bulan kedua

2.6K 569 98
                                    


juli 2017




woojin mematikan mesin motor. dia menunggu sampai hyungseob turun dari jok motor, tapi cowok itu tak kunjung turun juga, membuat kepala woojin berputar ke belakang. di belakangnya, ada hyungseob yang memandanginya dengan tatapan memelas.

"ayo turun," kata woojin.

tapi hyungseob malah menutup mulutnya dengan telapak tangan, lalu menggelengkan kepala sambil menjawab, "gak mau ketemu dokter."

"gak akan sakit, sayang, kan cuma dicek aja giginya. daripada ngilu terus kan."

hyungseob masih menggeleng.

"atau harus aku gendong kamu sampe ke dalem rumah sakit biar kamu mau cek gigi?"

hyungseob menggeleng lagi sambil menjawab, "malu, nanti diliatin banyak orang."

woojin meraih telapak tangan hyungseob yang berada di depan mulut, membawanya ke dalam genggaman tangannya, lalu menepuknya pelan. sambil tersenyum, dia berkata, "ya udah, kalo kamu gak mau diliatin banyak orang, kita jalan bareng masuk ke dalem, yuk. kamu gak usah takut, ada aku yang nemenin kamu kok."

karena lelah menolak, hyungseob pun akhirnya nurut. dengan tangan yang digenggam oleh woojin, keduanya masuk ke dalam rumah sakit gigi, mengambil nomor antrian, lalu duduk bersebelahan di ruang tunggu.

masih ingat kalau hyungseob memiliki masalah kesehatan pada giginya yang membuatnya tak bisa minum minuman yang terlalu dingin, kan? dia memang harus selalu check-up ke rumah sakit untuk mengatasi sakit pada giginya yang sensitif itu. namun sejak kematian guanlin, hyungseob tak pernah lagi datang check-up karena tak ada yang menemani. hari ini adalah pertama kalinya dia ke rumah sakit lagi setelah empat tahun berlalu. kebayang kan sudah betapa parah sakit pada giginya itu? maka dari itu hyungseob ketakutan setengah mati untuk bertemu dengan dokter gigi.

"kamu beneran nemenin aku ke dalem kan?" tanya hyungseob pada woojin. dia semakin was-was sendiri waktu nomor antriannya bentar lagi dipanggil.

woojin senyum sambil meremas tangan hyungseob di dalam genggamannya, menenangkan kekasihnya. "iya, sayang, aku temenin kok."

tak lama kemudian, hyungseob pun dipanggil oleh salah satu perawat. lantas woojin dan hyungseob langsung berdiri. woojin menarik tangan hyungseob untuk melangkah menuju ruang dokter gigi sambil bergandengan tangan.

"selamat pagi," seorang perawat menyapa woojin ketika cowok itu masuk ke dalam ruangan. ketika dia melihat ada orang lain di belakang woojin, dia kembali bersuara, "siapa yang ingin diperiksa?"

"ini, pacar saya, dok," kata woojin sambil menoleh pada hyungseob yang rupanya sedang menundukkan kepala. dia tau kalo cowok itu ketakutan sekarang.

"loh? hyungseob?"

itu bukanlah suara woojin, melainkan suara seorang perawat yang kini berdiri di depan woojin dan hyungseob.

mendengar nama hyungseob dipanggil dengan begitu akrab oleh perawat itu, mau gak mau hyungseob mengangkat kepala dan saat itu juga dia tertegun begitu mengenali orang itu.

"k-kak taehyun?"

taehyun tersenyum saat hyungseob masih mengenalinya.

"suatu kebetulan kita bertemu di sini, hyungseob. bagaimana kabarmu? lama tak berjumpa ya."

"i-iya, kak. kabarku baik, tapi gigiku yang tidak, ya seperti yang kakak lihat," jawab hyungseob dengan canggung.

"ah, gigimu masih saja bermasalah rupanya," gumam taehyun. "berarti kamu yang akan diperiksa, kan? silakan masuk ke dalam bilik kalau begitu. dokter sudah menunggu di sana."

Pacar 5 Bulan [Jinseob] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang