Teruntuk engkau yang masih belum kutahu keberadaannya
Sedang apa?
Sibuk kah dirimu hingga tak segera menyapaku?
Sibuk kah dirimu hingga tak segera mengetuk pintu rumahku?
Aku hanya sedang lelah menunggu
Bahkan jika memang ada seseorang yang datang untuk meminta
Aku ragu,
Raguku tentang kebenaran apakah itu memang dirimu
Ya, tentu saja aku takut menjatuhkan hatiku pada pilihan yang salah
Wahai Adam,
Hati ini telah siap kau jemput
Siap untuk menjalani suka duka yang akan kita rajut
Namun lagi dan lagi, ketidak hadiranmu kembali membuatku takut
Takut jika apa yang telah aku siapkan sia-sia karena dirimu yang tak kunjung hadir
Wahai Adam,
Sulit rasanya mengendalikan diri ini
Sulit mata ini untuk tidak mengagumi para ikhwan yang nampak seperti calon imam harapan
Sulit hati ini untuk kujaga agar tak terbujuk rayu syaitan
Sulit pula rasa ini untuk tidak merasa iri menyaksikan para pasangan halal
Adam, apa memang waktu pertemuan yang digariskan Allah untuk kita masih lama?
Bukan, bukan karena aku yang seakan terburu-buru
Tapi seperti yang kujelaskan sebelumnya, sulit rasanya mengendalikan diri
Bukankah lebih baik menyegerakan agar tak menambah dosa dalam diri ini?
Dan teruntuk siapapun kamu yang selalu kusebut sebagai Adamku,
Fisikku memang lelah menanti
Jiwaku juga mungkin lelah menunggu
Namun untaian doa di sujud sepertiga malamku akan tetap setia menemani
Menemani sang waktu berputar hingga sampai di titik yang tepat
Titik dimana aku dan kamu berada dalam satu dimensi rasa bahagia di suasana akad
Adam,
Aku tetap bertahan di sisa-sisa tenagaku yang terlalu lelah untuk menantimu
Segeralah datang,
Dan jangan buatku menyerah di ujung penantian...
Probolinggo, 2 September 2017
Uswatun Hasanah
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA HATI
SpiritualTentang hidup, tentang cinta, tentang Sang Pencipta Tentang hidupku yang penuh cinta dari Sang Pencipta~