Chapter 23 " Tak Sesuai Rencana "

21 7 0
                                    


Tak lama setelah Putri berjalan, ia melihat Rani lagi. Ia pun bingung. Apakan itu Rani yasli atau hanya ilusi juga.

" Apa itu Rani yang asli? Tapi ekspresi yang dipancarkan sama seperti yang tadi. Ia terlihat ketakutan. Apa jangan-jangan ia juga ilusi. Bisa jadi Dimas membuat dua ilusi untuk ngelabuhi gue dan membuat gue berpikir ini adalah yang asli. Tapi kalau itu Rani yang asli maka... " kata Putri kebingungan.

Rani dan dirinya sama-sama membisu dan tak bergerak sama sekali.

" Ok. Gue harus tetap direncana awal gue. Gue harus yakin, " kata Putri mencoba meyakinkan dirinya.

Ia pun berjalan menghampiri Rani. Kemudian ia berlari secepatmungkin dan langsung menusuk perut Rani dengan pisau. Rani terlihat sangat kesakitan. Putri pun melhat ke arah jam di handphonenya.

" What?!?! Waktu gue tinggal 10 menit, " kata Putri terkejut.

Ia pun langsung mencabut pisau yang masih menancap di perut Rani tanpa memperdulikan itu Rani yang asli atau tidak. Ia hanya berlari menjauh dan pergi mencari ruangan untuk melanjutkan permainan.

***

Rani yang perutnya telah ditusuk Putri pun hanya bisa menangis menahan ras sakit. Ia tak menyangka Putri tega melakukan hal itu.

" Apa tadi beneran Putri? Atau hanya ilusi? Tapi kalau sebatas ilusi, ia tak akan memperdulikan waktu, " kata Rani.

Rasa sakit yang ia rasakan semakin terasa. Darah yang mengalir keluar pun semakin banyak dan mulai menggenangi dirinya.

" Hm... Mungkin sudah saatnya, " katanya sambil menahan rasa sakit.

Tak lama kemudian ia memejamkan matanya. Rasa sakit yang ia rasakan mulai menghilang. Dan akhirnya ia mati dibunuh oleh temannya sendiri.

***

Putri yang tak mau dirinya mati pun segera pergi. Ia berlari dan mencari ruangan terdekat. Ia tak mau dirinya mati karena kehabisan waktu. Di ujung lorong, ia pun menemukan sebuah ruangan. Ia segera mengambil kertas teka teki itu dan membacanya.

" Aku benda yang sering kalian gunakan. Kalian memperlakukanku dengan begitu sadis. Pertama-tama kalian memasukkanku ke dalam air. Kemudian kalian memerasku dan menjatuhkanku ke lantai. Tak sampai disitu, kalian juga menyeretku di lantai. Tapi aku tetap diam saja merasakan penderitaan ini, " kata Putri mencoba membaca teka teki tersebut.

Ia pun berpikir sejenak.

" Hm... benda apa ya yang selalu dimasukkan ke dalam air? " kata Putri kebingungan.

Ia terus berpikir dan berpikir. Tapi ia sama sekali tak kepikiran apa pun. Karena marah, tak sengaja ia menendang alat pel yang berada di sampingnya. Ia pun mengambil pel tersebut dan mengembalikannya ke tempat semula.

" Hm... Wait! Iya bener. Jawabannya adalah pel. Cara menggunakan pel adalah memasukkannya ke dalam air. Kemudian memerasnya dan menjatuhkannya ke lantai. Setelah itu kita menyeretnya ke depan dan ke belakang. Benar. Jawabannya pel, " kata Putri bahagia menemukan jawabannya.

Pintu itu pun terbuka. Putri segera masuk ke ruangan itu dan mencoba untuk istirahat sejenak. Ia kembali teringat pada kejadian tadi.

" Tadi itu, Rani palsu, kan? " kata Putri masih tak tahu kebenarannya. " Gue harap itu Rani palsu, " lanjutnya.

Ia masih penasaran. Ia masih tak tahu itu Rani asli atau palsu.

" Hm... Apa lebih baik nanti gue pergi kesana lagi, ya? Hanya untuk memastikan, sih, " kata Putri. " Iya. Mungkin lebih baik gue pergi kesana hanya untuk memastikan, " lanjutnya.

Ia masih bingung.

" Tapi bagaimana kalau itu Rani asli? " katanya cemas.

Ia takut jika itu adalah Rani asli.

" Huft... Gue harus yakin. Ini memang rencana gue dari awal. Jika emang pada akhirnya iu Rani asli, gue harus terima kenyataan ini, " katanya mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Ia pun kembali melihat jam.

" Hm... Masih 20 menit. Mungkin waktunya sudah cukup untuk istirahat, " kata Putri.

Ia pun beranjak dari tempat duduknya. Ia segera pergi ke arah pintu untuk menyelesaikan teka teki. Ia mengembil kertas teka teki dan mencoba membacanya.

" Aku adalah benda yang selalu kau bawa. Aku berlengan tapi tak berjari. Aku berleher tapi tak berkepala. Kadang kalian membiarkan bauku busuk dan hanya menutupi bauku dengan parfum, " kata Putri mencoba membaca teka teki tersebut.

Ia pun mencoba berpikir sejenak.

" Hm... apa, ya? Setahu gue benda yang selalu gue kasih parfum, ya cuma baju gue, " kata Putri mencoba mencari jawaban dari teka teki tersebut.

Ia kembali berpikir.

" Tapi, maksud dari berlengan tapi tak berjari dan berleher tapi tak berkepala apa? " katanya kebingungan.

Ia tak memahami maksud dari teka teki tersebut.

" Ooo... Gue mengerti. Maksud dari berlengan tapi tak berjari pasti bagian lengan baju. Sedangkan maksud dari berlehar tapi tak berkepala pasti bagian leher atau kerah baju. Kadang baju nggak dicuci dalam waktu yang cukup lama dan hanya diberi parfum agar tetap wangi. Benar, jawabannya baju, " kata Putri senang ia bisa mendapatkan jawabannya.

Pintu itu pun terbuka. Ia segera keluar dari tempat itu. Sesuai yang telah ia pikirkan, ia akan pergi ke tempat ia menusuk Rani tadi dan memastikan itu adalah Rani asli atau palsu. Saat ia sudah dekat dengan tempat itu, ia melihat sosok Rani yang terbaring kaku di tempat itu. Seketika tubuhnya membatu. Ia pun mulai berpikir jika yang ia bunuh tadi adalah Rani yang asli. Ia pun mencoba mendekatinya. Dengan perasaan takut dan cemas, ia mendekati mayat tersebut. Saat sudah tepat di dekatnya, seketika tubuhnya terhuyung ke depan. Ia tak menyangka jika yang dibunuhnya tadi adalah Rani yang asli. Seketika tubuhnya merinding. Ia merasa bersalah karena telah membunuh temannya sendiri. Tapi ia kembali teringat dengan rencananya selama ini. Ia berniat untuk membunuh siapapun baik itu temannya yang asli atau yang palsu. Tapi setelah kejadian ini ia menjadi bimbang. Ia tak yakin dirinya akan tetap melakukan rencana tersebut. Tapi sekali lagi dirinya mencoba menyakinkan bagian dirinya yang masih tak yakin. Ia melakukan semua ini semata-mata hanya agar ia bisa selamat.

***

" Bener, kan yang gue katakan. Cepat atau lambat rencana lo akan gagal dan memakan korban. Tapi itu lebih baik. Kita jadi nggak susah-susah membunuh mereka. Hahahaha, " kata seseorang yang sedang duduk di ruang pengawas CCTV.

TBC (To Be Countinued)

Terima Kasih sudah baca BFF semoga kalian terhibur. Maaf kalau ada salah kata atau ejaan. Maklum masih pemula.

Jangan lupa Vote and Comment ya.

BFF (Bad Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang