinar seperti matahari. Aku masih dihantui dengan bayangan masa lalu" ucap Azka sambil memeggang kalung itu.

Tiba-tiba Lina datang menghampiri.

"Azka, pergi yuk. Gue bosen di rumah"
Kata Lina , sahabat Azka sejak  berusia 10 tahun, tepatnya ketika Azka pindah ke Bandung.

"Gue lagi gak mood lin" kata Azka masih melihat kalung itu.

"Cewek itu lagi? Azkaa azkaa kasihan banget sih lu. Sekalipun dia masih hidup sekarang, dia gak bakalan ingat sama lo lagi" kata Lina.

"Tapi gue selalu ingat sama dia lin" kata Azka sambil memandang kalung itu.

"Mulai deh lebatnya" kata Lina lalu bangkit menghampiri Azka dan menarik tangan Azka keluar.

"Apaan sih lin. Gue gak mood keluar" kata Azka pasrah akan tarikan dari sahabatnya.

"Bentar lagi bakalan ada mood lo" kata Lina sambil menghidupkan mesin mobil lalu pergi dengan Azka.








Haii
Sebelumnya gue minta maaf udah edit sebagian ceritanya.
Tetap setia membacanya yaa.

Selamat menikmati.

About Love (Sahabat Dan Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang