Chapter 1 " Aku Kembali "

220 20 18
                                    

Clara pun mulai menggambar pola tersebut. Pola yang sama seperti di buku. Para perempuan pun mulai duduk di segitiga bagian dalam. Sedangkan para lelaki mulai duduk di bagian luar. Mereka mulai meletakkan lilin di bagian yang masih kosong. Dua buah lilin yang menyala sangat terang di gelapnya ruangan itu. Mereka pun mulai membaca kalimat sesuai dengan buku.

" Bangkitlah Dimas! Kami menginginkan kehadiranmu. Bangkitlah dengan darah kami sebagai pengorbanannya, " mereka mengucapkan itu bersama-sama.

Kemudian Rahma mengeluarkan cutter dari sakunya dan mulai mengiris tangannya. Tangannya pun berdarah, kemudian ia teteskan darah itu ke dalam segienam tersebut. Kemudian ia memberikan cutter tersebut ke seluruh temannya. Mereka pun melakukan hal yang sama. Setelah semua orang memberikan darahnya mereka menaruh minyak melati di dekat tetesan darah itu. Beberapa detik kemudian sinar putih mulai muncul dari tengah-tengah mereka. Kemudian muncul sesosok lak-laki memakai baju putih.

" Hai. Terima kasih, " kata sosok itu sambil tersenyum.

***

Pagi ini Yani mulai bersiap-siap. Kelas mereka akan mengadakan acara perpisahan. Mungkin lebih tepatnya pesta perpisahan. Ia pun mulai mengendarai motornya ke rumah temannya. Disanalah mereka berkumpul. Sesampainya disana ia mengahampiri Raihan, pacarnya.

" Han, Apa benar kalau grup aneh nggak ikut? " tanya Yani.

" Lo pengen mereka ikut dan membuat suasana jadi buruk? Kalau gue mendingan nggak usahikut daripada ada mereka, " jawab Raihan dengan ketus.

" Nggak gue Cuma mau tanya. Kalau mereka ikut gue bakal langsung pulang, " jawab Yani tak kalah ketusnya.

" Ooo... " jawab Raihan tanpa ekspresi.

Percakapan mereka pun terhenti saat Sandy berdiri dan mulai menjelaskan runtutan acara yang akan mereka lakukan di Resort Melati. Setelah Sandy menjelaskan semuanya secara rinci, mereka pun mulai berangkat kesana.

Sesampainnya disana, mereka semua masuk ke dalam resort. Sandy pun mulai mengajak mereka semua berfoto. Mereka pun berbaris dan merapikan diri. Saat Sandy mulai menekan tombol kamera, tiba-tiba lampu dalam resort mati. Mereka pun terkejut. Sebab meski masih siang, resort itu tetap gelap karena rimbunnya beringin yang tumbuh di depan resort. Beringin itu bahkan telah menutupi seluruh resort sampai tak ada celah untuk cahaya masuk. Beberapa menit kemudian lampu menyala. Tapi ada sebuah keanehan. Sandy menghilang. Mereka pun mulai mencari Sandy. Keanehan pun kembali terjadi, tak hanya Sandy yang menghilang, pintu dan jendela pun tak dapat terbuka. Mereka pun menjadi panik. Nabila mencoba menghubungi pihak resort. Tapi apa daya, tak ada sinyal disana. Sinyal tiba-tiba lenyap dan menghilang. Kemudian sebuah line masuk di grup kelas. Nabila pun membacanya.

" Hai teman-teman. Apa kalian rindu padaku. Tak usah khawatir sebentar lagi kalian semua akan bisa bertemu denganku, " baca Nabila dalam hati.

Nabila pun terkejut setelah melihat siapa pengirimnya. Itu dari Dimas. Temannya yang telah mati.

" Guys! Apa kalian dah baca line grup? " tanya Nabila.

" Udah. Tapi kan nggak mungkin. Dimas udah mati. Nggak mungkin dia bisa mengirim pesan. Lagi pula disini nggak ada sinyal. Bagaimana line bisa masuk? " kata Fia panjang lebar.

***

Sandy pun tersadar. Ia mulai siuman setelah pingsan. Tapi setelah ia bangun, ia baru tersadar bahwa dirinya sedang terkurung dalam sebuah aquarium. Ia pun mulai menendang-nendang aquarium itu. Tapi sekuat apapun ia berusaha, kaca aquarium itu tak kunjung pecah. Beberapa detik kemudian muncul suara.

" Hai Sandy! Lo rindu gue nggak? " kata sosok yang muncul dari balik dinding.

" Dim...mas... itu beneran lo? " kata Sandy tak percaya.

" Kalau iya kenapa? " tanya Dimas.

" Lo kan udah mati setahun yang lalu. Apa lo itu hantunya Dimas? " jawab Sandy.

" Sandy... Sandy... Lo itu masih suka banyak omong ya. Oh, ya, gue mau tanya apa lo juga masih suka renang kayak dulu? " tanya Dimas.

" Ya masih lah. Gue kan ahlinya renang. Nggak kayak lo gak bisa renang, " kata Sandy dengan sombongnya.

" Ooo... Jadi lo masih ingat kan waktu lo bully gue dulu? " tanya Dimas.

Ingatan Sandy pun melayang ke kejadian setahun yang lalu.

Dimas tak pernah bisa berenang. Ia selalu mencoba berenang tapi apa daya tak kunjung ia mendapatkan bakat berenangnya. Suatu hari ia bertemu dengan Sandy. Ia melihat cara Sandy berenang. Ia pun mulai mencoba cara itu. Tapi tetap saja tak ada kemajuan dari dirinya. Ia pun memberanikan diri untuk meminta bantuan Sandy.

" Sandy, mau nggak lo ngajarin gue caranya renang? " tanya Dimas.

" Kalau gue ngajarin lo renang, umur gue 200 tahun baru lo bisa renang. Lo itu kan paling nggak bisa renang. Udah pergi sana cari orang lain. Dasar CUPU! " jawab Sandy dengan ketusnya.

Dimas pun pergi setelah mendengar omongan kasar dari Sandy.

" Ingat kan waktu itu? Coba sekarang lo buktikan kehebatan lo dalam renang dan tahan napas, "

Setelah itu sosok Dimas pun menghilang. Tiba-tiba keluar air dari celah kecil di bawah aquarium. Sandy pun mulai panik dan mencoba keluar. Air semakin banyak dan kaca itu pun tak bisa pecah. Saat air telah mencapai batas, Sandy pun mencoba menahan napas. Tapi apa daya, ia pun akhirnya mati karena kehabisan napas.

***

Semua orang telah berusaha mencari Sandy. Tapi tak ada yang menemukannya. Tiba-tiba semua orang terkejut setelah sebuah line masuk lagi. Ayu pun mulai membuka line tersebut.

" Hai teman-teman! Permainan sudah dimulai. Babak pertama dalam gameku sudah selesai kini aku tinggal melanjutkan ke babak selanjutnya, " baca Ayu dalam hati.

Beberapa detik kemudian sebuah gambar masuk ke grup line. Gambar Sandy yang mati kehabisan napas dalam sebuah aquarium. Semua orang menjadi panik. Beberapa diantara mereka menangis. Hilmi yang tak percaya pun mulai berteriak dan mengamuk.

" Apa apaan semua ini. Apa ada orang yang mau pura-pura jadi Dimas dan menghabisi kita semua? " katanya dengan nada yang tinggi.

Nabila pun mulai memanggil semua temannya untuk berkumpul dan membahas masalah ini bersama. Tapi setelah mereka semua berkumpul, mereka baru menyadari bahwa beberapa teman mereka menghilang.

" Tunggu. Dimana Vincent, Djuadi, Alpha, Grego, dan Satria? " tanya Nabila dengan panik.

" Ga tau, La. Mereka tadi perginya kan bareng-bareng pas nyari Sandi, " jawab Fia, sahabat Nabila.

" Ya udah sekarang kita cari mereka berlima. Tapi ingat jangan pergi sendirian. Kalau semua ini telah direncanakan, pasti mereka sengaja membuat kita panik dan berpisah. Jadi gue harap lo semua mau cari bareng-bareng, " jelas Nabila.

" Gue nggak mau ah, La. Gimana kalau orang itu nangkap kita pas kita lagi cari mereka? " kata Lia.

" Ya udah kalau lo nggak mau ikut cari gak apa-apa. Tapi jangan salahin gue kalau tiba-tiba pembunuh itu nangkap lo pas lo lagi sendirian. Mau lo jadi target berikutnya? " tanya Nabila.

" Ya udah deh. Gue ikut, " jawab Lia.

" Ya udah sekarang buat grup besar dan kita cari mereka sama-sama. Hilmi, lo bisa bawain kameranya Sandy kan? " tanya Nabila.

" OK! Bisa kok, " jawab Hilmi sambil mengacungkan jempolnya tanda ia setuju.

" OK! Sekarang kita berangkat cari mereka, " kata Nabila.

***

" Hahahaha... Permainan sebenarnya baru saja dimulai, " kata seseorang yang sedang duduk di ruang pengawas CCTV.

TBC (To Be Countinued)

Terima Kasih sudah baca BFF semoga kalian terhibur. Maaf kalau ada salah kata atau ejaan. Maklum masih pemula.

Jangan lupa Vote and Comment ya.

BFF (Bad Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang