Chapter 19 " Asli atau Ilusi? "

25 7 0
                                    


Dalam keadaan haru tersebut, tiba-tiba muncul gas dari berbagai arah. Mereka yang sudah paham dan yakin jika itu adalah gas tidur pun hanya pasrah. Tak lama kemudian kesadaran mereka menghilang. Mereka pun pingsan tak sadarkan diri.

***

Nia mulai tersadar dari pingsannya. Ia mencoba mengingat apa kejadian yang terjadi sebelum ia pingsan. Seingatnya, ia sedang menjaga Mawar. Tak lama kemudian muncul gas dari beberapa arah. Akhirnya ia pun tak sadarkan diri. Ia mencoba berdiri dan duduk di sebuah kursi. Tak lama kemudian sebuah line muncul.

" Hai! Selamat kalian udah di lantai 3. Awalnya kalian akan bermain sendirian. Jika kalian ingin berkelompok, kalian bisa membuat kelompok dengan anggota maksimal 5 orang. Disini gue akan uji kepintaran dan kesetiakawanan lo semua. Untuk kepintarannya, gue udah kasih tabak-tabakan untuk kalian. Setiap ruangan ada tebak-tebakkan yang harus kalian pecahkan. Saat kalian sudah keluar dari suatu ruangan dan sudah menebak dengan benar, maka tebak-tebakkan lain akan muncul. Jadi tidak ada yang namanya keberuntungan disini. Satu hal lagi. Jika dalam 30 menit kalian masih di ruangan yang sama. Maka secara otomatis kepala kalian akan meledak dan hancur. Itu untuk tes kepintarannya. Untuk tes kesetiakawannya, gue udah kirim teman-teman gue untuk berubah jadi mirip teman-teman kalian. Jika kalian yakin jika itu adalah yang asli, kalian bisa biarkan mereka bersamamu. Tapi jika mereka hanyalah ilusi, mereka bisa saja membunuhmu. Untuk itu gue udah siapin pisau. Kalau kalian nggak yakin mereka adalah yang asli, kalian bisa membunuh mereka sebelum mereka membunuhmu. Udah itu aja info yang gue sampaikan. Selamat bermain! " kata Nia membaca line tersebut.

Ia pun mengambil pisau yang ada di meja. Ia berpikir apakah ia membutuhkan pisau ini. Apa ia tega untuk membunuh temannya sendiri? Bagaiman jika itu adalah yang asli dan bukan ilusi? Tiba-tiba ia pun teringat. Ia hanya punya waktu 30 menit untuk keluar dari ruangan ini. Ia pun segera pergi ke pintu dan menemukan sebuah kertas di samping pintu. Ia menggambil kertas itu dan mulai membacanya.

" Aku putih bersih pada awalnya. Aku berasal dari makhluk hidup yang tak bisa bergerak. Manusia membutuhkanku untuk kehidupan sehari-harinya. Tapi setelah ia menggunakanku, aku dibuang begitu saja. Kadang aku dianggap sebagai sampah karena berserakan di kelas, kantor, dan lain-lain. Tapi aku hanya bisa diam dan menerima kenyataanku ini, " kata Nia memcoba memahami jawabannya.

"Hm... Apa, ya? Apa mungkin baju wol? Tapi baju wol kan nggak berserakan di kelas ataupun kantor. Hm... Dia berasal dari makhluk hidup yang nggak bisa bergerak. Atau mungkin mutiara, kan mutiara dari kerang dan kerang tak bisa bergerak? Tapi kan sama saja, mutiara nggak berserakan di kelas ataupun kantor, " kata Nia bingung.

Ia pun menudukkan kepalanya dan mencoba berpikir keras. Tak sengaja ia melihat ke arah kertas teka-teki tersebut.

" Hm... Atau jangan-jangan kertas? Kertas, kan berwarna putih. Ia berasal dari tanaman dan tanaman adalah makhluk hidup yang tak dapat bergerak. Manusia membutuhkan kertas, tapi setelah digunakan, mereka membuangnya ke tempat sampah. Kadang kertas berserakan di kelas ataupun kantor. Dan dianggap sebagai sampah. Iya, benar. Jawabannya adalah kertas, " kata Nia senang setelah menemukan jawabannya.

Tiba-tiba pintu itu pun terbuka. Nia pun mengambil pisau dan segera keluar dari ruangan tersebut. Ia pikir jika dirinya membawa pisau tersebut, ia bisa jaga-jaga bila ada hal yang membahayakan. Ia pun segera berlari sejauh mungkin. Ia berusaha menggunakan waktu 25 menitnya untuk berlari sejauh mengkin dan sisanya untuk masuk ke sebuah ruangan dan kemudian pergi lagi. Ia pikir dengan cara begitu, ia akan lebih cepat menemukan kunci. Saat berjalan, ia tak sengaja bertemu Rani. Ia bingung apakah itu Rani yang asli atau bukan. Ia lihat Rani juga ketakutan melihanya. Ia pikir mungkin itu Rani yang asli.

" Hm... Lo Nia yang asli, kan? " tanya Rani.

" Lo juga Rani yang asli, kan? " tanya Nia.

" Iya. Gue yang asli. Hah... Syukurlah, " kata Rani.

" Hah... Iya. Syukurlah kita bisa bertemu, " kata Nia.

" Gimana kalau kita jalannya barengan aja? " tanya Rani.

" Ya. Nggak apa-apa, kok, " kata Nia.

Mereka pun berjalan bersama.

***

Mawar mulai tersadar dari pingsannya. Ia pun masih mengingat semua kejadian tersebut. Saat Hilmi mati tepat dihadapannya. Ia pun hanya bisa menangis dan meratapi hal tersebut. Tak lama kemudian sebuah line muncul. Ia mencoba membacanya. Tapi ia tak menghiraukan line tersebut sama sekali. Ia tetap diam dan menangis di pojokan ruangan. Waktu pun berlalu. Sudah hampir 30 menit dan ia masih tak beranjak dari tempatnya. Ia masih sedih dengan kejadian tadi. 30 menit pun sudah berlalu. Tak lama kemudian kepalanya tiba-tiba membesar. Mawar pun menjadi panik dan takut. Ia mencoba berlari ke pintu dan menyelesaikan teka-teki tersebut. Tapi terlambat, kepalanya sudah terlalu besar dan akhirnya meledak. Semua darah dan beberapa otaknya keluar. Mawar pun mati karena terlalu larut dalam kesedihan. Ia pun sudah mati seperti Hilmi. Kepala mereka berdua hancur tak bersisa.

***

Nia dan Rani masih berjalan bersama. Mereka mencoba untuk melindungi satu sama lain. Tak lama kemudian Rani bertanya pada Nia.

" Nia, lo pengen selamat dari sini? " tanya Rani.

" Iya, lah. Gue pengen selamat dari sini. Gue nggak mau mati disini, " kata Nia.

" Kenapa lo dengan mudah percaya sama gue kalau begitu? Gue kan bisa aja cuma ilusi dan bunuh lo saat lo lengah? " tanya Rani.

" Nggak kok. Gue percaya kalau lo itu Rani yang asli, " kata Nia.

" Thanks, ya, Nia. Lo udah percaya sama gue, " kata Rani sambil memeluk temannya itu.

" Ya, sama-sama, " kata Nia.

Tiba-tiba Rani menusukkan pisau ke perut Nia.

" Gue, kan udah bilang kalau gue hanya ilusi. Mati, dah lo. Hahahaha, " kata sosok Rani yang berubah jadi hantu.

Nia pun akhirnya mati. Ia tak menyangka jika Rani yang ia temui hanyalah ilusi.

***

" Sekarang lo nggak akan bsa bedain mana ilusi mana kenyataan. Hahahaha, " kata seseorang yang sedang duduk di ruang pengawas CCTV.

TBC (To Be Countinued)

Terima Kasih sudah baca BFF semoga kalian terhibur. Maaf kalau ada salah kata atau ejaan. Maklum masih pemula.

Jangan lupa Vote and Comment ya.

BFF (Bad Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang