september, 2017woojin dan hyungseob berjalan bersisian di sepanjang koridor. kedua tangan mereka saling bertautan, sementara tangan hyungseob yang lain memegang sebuket bunga. ketika mereka tiba di depan salah satu pintu ruangan, keduanya menghentikan langkah dan berdiri berhadapan.
"kamu beneran gak mau ikut ke dalem?" tanya hyungseob pada woojin.
woojin menggeleng. "kamu aja."
"gak mau nyapa dia gitu sekali ini aja? ini pertama kalinya loh kamu ke sini."
woojin tersenyum. dia semakin menggenggam tangan hyungseob sambil berkata, "udah, kamu aja gapapa. ini kan hari ulang tahunnya, jadi pasti kamu mau ngobrol banyak sama dia. aku gak akan ganggu waktu kamu, jadi aku tunggu di sini aja ya."
hyungseob memandangi woojin cukup lama sebelum akhirnya mengangguk pelan dan melepaskan genggaman tangannya pada woojin. bagaimanapun juga hyungseob tahu bahwa woojin sama sekali tak ingin berhubungan dengan para barisan mantan hyungseob. ya, mungkin kecuali euiwoong.
"ya udah aku masuk ke dalem dulu ya."
woojin mengangguk. "titip salam buat dia, ucapin selamat ulang tahun dari aku dan maaf karena aku gak bisa ketemu langsung."
hyungseob balas mengangguk. kemudian dia pun masuk ke dalam ruangan. meniti langkah satu persatu hingga akhirnya tungkainya berhenti di salah satu lemari kaca di mana terdapat banyak foto terpajang di sana.
hyungseob hanya memandangi satu foto yang terpajang di paling ujung sebelah kiri. bibirnya membentuk senyuman, namun matanya tampak berkaca-kaca kala ia menatap potret seseorang yang tergambar pada foto tersebut.
"hai guanlin, aku datang," ucapnya lirih kemudian.
matanya memandang lurus pada foto guanlin yang balas tersenyum menatap ke arahnya. senyuman yang selalu hyungseob rindukan. senyuman yang membuat hyungseob jatuh cinta. dan juga senyuman yang sampai saat ini masih hyungseob cintai.
"bagaimana kabarmu di sana?" tanya hyungseob. "apa kamu sudah mendapatkan teman? ataukah masih sendirian? di sini aku sudah mendapatkan penggantimu, guanlin. namanya woojin, tapi entah kenapa terkadang aku masih merasa sendirian. kalau kamu menanyakan kabarku, kabarku tidak baik-baik saja, guanlin-ah. kabarku tidak pernah baik semenjak kamu pergi dariku, karena aku masih merindukanmu dan selalu merindukan dirimu."
di luar ruangan, woojin menyandarkan punggungnya pada pintu. matanya terpejam, merasakan sakit pada dadanya ketika ia mendengar suara hyungseob dari dalam sana. seberapa keras selama ini ia menyembunyikan perasaan sakitnya tiap kali hyungseob membicarakan guanlin padanya, hari ini, di dalam gedung pemakaman ini, di depan ruangan guanlin, tetap saja woojin tidak bisa menyembunyikan perasaan sakit itu.
bagaimana tidak sakit kalau orang yang kamu cintai, yang juga mencintaimu, tapi ternyata masih saja memikirkan orang lain yang sudah tak ada lagi di dunia ini? dan yang jadi masalah adalah orang lain itu merupakan kekasihnya sebelum orang itu meninggal.
ini bukan salah hyungseob. juga bukan salah guanlin. maka dari itu woojin pun tak berhak menyuruh hyungseob untuk berhenti memikirkan guanlin. karena bagaimanapun juga cowok itu pernah mengisi bagian kosong dari kehidupan hyungseob dan memberikan banyak warna untuknya.
tapi bagaimanapun juga ada setengah dari diri woojin yang menyalahkan guanlin dan juga hyungseob. dia menyalahkan guanlin karena telah mencintai hyungseob sebesar ini tapi denga teganya malah pergi meninggalkan hyungseob tanpa aba-aba dan pertanda. juga menyalahkan hyungseob yang terlalu mencintai guanlin sehingga cowok itu tak bisa benar-benar melepaskan guanlin, bahkan ketika dia sudah memiliki woojin sebagai pacar barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar 5 Bulan [Jinseob] ✔
Fanfictiontentang hyungseob yang tiap kali pacaran selalu bertahan cuma lima bulan. "ini bulan kelima kita pacaran, kamu gak akan putusin aku di bulan depan, kan?" - ahs, 22 tahun, yang sedang bersedih karena selalu diputusin setelah lewat lima bulan. highest...