epilog

2.9K 548 154
                                    

ini dobel apdet loh, siapa tau ada yang ketinggalan, huehehe :3:3


kini hyungseob dan woojin duduk sebelahan di bangku halaman depan rumah hyungseob.

setelah acara lamaran selesai, mereka sekeluarga langsung membicarakan rencana pernikahan mereka dan langsung diputuskan akan dilaksanakan seminggu kemudian. karena rupanya woojin dan keluarganya telah mempersiapkan hari pernikahan itu jauh-jauh hari, bahkan sudah menyewa gedung dan mengurus pernikahan mereka. itulah sebabnya woojin sibuk banget kemarin-kemarin sampai-sampai​mengabaikan hyungseob. woojin terlalu percaya diri kalau hyungseob tidak akan menolak lamarannya maka dari itu dia berani ambil resiko untuk menyewa gedung sebelum hari lamaran dan membayar uang dp di awal. bersyukurlah hyungseob benar-benar menerima lamarannya, karena kalau tidak, bagaimana kabar uang dp yang ia bayar untuk sewa gedung pernikahan? :")

maka dari itu setelah pembicaraan penting itu selesai dibicarakan, hyungseob dan woojin langsung melipir ke luar rumah untuk berbicara berdua. sementara kedua keluarga mereka masih berbincang-bincang di dalam.

"terima kasih, sayang," woojin mengecup punggung tangan hyungseob yang berada di dalam genggaman tangannya. "terima kasih telah menerimaku kembali."

di sebelahnya, hyungseob tersenyum. dia menyandarkan kepalanya pada lengan woojin. "terima kasih juga karena telah datang kembali padaku, woojin," ucapnya, lalu mengecup lengan woojin.

woojin langsung melingkarkan tangannya pada lingkar pinggang hyungseob, membawa cowok itu lebih dekat dengannya.

"aku sempet takut loh kalau kembaranmu yang bernama jihoon itu yang akan melamarku," kata hyungseob.

woojin tertawa pelan. "dia tuh uke, sayang, sama kayak kamu. jadi mana mungkin dia melamar kamu."

hyungseob mengerucutkan bibirnya saat woojin menertawakannya. "ya mana aku tahu. kan gak keliatan."

"aduh, hyungseob, please deh, kamu tuh jangan mengulangi kesalahan yang sama lagi. cukup euiwoong aja."

hyungseob masih cemberut, sementara woojin masih menertawakannya.

"terus aku juga mikir kalo kamu benar-benar adalah pacar lima bulanku tau," ucap hyungseob kemudian. menghentikan tawa woojin.

"aku kan memang pacar lima bulanmu, seob."

hyungseob menoleh pada woojin. di saat yang sama, woojin juga menoleh pada hyungseob.

"masih ingat, kan, kalau aku telah mengakhiri hubungan pacaran kita pada bulan kelima?" tanya woojin sambil mencolek hidung hyungseob.

"ya jelaslah aku masih ingat! kamu baru saja mengakhirinya tadi malam, woojin! tadi malam! oh tuhan, padahal aku benar-benar berharap kalau itu adalah mimpi!" hyungseob mendadak kesal.

kembali, woojin tertawa. dia kembali menarik pinggang hyungseob untuk lebih mendekat, karena baru saja hyungseob agak menjauh setelah mengucapkan kalimat itu dengan penuh rasa kesal.

"jangan marah begitu. yang penting kan sekarang statusku adalah calon suamimu, dan kamu adalah calon istriku," goda woojin, tak ayal membuat hyungseob kembali tersenyum dan wajahnya memerah.

kini tangan woojin membawa kepala hyungseob untuk bersandar ke pundaknya. membuat hyungseob merasa nyaman.

"kamu memang pacar lima bulanku, hyungseob. tapi aku juga akan menjadi pendamping hidupmu. bukan hanya untuk lima bulan, tapi untuk selamanya," kata woojin, lalu kembali mengecup punggung tangan hyungseob yang berada di dalam genggaman tangannya.

hyungseob tak berhenti tersenyum melihat woojin yang mengecup punggung tangannya dalam waktu yang cukup lama. setelah memutus ciumannya, woojin membawanya untuk duduk berhadapan. woojin menatap manik hyungseob dalam-dalam dengan kedua tangan yang diletakkan di kedua pundak hyungseob. membuat hyungseob terbuai oleh indahnya mutiara hitam milik woojin yang kini tengah memandangnya dengan tatapan sedalam itu.

Pacar 5 Bulan [Jinseob] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang