Gara-gara salah paham(bagian 22)

258 22 2
                                    

Sebelum baca ceritaku, harap dimaklumi jika tulisanku masih berantakan, aku masih belajar.

Kalo niatnya hujat karya orang, mending minggir aja!

Aku juga manusia yang punya perasaan kalo dicemooh juga akan marah, coba dibalik aja kalo kalian yang diperlakukan seperti itu marah enggak?

Intropeksi diri aja!

Semua perlakuan kita ke orang lain juga pasti ada balasannya baik atau buruk!.

Kalo kasih saran atau komentar boleh, asal yang membangun, bukan yang bikin penulis down!

Disini kita sama-sama belajar kan?

Selamat membaca

**********************

"Agra sekarang bener-bener udah berubah,"

"Jangan-jangan udah dipengaruhi sama Melia tuh si Agra."

Sita seketika diam, melamun memikirkan tentang Agra. Ia masih bingung dengan perasaannya yang cemburu ketika melihat Agra dengan Melia.

"Mana mungkin aku suka sahabatku sendiri" batin Sita.

Waktu menunjukkan pukul 15.00.
Perkuliahan selesai, Sita berjalan menuju lobby mencari Agra untuk mengerjakan tugas presentasi. Sita melihat disekitarnya, ia sama sekali tak melihat ada sosok Agra disana.

"Agra kok enggak ada" batin Sita.

Sita terus melangkahkan kakinya, melihat ke arah ke kanan dan ke kiri, berharap ia segera bertemu dengan Agra.

Selang beberapa saat berjalan, akhirnya Sita melihat sosok Agra, dilihatnya Agra sedang duduk berdua bermesraan dengan Melia di taman.

Sita menghampiri Agra dan membicarakan maksud kedatangannya menemuinya.

"Gra, kapan mau ngerjain presentasinya? Udah mau deadline,"

"Besok aja, habis kuliah."

Tiba-tiba Melia marah dan menyahut pembicaraan, ia tak senang dengan kehadiran Sita yang dirasanya menganggu.

"Ngapain sih, ganggu aja. Bisa kan ngomongin hal itu di whatapps atau bbm, ganggu aja!," seru Melia.

Sita tak mengubris perkataan Melia yang dirasanya tak penting, baginya perkataan Melia hanya akan membuat telinganya panas.

"Ya udah, jangan lupa besok ngerjain tugasnya, kalo enggak ikut ngerjain jangan harap bakal dapat nilai," ancam Sita.

Agra yang merasa terancam dengan perkataan Sita hanya terdiam, di dalam batinnya ia tak menyangka Sita akan berkata seperti itu.

Sita berbalik arah, melangkahkan kaki meninggalkan taman sambil memegangi kepalanya yang pusing.

"Kapalaku kenapa, pusing!," batinnya.

Dari kejauhan Agra melihat Sita memegangi kepalanya, ia bertanya dalam hatinya, "Sita sakit kali ya."

Sita terus berjalan melangkahkan kakinya sambil menahan rasa sakit dikepalanya, di dalam pikirannya ingin cepat sampai rumah dan beristirahat.

Agra berpamitan ke kantin untuk membelikan Melia minum, Melia hanya mengangguk mengiyakan.

Saat Agra sudah sampai di depan kantin, Agra tak sengaja mendengarkan percakapan antara Ira dan Ina tentang kecelakaan yang menimpanya beberapa bulan lalu.

Masih teringat jelas kecelakaan itu bisa terjadi begitu cepat.

"Agra keterlaluan, dia malah belain Melia,"

"Iya lah, dia enggak tau kalo Sita yang udah nolongin dia."

Agra tercengang mendengar apa yang dibicarakan kedua temannya itu.
"Jadi Sita yang udah nolongin aku dari kecelakaan itu" batinnya.

Agra langsung menghampiri Ina dan Ira untuk meminta penjelasan tentang apa yang mereka bicarakan tadi.

"Maksud kalian apa, Sita yang udah nolongin gua?" tanya Agra.

Ira dan Ina kaget dengan kedatangan Agra yang secara tiba-tiba langsung menanyakan hal itu.

"Enggak ada apa-apa kok, kamu salah denger kali," Ina mengelak.

Agra masih tak percaya ucapan yang dilontarkan oleh Ina. Agra yakin pasti ada rahasia yang sengaja memang ditutup-tutupi darinya.

"Udah lah, jujur aja" ujar Agra.

"Eh Gra, aku balik dulu ya," ucap Ina sambil lalu menarik tangan Ira.

Apa yang sebenernya terjadi?


Gara-gara Salah Paham(Terbit✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang