2

10.7K 675 23
                                    

Kereta melaju cepat namun penumpang di dalamnya tidak merasa terganggu malah senang karna mereka akan segera sampai ke tempat tujuan.

Sakura memandang sekelilingnya, dia merasa sedikit menyesal kenapa dia malah menerima tiket yang diberikan Ino padanya untuk berlibur. Setengah jam berlalu, kereta yang ditumpangi Sakura sudah sampai di tempat tujuan. Sakura mengangkat tasnya dan berjalan keluar. Udara segar khas daerah pesisir menerpa wajahnya. Sakura segera mencari penginapan di daerah tersebut. Penginapan sederhana yang berada tak jauh dari bibir pantai menjadi pilihannya.

"Apa yang bisa saya bantu, nona?" tanya pemilik penginapan dengan nada ramah.

Sakura tersenyum pada wanita muda di depannya.

"Aku ingin memesan kamar satu hanya untukku," kata Sakura dengan nada ramah pula.

Wanita muda tersebut menulis sesuatu di bukunya lalu memberikan kunci pada Sakura.

"Nona Haruno Sakura?"

Sakura mengangguk.

"Itu kunci anda,"

"Terima kasih,"

Sakura langsung pergi ke kamarnya. Suasana di kamar Sakura juga tak kalah bagus dari pemandangan di luar sana. Perabot dan barang-barang lainnya tersusun rapi dan jendela besar itu langsung menyajikan pemandangan laut lepas. Ah, Sakura harus menarik pikirannya tadi di kereta.

Sakura mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Dia lalu pergi ke luar penginapan. Sakura bermain dengan ombak, merasakan dinginnya air laut membelai kakinya yang telanjang. Sakura berhenti sebelum matahari tenggelam.Dia mandi dan berganti baju di penginapan lalu pergi makan di kedai makanan laut yang berada di samping penginapan saat malam menjelang.

Daerah tersebut cukup sepi bagi jika dibilang sebagai daerah wisata tapi Sakura menyukainya. Dia membutuhkan ketenangan.

"Nona, ingin apa?" tanya pria paruh baya pemilik kedai.

"Cumi panggang," jawab Sakura, tidak sengaja dia melihat anak kecil yang tampak merasa senang ketika memakan cumi bakar.

Sakura keluar membawa cumi yang ditusuk tersebut. Sambil makan dia kembali ke pantai menikmati bulan purnama. Mata Sakura membesar saat melihat seluet pria berjubah hitam yang duduk di bangku yang berada lima meter dari tebing yang menghadap ke laut. Cumi panggangnya terlepas dari genggaman. Dia sedikit berlari menghampiri pria itu.

"Sakura,"

Sebelum Sakura memanggil nama pria itu, dia sudah mengucapkan namanya terlebih dahulu.

"Sasuke-kun!"

Sasuke memandang Sakuta dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca.

Sakura tersenyum lebar, tidak menyangka dia akan bertemu Sasuke di tempat tersebut. Setelah itu Sakura duduk di samping Sasuke.

"Bagaimana bisa kau berada di sini?" tanya Sakura memandang Sasuke yang buang muka dengan memandang ke laut.

"Ada sesuatu yang harus aku lakukan, aku hanya singgah di sini," jawab Sasuke datar.

"Lalu kenapa kau di sini?'

Sakura sedikit terkejut, tidak menyangka Sasuke akan bertanya kepadanya.

"Aku berlibur disini,"jawab Sakura, berharap suaranya tidak gugup.

Hening untuk sesaat, hanya suara debur ombak memecah karang yang terdengar. Sakura tidak bisa melepaskan pandangannya dari bulan purnama yang sedang menyinari dunia. Purnama itu mengingatkannya pada masa lalu ketik Sasuke meninggalkan desa untuk pertama kali. Sakura menoleh ke arah Sasuke. Pria itu masih sama tampan dan keras seperti biasanya. Terdapat gurat keseriusan di wajahnya, Sasuke telah tumbuh dewasa bukan hanya fisiknya tapi sikap juga.

"Bulan purnama ini indah, ya?" Sakura membuyarkan keheningan.

"Iya,"

Sakura tidak bisa untuk tidak tersenyum. Seberapa waktu Sasuke selalu pergi dia akan tetap menyimpan perasaannya pada pria itu. Sakura tahu dia tidak punya harapan sama sekali dalam hubungannya dengan Sasuke tapi dia tahu cinta tidak harus bersama, Sakura tidak meminta Sasuke menerima cintanya dia hanya ingin Sasuke berada di jalan yang bercahaya dan tidak akan kembali ke jalan kegelapan.

"Ini seperti kencan, ya?" tanpa berpikir Sakura mengucapkan apa yang berada di dalam hatinya.

Sasuke terbatuk.

Sakura memandang Sasuke dengan tatapan bingung.

"Kenapa?"

Wajah Sakura langsung memerah seperti tomat. Apa yang dia katakan tadi?
Sakura memalingkan wajahnya dari Sasuke, berusaha untuk tidak menatap matanya.

Tanpa disadari Sakura, Sasuke tersenyum tipis dan hatinya bergejolak. Ah, kencan pertama, ya? ini tidak akan dilupakannya.

"Apa kau akan pergi lagi?" tanya Sakura beberapa menit kemudian.

Sasuke bangkit dari duduknya.

"Iya,"

Sakura ikut berdiri, dia menatap Sasuke seperti saat pria itu akan meninggalkan desa.

"Kapan kau kembali?" tanya Sakura.

Sasuke menghela nafas pelan. Dia juga tidak tahu.

"Aku tidak tahu,"

Berikutnya, jantung Sakura berdetak sangat cepat dan pipinya merona. Sasuke kembali mengetuk dahinya.

"Sampai jumpa," setelah itu Sasuke pergi meninggalkan Sakura.

Tanpa Sakura dan Sasuke sadari ada seorang wanita yang mengintip mereka sejak Sakura menghampiri Sasuke. Wanita itu adalah sahabat Sakura sendiri, Ino.

BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang