Makan Daging Nambah Lima Kilo

1K 67 10
                                    

Jihan turun dari panggung dan berjalan kembali menuju ke arah mejanya. Namun baru saja ia berjalan beberapa langkah, seorang pria yang sedari tadi memandang gadis itu pun menahan tangan milik Jihan.

"Jihan?" Ucap lelaki itu.

"Uhmm maaf siapa ya?" Tanya gadis itu sembari mengernyitkan dahinya.

"Ini aku Rafa, teman SMP kamu."

"Rafa? Oh lu yang dulu item, jelek, dekil, sipit, gembrot, gak punya leher itu kan? Anak kelas 7C yang suka banget ngemilin jajan astor terus di bagiin ke temen-temennya. Ahahaha iya gue masih inget kok."

Si pria hanya tertawa kecil, gadis ini masih sama pikirnya. "Kamu gak berubah sama sekali ya, Han. Mulutnya masih jahat."

"Ya masih sama lah kan orangnya sama. Tapi lu mayan berubah banyak ya, sekarang tinggi banget, dan gak gembrot lagi. Pasti ngegym ya?"

"Haha iya, Han. Ngomong-ngomong kamu sama siapa disini?"

"Sama temen-temen gue doang. Lu sendirian?"

"Oh enggak, aku nungguin mama belanja."

"Oh yaudah kalo gitu gue mau balik dulu ya, gak enak ditungguin sama temen-temen."

"Han, boleh minta kontak kamu gak?"

"DM gue aja di instagram nanti gue kasih nomer whatsApp gue, instagram gue masih pake yang lama kok."

"Aku udah gak pake ig dari lama, lupa password. Tapi ntar aku bikin lagi deh."

"Iya serah."

Gadis itu berlalu menuju kembali ke meja tempat ia duduk. Meninggalkan seorang pria yang tersenyum ke arahnya.

"Jihan kamu masih sama ya, masih tetap cantik dan judes kayak dulu. Suara kamu juga tetap indah, suara yang sudah aku rindukan bertahun-tahun lamanya. Kamu juga masih sama kayak dulu, sama sekali tidak mencintaiku. Cuma satu hal yang berubah darimu, sedikit tambah gendut." Ucap pria itu sambil tersenyum geli. Ia senang karna akhirnya dirinya dapat kembali bertemu dengan gadis yang menjadi cinta pertamanya saat masih SMP.

"Wah gak nyangka ya Han suara kamu bagus juga." Kata Mira sembari tersenyum dan memberikan makanan pesanan Jihan.

"Makasih yaa, Mir." Balas Jihan dengan senyuman.

"Oiya Tasya sama Momo tadi lama banget ke toiletnya." Ucap Naya sambil melahap makanannya. Padahal kan kalo makan gaboleh bicara ya.

"Entahlah. Antri kali toiletnya." Balas Mira.

10 menit berselang, terlihat dari kejauhan Momo dan Tasya berjalan ke arah mereka.

"Eh kalian ada yang bawa pembalut gak?" Tanya Momo lirih.

"Lah lu dapet, Mo?" Tanya Mira.

"Bukan Mbak Momo, Mbak Mir. Tapi aku, aku yang keluar." Ucap Tasya panik sedikit keras, dasar istri agus.

Pengunjung lain yang berada di sekitar meja para gadis itu pun mengalihkan pandangan ke arah mereka.

"Shuuussshh jangan keras-keras bego ngomongnya." Kata Momo.

"Ya maaf Mbak tapi ini rasanya keluar mulu, banyak lagi."

"Aku bawa aku bawa." Naya menyodorkan satu biji pembalut kepada Momo.

Sesegera mungkin dua gadis itu kembali menuju ke arah toilet.

"Nih cepetan pake sono."

Tasya lalu masuk ke dalam bilik yang kosong. Kamar mandi itu sepi. Etapi keluar lagi.

"Mbak Mo bawain kipas sugaku ya hehe."

"Hmmm."

Momo melihat sekelilingnya,

*Ctaakkk* suara benda jatuh dari dalam salah satu bilik terdengar oleh Momo.

"Sya?"

Tidak ada jawaban sama sekali.

*Nggiiiinggg* suara salah satu pintu bilik terdengar memekik di telinga Momo.

"Sya lu lama banget sih?" Tanya Momo mulai kesal.

Tidak ada jawaban sama sekali dari Tasya, toilet itu terasa semakin hening dan sepi.

Momo melihat ke arah cermin... sekelibat bayangan mantan pun lewat. Hehe bayangan doang kok gapake mantan, kecuali buat kalian yang gagal move on.

"EH ANJIR SIAPA BARUSAN WOY." Teriak Momo.

"Tasya!! njing lu lama banget sialan." Momo mengetuk pintu bilik yang dimasuki oleh Tasya keras, tidak ada jawaban.

Tiba-tiba air dari salah satu kran menyala dengan sendirinya, Momo kaget.

Dia lalu berjalan ke arah keran dan mematikannya.

Melihat ke arah cermin lagi dan sekelibat bayangan lewat dibelakangnya.

"Tasya please jangan lama-lama."

Di tengah keheningan suasana di dalam sana, tiba-tiba terdengar dentuman keras toilet yang ditutup.

Momo mulai mendekat ke arah sumber suara, ia berjalan perlahan mendekati bilik yang berada di pojokan.

Bentar ini kenapa jadi horror ya?

Oke gapapa dilanjutkan aja.

Ia berjalan pelan-pelan, dan sedikit membuka pintu bilik.

Bunyi mendecit dari pintunya membuat telinga Momo berdarah, gadeng.

"Tuhan lindungilah aku." Ucap Momo dalam hati.

Baru saja pintu dibuka setengah oleh Momo.

Tiba-tiba ada yang memegang pundaknya.

Gadis itu terkaget dan spontan berteriak.

"AHHHHHHHHHHHH PLEASE DONT HURT ME I'M STILL VIRGIN OH GOD."

~~~~~~~~

Note : Buru-buru because disuruh emak nggodok daging.

THE KOST-KOSTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang