Chapter 16 " Terbakar "

16 8 0
                                    


Mereka pun memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut. Raihan bereda di depan Yanti dan Hani. Mereka bertiga berjalan beriringan dan saling berpegangan tangan. Tiba-tiba dari arah belakang mereka muncul ranting-ranting yang menjulur ke depan dan hampir menusuk mereka. Beruntung, mereka bisa menghindar tepat pada waktunya.

" Ranting apa ini? " tanya Raihan setelah bisa menghindari ranting tersebut.

" Gue juga nggak tahu. Tapi kalau dilihat-lihat sepertinya familiar, " kata Yanti menjawab Raihan.

" Wait! Jangan-jangan ini... " kata Hani mencoba menebak-nebak.

Belum sampai Hani selesai berbicara, tiba-tiba monster tanaman itu sedah di dekat mereka.

" Tuh kan benar. Ini tangan monster tanaman, " kata Hani.

Monster itu pun langsung menarik tangannya kembali. Tangannya mengecil ke ukuran semula. Tiba-tiba ia kembali menjulurkan tangannya. Ranting-ranting itu menjulur ke arah mereka.

" Menghindar, " kata Raihan mencoba memperingatkan teman-temannya.

Mereka pun berhasil menghindari ranting tersebut. Beberapa saat kemudian monster tersebut kembali menyerang. Mereka pun menghindar lagi. Saat Yanti mencoba menghindar, tiba-tiba ia terjatuh.

" Awww... Sakit, " katanya kesakitan.

Raihan pun menghampiri Yanti dan mencoba membantunya berdiri. Tapi tanpa ia sadari, ranting itu kembali menjulur dan mengenai punggungnya. Seketika monster itu langsung menghisap darahnya dan mebuatnya mulai kehabisan darah. Yanti yang melihat hal itu pun langsung ketakutan. Ia begitu takut dan sedih melihat Raihan akan mati. Hani pun menarik tangan temannya itu untuk segera pergi. Yanti pun hanya bisa mengikuti Hani. Ia sadar jika dirinya tak akan pernah bisa membantu Raihan. Ia hanya akan menjadi inang bagi Raihan.

***

" Oh, ya. Gue lupa. Fa, lo belum jadi anggota kelompok kita, kan? " tanya Nabila.

" Oh, ya. Duh, gimana ini? Udah hampir 30 menit. Ada yang tahu cara mengganti anggota kelompok? " kata Ifa mencoba bertanya pada teman-temannya.

" Gue nggak tahu, Fa, " kata Fia menjawab pertanyaan Ifa.

" Hm... Gue juga nggak tahu, Fi. Setahu gue cuma Yanti yang pernah ganti anggota kelompok, " kata Nabila.

" Yah, terus gimana ini? " tanya Ifa. " Gimana kalau kita coba PC (Privat Chat) Dimas? " lanjutnya.

" Oke. Gue coba, ya, " kata Nabila.

Ia pun mencoba mengetik beberapa kata di kolom chat Dimas.

" Dimas, gue mau tanya gimana cara mengganti anggota kelompok? " ketiknya disana.

Tiba-tiba sebuah line kembali masuk. Ia tak pernah menyangka Dimas bisa membalas chatnya.

" Tulis nama orang yang mau lo ganti, " kata Nabila mencoba membaca chat tersebut.

Ia pun segera mengetik nama Ifa dan menggantinya dengan Ayu. Beberapa saat kemudian sebuah line masuk di grup line.

" Selamat, Ifa dari kelompok 4 sudah diganti dengan Ayu dari kelompok 5, " kata Nabila membaca chat tersebut.

' Ooo... Jadi begini cara Yanti mengganti anggota kelompok? ' pikir Nabila dalam hati.

Nabila masih menyimpan rasa marah dan dengkinya pada Yanti. Ia berharap dirinya tak bertemu dengan Yanti lagi.

***

Hani dan Yanti terus berlari. Dari belakang mereka, terus menjulur ranting-ranting yang ingin meraih mereka. Saat mereka sedang berlari, mereka melihat ada beberapa orang di koridor lorang tersebut. Mereka pun mempercepat langkah. Mereka berharap, orang-orang itu bisa menolong mereka. Setelah semakin dekat, Yanti baru sadar jika itu adalah Nabila. Ia pun bingung. Pasti Nabila tak akan pernah memaafkannya apalagi membantunya. Tapi ia tak punya pilihan. Ia tak ingin mengorbankan nyawa Hani. Ia pun hanya bisa pasrah dan tetap berlari ke depan. Ia harap Nabila mau membantunya.

***

Nabila mendengar suara derapan kaki menuju arahnya. Ia pun melihat ke belakang dan melihat Hani dan Yanti yang sedang berlari. Ia juga melihat ada beberapa ranting-ranting tanaman yang menjulur-julur mencoba menangkap mereka.

" Guys lihat! Bukankah itu Hani dan Yanti? " kata Nabila pada Ifa dan Fia.

" Iya. Benda apa itu yang mencoba menangkap mereka, " tanya Fia.

" Jangan-jangan itu monster tanaman? " tebak Ifa.

" Bisa jadi. Kita harus bersiap-siap, " kata Nabila.

" Bil, lo mau bantu mereka? Ingat apa yang dilakukan mereka pada kelompok kita? Dia udah ganti Raihan dengan Firdaus. Dan sekarang dimana Raihan? Jangan-jangan karena mereka, Raihan juga mati. Apa lo masih mau bantu mereka? " tanya Fia menanyakan keputusan Nabila.

" Hm... Mau bagaimana lagi? Gue nggak bisa biarin mereka mati. Untuk masalah itu, nanti kita urus setelah mereka selamat. Lagi pula kalau mereka mati karena monster itu, itu artinya gue nggak bisa balas dendam nanti, " jelas Nabila.

Fia pun akhirnya setuju dengan pendapat Nabila. Mereka berniat membantu Hani dan Yanti. Saat Hani dan Yanti mulai dekat, mereka pun bersiap-siap.

" Fi, siapin korek dan lenteranya, " kata Nabila.

" Jangan bilang lo mau gunain semuanya, " kata Fia.

" Nggak ada pilihan lagi. Kalau kita nggak gunakan lenteranya, apinya nggak akan cukup besar, " kata Nabila.

" Tapi, Bil. Gimana nanti kalau kita ketemu monster yang seperti malaikat maut? Kita mau lawan dia pakai apa? " tanya Ifa.

" Udah kalian percaya aja. Lagi pula gue kan udah bilang kalau kita tetap akan menggunakan rencana hide and seek kita. Jadi akan sama saja saat kita punya lentera atau nggak, " jelas Nabila.

" Hm... Oke. Ya sudahlah, " kata Fia pasrah.

Hani dan Yanti pun sudah di dekat mereka. Nabila pun menyuruh mereka bersembunyi di belakangnya. Yanti pun tak percaya. Nabila masih mau membantunya setelah apa yang ia lakukan. Ia pun merasa sangat bersalah. Ranting-ranting itu pun juga mendekat. Ketika akan menyerang mereka, Nabila menyuruh teman-temannya untuk menyingkir.

" Minggir. Kita harus buat monster itu mendekat dulu baru kita serang, " jelas Nabila.

Mereka pun mengikuti perintah Nabila. Mereka terus menghindari serangan monster itu sampai monster itu mendekat. Ketika monster itu mendekat, Nabila pun memulai rencananya.

" Fi, lempar lenteranya! " peritah Nabila.

Fia pun melempar lentera itu tepat ke arah monster itu. Lentera itu pun seketika pecah. Karena belum digunakan, minyak yang ada di dalam lentera masih penuh. Minyak itu pun menyiram seluruh tubuh monster itu.

" Sekarang, lempar korek apinya! " perintah Nabila lagi.

Ifa pun menghidupkan korek api itu dan melemparnya ke monster itu. Seketika monster itu terbakar dalam kobaran api.

***

" What?!?! Kalian membakar monster tanaman? " kata seseorang yang sedang duduk di ruang pengawas CCTV.

TBC (To Be Countinued)

Terima Kasih sudah baca BFF semoga kalian terhibur. Maaf kalau ada salah kata atau ejaan. Maklum masih pemula.

Jangan lupa Vote and Comment ya.

BFF (Bad Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang