"kamu masih ingat, apa yang kamu katakan saat melihatku terjatuh?, kamu bilang didalam kehidupan memang ada saat kita berada di titik terendah, tapi bagaimanapun kita tetap harus melihat semuanya dari sisi yang berbeda. Tak ada salahnya menangis sebentar, setelah itu semangatlah. Karena kamu akan melihat siapa sahabatmu yang sebenarnya disaat-saat seperti ini"
Kamu memang tidak pernah pandai memberikan kata mutiara untukku, tidak sepertiku yang terlalu lebay katamu. Haha.-Maklumlah aku kan perempuan, semua yang ku katakan, yang kurasakan harus kutulis dengan penuh estetika dan keindahan. Bukan lebay-. Tapi, kata-kata itulah yang kuingat disaat aku berada di titik terendah di hidupku, saat masalah datang silih berganti tanpa permisi, saat aku tak memiliki solusi apapun, berada di jalan buntu.
Ada beberapa kejadian yang membuatku jatuh, misalnya saat ummiku pergi aku benar-benar merasa tak memiliki siapapun didunia, ditambah abah yang akan menikah lagi. Belum cukup dengan itu semua, semesta membuat kita bersimpangan jalan.
Kemudian aku ingat bahwa manusia tetap hanyalah manusia, ada saatnya, aku memang harus jatuh untuk belajar menghargai berbagai momen yang terjadi dalam kehidupanku.
Menghargai sebuah pelukan hangat saat semua orang menjauh mengucapkan selamat tinggal, karna yang berada di dekat kita saat kita berada di titik terendah hanya orang-orang yang benar-benar peduli, benar-benar menganggap kita seseorang yang berarti, tanpa melihat siapa kita, apa yang kita punya, keburukan atau kebaikan apa yang pernah kita perbuat. Mereka yang ada di samping kita adalah orang-orang pilihan Tuhan, dan sebagaimana orang-orang terpilih, jumlahnya takkan sebanyak yang menghujat kita. Bahkan mungkin jari-jari sebelah tangan kitapun mampu menghitung yang tetap dekat saat semua orang menjauh.
Tentang menjadi seseorang yang tetap dekat saat semua orang menjauh, aku ingat pernah memberikan sebuah janji di ulang tahunmu yang ke 18 entah kamu ingat atau tidak, yang jelas setiap kali ada seseorang yang tanpa sengaja menyebut namamu didepanku, kata-kataku itulah yang selalu terngiang ditelingaku, sebuah janji.
"aku akan menjadi orang yang dekat saat semua oarang menjauh
Aku akan menjadi orang yang datang saat semua orang pergi
Aku akan ada dalam setiap suka duka hidupmu
Apapun nama yang kau beri untuk hubungan kita
Aku akan selalu mendoakanmu bahagia
Dan
Baik-baik saja"
janji ini, tak semuanya bisa kutepati, aku tak benar-benar bisa berada dekat denganmu. Merasakan setiap suka duka denganmu atau selalu datang saat kau butuh. Hanya satu yang mungkin saja bisa mewakili semuanya, janjiku untuk salalu berdoa kamu bahagia dan baik-baik saja. Iya, hanya lewat sebuah doa. Harusnya hal itu cukup, kan?
Jika berbicara tentang janji, ah bahkan kamu memiliki janji yang jauh lebih banyak dariku. Benar? Tapi, janji hanya sekedar janji bagimu, tak ada satupun yang bisa kamu tepati. Bisakah aku menagihnya suatu saat nanti, dikehidupan selanjutnya misalnya. Haha. Bukankah aku bisa jumawa sekarang, bahwa nanti disuatu kesempatan aku akan menagih semua janji bahkan dengan bunganya. Dan kamu, takkan bisa lagi mengelaknya. Karena dalam kehidupan ada hukum sebab akibat. Maka, apa yang kau tanam itulah yang akan kau tuai.
Apakah aku terlihat seperti orang yang sedang mengancam??? Hey.. aku menyayangimu, mendoakanmu, mana berani aku mengancam kamu. Aku hanya akan menagih apa yang seharusnya aku tagih. Aku hanya akan mengajarimu agar tak lagi mengumbar janji. Karna janji tetaplah janji dan tak pernahkah kamu mendengar slogan "janji adalah hutang"?.
YOU ARE READING
Kado Rindu
Poeziesebuah kado kecil untuk ulang tahunmu, mungkin tidak akan pernah kamu baca tapi selamanya akan ada. disebuah akun wattpad tak terkenal memang tapi ada.