Chapter 28 " Niat Terselubung "

19 7 0
                                    


Putri pun masih berlari. Ia mencoba mempersingkat waktu agar bisa menemukan kunci itu secapatnya. Tak lama kemudian ia melihat jam yang ada di handphonenya.

" Ok. tinggal 10 menit. Waktu yang cukup buat gue pecahin teka teki, " katanya.

Putri pun bergegas pergi ke salah satu ruangan. Ia segera mengambil kertas teka teki itu dan mencoba memecahkannya. Ia membca teka teki tersebut.

" Aku mempunyai berbagai macam jenis. Tapi tugasku hanyalah satu. Memastikan dirimu tetap hangat dalam pelukanku. Aku membuat hawa panas tetap berada di dekatmu. Dan membiarkan hawa dingin menusuk diriku. Satu hal tujuanku yaitu memastikan dirimu tetap berada dalam kehangatan, " kata Putri membaca teka teki tersebut.

Ia pun berpikir sejenak.

" Hm... Benda yang selalu menghangatkan gue itu... Jaket. Iya bener jaket. Jaket memastikan gue tetep hangat dalam pelukannya dan membiarkan hawa dingin menusuk dirinya agar gue tetp hangat. Bener, jawabannya jaket, " kata Putri senang bisa memecahkan teka teki tersebut.

Pintu itu pun terbuka. Putri segera masuk ke dalam ruangan tersebut dan duduk di salah satu kursi. Tak lama kemudian sebuah line muncul. Ia pun membaca line tersebut. Line tersebut berisi pemberitahuan jika Nabila mendapatkan batu penukar jiwa.

" Ih, kok dia lagi, sih. Dia selalu aja dapat benda yang bagus. Kalau bisa gue ambil itu batu kehidupan. Kan lumayan. Fungsinya berguna banget buat gue. Kalau gue sekarat, gue tetep bisa hidup dengan menukar jiwa gue dengan jiwa orang lain. Fix, kalau gue ketemu Nabila, gue ambil batu penukar jiwa itu, " katanya menyusun rencana.

Setelah itu ia beristirahat sejenak. Melepaskan rasa lelah telah membunuh 2 orang sekaligus. Mungkin salah satunya adalah hantu, tapi yang satu adalah temannya sendiri. Ia pun tak merasa bersalah sedikit pun. Ia menganggap itu adalah caranya bertahan hidup. Tak lama setelah istirahat, ia melihat jam lagi.

" Oke, cukup. Waktunya gue cari Nabila, " katanya.

Ia pun berdiri dan bergegas pergi ke depan pintu. Ia mengambil kertas teka teki tersebut dan mulai membacanya.

" Aku bergelantungan di tanganmu. Aku membuat penampilanmu semakin indah dan keren. Tapi bukan itu tugas utamaku. Aku membuatmu tahu tentang waktu. Saat kau sedang buru-buru, kau selalu melihatku. Memastikan dirimu tak terlambat datang ke suatu tempat, " kata Putri membaca teka teki tersebut.

Ia pun berpikir sejenak.

" Hm... Benda apa, ya? Membuatku tahu tentang waktu. Jam? Dan jam yang bergelantungan di tangan adalah... Jam tangan. Iya, bener. Jam tangan bergelantungan di tangan. Ia membuat penampilan lebih keren dan memberitahu tentang waktu. Saat seseorang sedang terburu-buru, ia akan selalu melihat jam tangan untuk memastikan dirinya tak terlambat. Iya, bener, jawabannya adalah jam tangan, " kata Putri senang bisa memecahkan teka teki tersebut.

Pintu itu pun terbuka. Putri segera pergi dari tempat itu dan melanjutkan perjalanannya. Saat ia sedang berjalan, ia melihat ada Ifa, Nabila, dan Fia dari kejauhan. Ia pun berhenti sejenak.

" Apa mereka asli? Atau palsu? Ah, masa bodo. Gue akan tetep bunuh mereka semua, " katanya.

Ia pun berlari berniat untuk menyerang Ifa yang sedang berjaga-jaga. Ifa yang terkejut pun langsung menangkis serangan tersebut. Nabila dan Fia pun terkejut. Nabila segera mengambil cermin dan melihat bayangan Putri. Benar saja. Bayangan yang terpantul adalah bayangan Putri yang asli. Nabila pun mencoba memberi tahu Putri jika mereka juga asli.

" Put, gue tahu lo it Putri yang asli, kita juga asli, Put. Lo harus percaya sama kita, " kata Nabila.

" Gue nggak percaya sama lo semua, " kata Putri sambil terus menyerang Fia.

" Put, gue bisa buktiin kalau kita itu asli, " kata Nabila mencoba meyakinkan Putri.

" Gue tetep nggak percaya, " kata Putri.

Ia tetap teguh pada pendiriannya. Sampai ia teringat dengan chat tadi. Chat yang memberitahukan jika Nabila mendapatkan batu penukar jiwa. Ia pun mencoba meredam emosinya dan mulai mendengarkan perkataan Nabila. Ia ingin bergabung dengan kelompok Nabila. Dengan begitu akan dengan mudah ia mencuri batu penukar jiwa itu dari Nabila.

" Oke, gue mau dengerin penjelasan lo, " kata Putri sambil menghentikan serangannya pada Ifa.

" Hah, syukurlah lo mau dengerin penjelasan kita dulu. Jadi gini. Gue tahu kalau lo asli karena ini, " kata Nabila sambil menunjukkan cermin yang ia pegang.

" Cermin? Lo yakin? " kata Putri tak percaya.

" Iya, cermin. Jadi gini. Teman yang dimaksud Dimas itu adalah hantu. Dan salah satu kelemahan hantu adalah walaupun ia meniru diri kita, bayangan aslinya akan tetap terpantul di cermin. Jadi dengan cermin ini gue bisa tahu orang itu asli atau palsu, " jelas Nabila.

" Hm... Jadi gitu, " kata Putri.

" Put, gimana kalau lo gabung kelompok kita, " ajak Fia.

" Iya, dengan begitu kita akan lebih cepat nemuin kunci, " kata Nabila.

" Iya, gaya pertarungan lo bagus juga. Lo bisa bantu gue jadi bagian pertahanan, " kata Ifa.

" Hm... Oke gue mau, " kata Putri.

Rencananya berjalan mulus. Ia pun bisa masuk ke kelompok Nabila dengan mudah. Dengan begini, jalannya untuk mendapatkan batu penukar jiwa pun akan semakin terbuka.

" Hore, " kata Nabila, Ifa, dan Fia bersamaan.

" Gue jelasin tujuan dan tugas kelompok kita. Jadi gini. Kalau pendapat gue benar, ruangan di lantai 1 sampai 3 itu letak dan denahnya sama. Mereka hanya punya fungsi yang berbeda. Dengan kita menggambar denahnya terlebih dahulu, kita akan lebih mudah menemukan ruangan kuncinya. Jadi, tugas gue adalah menggambar denahnya, Fia tugasnya membukakan pintu agar saat waktu habis kita bisa langsung masuk dan menghemat waktu. Dan tugas lo sama Ifa adalah bagian pertahanan kalau ada hantu lagi. Dan oh, ya. Setahu gue lo pernah dapatin kunci, kan Putri? Kalau gitu kita akan tahu letak ruangan kunci itu dengan mudah, " kata Nabila.

" Hm... Iya gue tahu letaknya sedikit-sedikit. Mungkin memang lebih mudah kalau kita pakai denah, " kata Putri.

" Oke, ayo kita lanjutkan perjalanan dan dapatkan kunci, " kata Nabila.

" Ayo! " kata Ifa dan Fia bersamaan.

***

" Rencana lo yang kali ini berjalan mulus, Putri. Hebat... Hebat... " kata seseorang yang sedang duduk di ruang pengawas CCTV.

TBC (To Be Countinued)

Terima Kasih sudah baca BFF semoga kalian terhibur. Maaf kalau ada salah kata atau ejaan. Maklum masih pemula.

Jangan lupa Vote and Comment ya.

BFF (Bad Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang