Chapter 31 " Labirin (1) "

17 7 0
                                    


Tak lama kemudian, tiba-tiba muncul asap dari segala arah. Asap itu pun semakin pekat dan akhirnya memenuhi seluruh ruangan. Mereka pun tak sadarkan diri beberapa saat setelahnya.

***

Nabila tersadar dari pingsannya. Ia melihat ke sekeliling. Ia melihat Fia terbaring di sampingnya. Tak lama kemudian sebuah line muncul. Nabila mencoba membaca line tersebut.

" Selamat kalian sudah sampai di game keempat. Disini kalian akan bermain labirin. Awalnya lantai ini hanya sebuah lantai kosong tanpa ruangan. Tapi gue udah ubah jadi labirin. Setiap lorong akan selalu bergerak. Tugas kalian lebih ringan. Kalian hanya perlu menemukan tangganya. Tangga itu sudah tak memiliki gembok. Kalian tak perlu mencari kunci lagi. Hanya saja tantangannya semakin berat. Kalian harus melewati berbagai perangkap yang gue udah siapin. Karena tiap ruangan bergerak, perangkapnya juga akan berpindah tempat. Udah itu aja yang bisa gue jelasin. Selamat bermain, " kata Nabila membaca line tersebut.

Tak lama kemudian Fia pun terbangun. Ia juga membaca line tersebut. Kemudian, sebuah line kembali masuk. Mereka pun membacanya lagi.

" Karena jumlah kalian tinggal 4 orang, gue bagi jadi 2 kelompok. Kalian boleh saling membunuh. Kalian juga boleh bekerjasama. Semuanya terserah kalian, " kata Nabila membaca line itu lagi.

" Hm... Gimana ini, Bil? " tanya Fia.

" Gue juga nggak ngerti, Fi. Apa sih maksud Dimas? Kita nggak tahu ada berapa game lagi. Dan sekarang tinggal sisa 4 orang. Emang kita bisa selesai sampai akhir? Kalau seperti ini, belum sampai gamenya selesai semua orang sudah mati, " kata Nabila sedih.

" Iya sih, Bil. Kita nggak tahu berapa banyak game yang Dimas buat. Apa sih sebenernya tujuan Dimas? Apa karena hari itu? Kita kan udah minta maaf di depan makamnya. Oke, kita salah. Tapi kita kan nggak mungkin kasih tahu yang sebenarnya dan membuat kita sekelas masuk penjara, " kata Fia.

" Bisa jadi, Fi. Tapi gue kira kalau cuma itu tujuannya, Dimas kan bisa bunuh kita sehari setelah hari itu. Kenapa dia baru lakuin ini sekarang? Atau jangan-jangan... ada tujuan lain? " kata Nabila.

" Hah, maksud lo? " tanya Fia bingung.

" Lo sadar nggak sih. Dari awal, Dimas selalu membunuh teman kita yang cowok. Dia menyisakan yang cewek. Mungkin di game kedua seolah-olah dia nyuruh kita pakai batu kehidupan agar terlihat Hilmi dan Raihan matinya setelah Ayu. Tapi coba lo pikir lagi. Kalau batu kehidupannya nggak dipakai, pasti Ayu nggak akan mati sebelum Hilmi dan Raihan. Pasti ia masih hidup. Jangan-jangan rencana Dimas sebenarnya, adalah merusak mental kita. Dengan membunuh semua cowok, mental para cewek akan terganggu, " jelas Nabila.

" Bisa jadi sih, Bil. Tapi semua itu udah terlambat. Kita menyadarinya setelah Dimas sudah melakukan semua rencana busuknya. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah mengikuti rencananya saja. Kita lihat apa yang Dimas mau. Kita selesaikan game ini dan melanjutkan ke tahap berikutnya, " kata Fia.

" Hm... Iya sih, Fi. Lebih baik kita selesaikan game ini secepatnya dan menyelesaikan semua masalah kita dengan Dimas, " kata Nabila sambil menghela nafasnya.

" Itu baru Nabila yang gue kenal, " kata Fia.

" Thanks ya, Fi. Lo selalu bisa nenanggin gue, " kata Nabila.

" Iya sama-sama, Bil, " kata Fia.

Mereka pun bersiap untuk memulai perjalanan mereka.

***

Putri pun tersadar dari pingsannya. Ia melihat ke sekeliling. Tak lama kemudian sebuah line masuk. Ia pun membacanya. Line selanjutnya pun juga masuk. Ia membacanya lagi. Ia pun mulai berpikir tentang rencananya agar bisa selamat dari game ini. Ia pun memastikan Ifa tetap pingsan. Jadi dirinya bisa merencanakan semuanya dengan aman. Setelah ia yakin Ifa benar-benar masih pingsan, ia pun mempersiapkan rencananya itu.

" Mungkin sekarang rencana yang paling utama adalah batu penukar jiwa ini. Tapi gue harus buat rencana cadangan. Oh, ya. Kalau gue mau pakai batu penukar jiwa ini, gue harus pastikan Ifa baik-baik saja. Kalau dia juga mau mati, nggak akan berguna nanti. Jadi mungkin lebih baik gue nggak ninggalin dia. Mungkin itu rencananya untuk sementara, " kata Putri.

Tanpa ia sadari, Ifa sudah terbangun. Beruntungnya, Ifa terbangun sesaat setelah ia merencanakan semua niat busuknya itu. Ifa yang baru tersadar pun mencoba duduk. Kemudian ia membaca line yang baru masuk itu. Ia pun melihat Putri.

' Ooo... jadi Putri teman satu kelompokku, ' katanya dalam hati.

" Eh, Ifa. Lo udah sadar? " tanya Putri.

" Hm... Iya. Syukurlah, " kata Ifa.

" Gue harap kita bisa selesaikan game ini sama-sama, " kata Putri.

" Iya, " kata Ifa sambil tersenyum.

' Andaikan lo bukan kunci utama gue untuk bisa selamat, gue udah tinggalin lo dari tadi, ' kata Putri dalam hati.

Mereka pun diam sejenak. Tak lama kemudian Ifa mencoba menghilangkan kesuyian di antara mereka.

" Hm... Put, ayo kita jalan sekarang! Lebih cepat kan lebih baik, " kata Ifa.

" Ya sudah deh. Ayo! " kata Putri.

Mereka pun berjalan keluar. Mereka keluar dari ruangan itu. Benar saja, mereka sekarang berada di dalam labirin. Semuanya hanya lorong kosong yang mempunyai banyak cabang. Mereka pun bingung ingin pergi kemana.

" Put, kita kemana dulu? " tanya Ifa.

" Fa, percuma kalau kita jalan terus. Nanti pasti ruangannya berubah lagi, " kata Putri.

" Lah, terus gimana? " tanya Ifa.

" Gue juga nggak tahu, " kata Putri.

Tanpa mereka sadari, ruangan di belakang mereka bergerak dan berpindah tempat. Ruangan awal tempat mereka pertama kali sadar pun sudah menghilang. Mereka pun bingung.

" Hm... Gini aja, Fa. Kita jalan dulu aja. Kalau kita ketemu sama Nabila dan Fia, kita ikut mereka nanti, " jelas Putri.

" Kalau nggak ketemu gimana? " tanya Ifa.

" Ya kita cari samapi ketemu. Kalau lo nggak mau ikut gue cari mereka, lo bisa jalan sendiri, " kata Putri marah.

" Hm... Oke... Oke... Gue ikut, " kata Ifa.

" Nah, gitu dong, " kata Putri.

***

" Game keempat sudah dimulai. Coba kalian selesaikan labirin yang kita buat! ," kata seseorang yang sedang duduk di ruang pengawas CCTV.

TBC (To Be Countinued)

Terima Kasih sudah baca BFF semoga kalian terhibur. Maaf kalau ada salah kata atau ejaan. Maklum masih pemula.

Jangan lupa Vote and Comment ya.

BFF (Bad Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang