Chapter 6 " Ruang Kunci "

26 9 0
                                    


Firdaus tersadar dari pingsannya. Ia melihat Yanti dan Hani masih tak sadarkan diri di sampingnya. Ia pun mencoba membangunkan mereka. Setelah mereka bangun, mereka mencoba untuk berdiri. Mereka pun melihat ke sekeliling. Mereka yakin sekarang mereka berada di gudang. Kemudian mereka melihat sebuah kertas di atas meja. Mereka pun melihat isi kertas tersebut.

" Selamat kelompok 3. Karena kalian sudah menemukan benda yang bisa mengantar kalian lebih dekat dengan kunci. Atau mungkin bisa disebut sebagai jalan pintas. Gue akan kasih clue buat kalian agar bisa menemukan kunci di sini. Cluenya seperti ini ' Aku berada dalam kantong baju. Aku basah karena air. Aku terkurung dalam sebuah aquarium, " kata Hani mencoba membaca surat tersebut.

" Aneh ya. Biasanya dia kan ngirim line, kenapa sekarang surat? " tanya Firdaus.

" Gue juga nggak tahu. Mungkin dia pengen agar yang lain nggak tahu kalau kita bakalan nemuin kunci lebih dahulu, " kata Yanti.

" Udah-udah nggak usah dipikirin. Yang penting sekarang kita harus segera cari kunci dan keluar dari sini, " kata Hani.

Mereka pun mulai menyebar. Mencari ke setiap sudut ruangan. Mereka mencari tiap kotak. Berharap disana mereka menemukan aquarium yang dimaksud. Saat sedang sibuk mencari, tak sengaja tubuh Yanti menabrak sebuah meja. Di atas meja tersebut terdapat sebuah benda yang tetutup kain hitam. Mereka ragu jika benda yang dimaksud berada di balik kain tersebut. Akhirnya mereka mencoba membuka kain itu bersama-sama.

" Satu... Dua... Ti... GA, " kata mereka sambil menarik kain hitam itu bersama-sama.

Mereka pun terkejut melihat apa isi dari kotak tersebut. Memang itu adalah kotak aquarium. Tapi apa yang ada di dalam aquariumlah yang membuat mereka terkejut setengah mati. Di dalam aquarium tersebut terdapat mayat Sandy yang mati kehabisan nafas. Seketika Hani dan Yanti menjerit ketakutan. Firdaus yang melihat hal tersebut secara langsung pun tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Kakinya terasa lemas. Tubuhnya kaku bagaikan batu. Seketika ia pun tak dapat menjaga keseimbangannya lagi dan terjatuh. Ia melihat Hani dan Yanti mulai menangis. Setetes demi setetes air mata mulai mengalir dari mata mereka. Firdaus pun mencoba bangkit. Ia mencoba berdiri dan menenangkan teman-temannya.

" Udah nggak usah nangis. Mungkin semua ini memang sudah takdir dari tuhan. Kita udah nggak bisa berbuat apa-apa. Yang terpenting sekarang adalah kita segera cari kunci itu dan keluar dari rumah setan ini, " kata Firdaus sambil menepuk-nepuk pundak temannya sebagai cara untuk menenangkan mereka.

" Ya. Kita harus keluar dari tempat ini. Gue pengen banget kasih pelajaran buat orang yang udah lakuin semua ini, " kata Yanti dengan nada lumayan tinggi.

" Ya. Gue nggak akan maafin orang yang udah ngelakuin ini semua, " kata Hani yang mulai tersulut emosi juga.

" Han, lo bawa kan surat tadi? " tanya Firdaus.

" Ya. Kenapa? " balas Hani.

" Gue pinjem dong. Gue mau mastiin satu hal, " kata Firdaus.

" Ini, " kata Hani sambil menyerahkan surat tersebut.

Firdaus pun mulai membaca surat itu lagi. Ia membacanya dengan sangat teliti. Ia berharap bisa menemukan jalan keluar dari semua masalah ini.

" Ooo... Jadi bener yang gue duga. Guys kunci itu ada di dalam sini, " kata Firdaus sambil menunjuk aquarium tersebut.

" What?!?! " kata Hani dan Yanti terkejut mendengar apa yang dikatakan Firdaus.

" Ya. Pertama, kenapa Dimas bawa kita ke tempat ia membunuh Sandy. Kedua, kenapa dia menyuruh kita mencari aquarium padahal di dalam gudang ini tak ada satu pun aquarium selain ini. Ketiga, Dimas pasti punya alasan kenapa clue yang dibuatnya berbunyi seperti ini, " jelas Firdaus.

" Bener juga sih. Tapi masa kunci itu ada di dalam sana? " tanya Hani karena masih agak ragu dengan penjelasan Firdaus.

" Oke. Lebih baik kita coba cari di sini terlebih dahulu, " kata Firdaus. " Apa kalian lihat besi atau apa pun itu buat mecahin kaca ini? " lanjutnya.

" Hm... Di sana " kata Yanti menunjuk sebuah besi yang berukuran lumayan besar.

Firdaus pun mengambil besi itu.

" Us, lo beneran yakin? " tanya Hani tentang keputusan Fisdaus.

" Ya. Gue 100% yakin, " jawab Firdaus.

Ia pun memukulkan besi tersebut ke kaca aquarium. Kaca tersebut mulai retak. Ia memukulnya lagi. Retakan di kaca tersebut semakin melebar. Ia memukulnya sekali lagi. Beberapa tetes air pun mulai keluar dari aquarium tersebut. Dan saat ia memukulnya sekali lagi, kaca tersebut pun pecah. Air yang ada di dalamnya pun keluar. Mayat Sandy yang awalnya mengambang pun mulai turun dan akhirnya tergeletak di dasar aquarium. Mereka mencoba memindahkan mayat Sandy ke lantai.

" Sekarang kita cek setiap saku di baju Sandy! " kata Firdaus.

Mereka pun mengecek setiap saku. Mulai dari saku depan baju sampai saku bagian bawah baju. Tapi mereka tak menemukan apa pun.

" Coba cek saku celana! " lanjutnya.

Saat mereka mencoba mencek saku celana, tiba-tiba Hani merasakan sesuatu di dalam saku tersebut. Ia pun mencoba mengambil benda itu. Dan ternyata benar yang dikatakan Firdaus. Itu adalah kunci untuk lantai 1.

" Wah, bener ternyata. Ini kunci untuk lantai 1. Syukurlah akhirnya ketemu, " kata Hani lega.

" Sekarang kita cepetan pergi ke tangga dan segera buka kuncinya! " kata Firdaus.

" Hm... Bagaimana dengan mayat Sandy? " tanya Yanti.

" Mau bagaimana lagi. Kita terpaksa harus ninggalin mayatnya di sini. Kita kan nggak bisa bawa mayatnya. Itu semua akan sia-sia, " jawab Firdaus.

" Hm... Ya sudah deh kalau gitu. Tapi paling nggak kita tutup pakai kain hitam ini saja, " kata Yanti.

" Oke, " jawa Firdaus.

Mereka pun menutup mayat Sandy dengan kain hitam tersebut.

" Sandy. Gue harap lo tenang di sana, " kata Firdaus setelah menutup mayat Sandy dengan kain.

" Amin, " kata Hani dan Yanti bersamaan.

" Oke, sekarang kita segera pergi ke tangga, " kata Firdaus.

" Ya, ayo kita selesaikan semuanya, " kata Hani

***

" Sesuai rencana. Setelah ini mereka akan pergi ke lantai berikutnya, " kata seseorang yang sedang duduk di ruang pengawas CCTV.

TBC (To Be Countinued)

Terima Kasih sudah baca BFF semoga kalian terhibur. Maaf kalau ada salah kata atau ejaan. Maklum masih pemula.

Jangan lupa Vote and Comment ya.

BFF (Bad Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang