A/N : Maaf, udah seminggu aku sibuk sekolah dan aku kena flu jadi sakit. Semoga kalian masih nungguin cerita aku. Nah silahkan baca !Kami memutuskan membeli cemilan dulu sebelum menonton film. Pikiranku masih terhenti akan pengakauan Mark barusan. Dengan jelas dia mengisyriatkan bahwa aku yang menyuruhnya pergi dari group nya. Group idola ku. Jika ada orang yang patut untuk di bunuh, itu adalah aku.
"Mark, aku.. ke kamar kecil dulu" kemudian aku pamit dan segera pergi. Air mataku sudah mengalir deras di pelupuk mata. Kenyataan ini sungguh menyedihkan.
Kenapa dia rela melakukan itu?, Maksudku, aku bukan seorang yang sangat egois hingga sampai membuatnya seakan tak punya pilihan selain aku. Apa yang sudah terjadi selama 4 bulan ini?
Banyak orang melihatku aneh yang menangis di depan cermin panjang ini. Terserah dengan mereka. Syukurlah aku berada di tempat dimana orang tidak mengelaniku.
Handphone yang kugenggam kembali bergetar. Mengingat aku masih memegang handphone segera aku membuka cuitan berita terkini dengan kata kunci Mark Tuan.
Headline paling atas membuat mataku kembali berair. Di dalam berita ini mereka berspekulasi bahwa Mark sedang menyembunyikan sesuatu yang besar. Foto yang mereka sisipkan adalah Mark yang sedang berjalan masuk ke bandara mengenakan baju yang sangat tertutup. Mataku langsung menuju ke wanita yang mengenakan baju yang hampir mirip dengan Mark berjalan lumayan jauh di belakangnya.
Bukankah itu diriku? Oh Tuhan
Tapi komen yang bermunculan adalah fans yakin bahwa Mark hanya ingin berlibur karena JYPE memang memberikan mereka bertujuh liburan. Perasaanku agak lega karena igot7 memang fandom yang dewasa. Mereka tidak mudah percaya dengan berita yang tak pasti.
Kulihat bayangan diriku di depan cermin. Mataku masih merah, pipiku masih basah. Segera aku mencuci muka dan menyekanya dengan tanganku. Jika kulihat sekali lagi, aku tidak terlalu jelek tapi aku tidak juga cantik. Aku cuma seperti gadis pada umumya. Apa Mark tidak katarak mengatakan aku itu cantik? Mungkin dia hanya ingin membuatku tersenyum.
Baiklah, setidaknya berita dunia masih kelabu, belum ada kepastian. Itu tandanya Mark belum bicara apa-apa pada entertainment headquarters. Aku masih punya waktu untuk meluruskan semua ini. Hanya caranya saja yang aku tidak tahu.
---Mark sedari tadi terus menggandengku dan menuntunku masuk ke ruang bioskop. Tempat duduk kita berada di barisan agak belakang dan cukup berada di tengah. Dia memilih cerita yang katanya sesuai genre film yang aku suka. Dia telihat lucu membenarkan dan akhirnya membuka snapbacknya. Meskipun dia sudah berumur 24 tahun, tingkahnya masih kekanak-kananakan.
Walaupun dia sedari tadi mencoba membuatku tersenyum tapi tetap saja pikiranku masih tidak menerima semua kebenaran yang aku alami sekarang. Aku hanya bisa diam dan merasa bersalah melihat Mark berada di sampingku. Bagaimana jika aku telah merebut Mark dari orang lain, atau lebih parahnya lagi aku merenggut kebahagian banyak gadis bahkan keluarga Mark untuk hasratku sendiri?
Lamunanku terhenti ketika film dimulai. Ya, film ini mungkin film baru dan bagus tapi drama yang disutradai olehku yang sedang tayang di otak jauh lebih seru.
Mark terlihat menikmati film ini. Wajahnya terlihat indah dari sisi samping dengan pantulan sinar dari layar besar menambah kesan tampan dan berkilau. Dia sungguh terlalu indah untuk menjadi nyata.
Sekaan lupa akan film dan pikiranku tadi, aku malah melihat Mark yang asik melihat film dan sesekali mengunyah popcorn. Apa yang aku miliki sehingga membuat Mark merelakan semua untukku, masih menjadi misteri.
Meskipun aku sebenarnya menikmati semua ini tapi tetap tujuanku masih satu, yaitu meluruskan ketidakpastian ini. Aku masih harus tetap mengatakan yang sejujurnya pada Mark bahwa aku bukan Hannah yang dia cintai. Aku Hannah fans Mark, walau aku memang Hannah tapi aku bukan gadis yang Mark nikahi.
"Mark, aku ingin bicara serius" baiklah Hannah segera bicara
Seseorang masuk menerobos barisan kursi membuat aku kembali duduk dan sekaan seluruh dunia membenciku dia menumpahkan sodanya kebajuku. Wah, aku beruntung.
"Maaf, tak sengaja" ucap wanita berbadan montok itu tanpa dosa dan duduk di kursi kosong sebelahku.
"Iya tak apa" jawabku setengah hati mencoba menyeka bajuku dengan tissue yang aku selipkan di jaket pink ini. Wah, nodanya tidak bisa terserap sempurna. Mark terlihat merah padam. Sebelum dia menuntut wanita itu aku mengajaknya keluar dari bioskop.
"Basahnya sampai mana?" Tanyanya setelah keluar dari ruangan
"Oh, uhm.. lumayan" jawabku tak berani melihatnya. Aku malu, kenapa dia tanya basahnya sampai mana. Ih, dasar.
"Disini makin dingin, mau pulang?" Tanyanya berjalan di depanku
"Mark aku ingin bicara" panggil ku membuatnya menoleh ke arahku
"Tidak bisakah kita pulang dulu dan bicara disana" jawabnya mengeluh
"Aku bukan Hannah" ucapku lantang.
Malam itu baru aku bisa melihat jelas Mark, dari kaki hingga wajah yang selama ini aku kagumi dari kejauhan, seperti yang selama ini aku lakukan. Tatapannya gelisah tapi terlihat segurat rasa penasaran dari sana.
"Kau ingat aku menanyakan jika kita sudah menikah dan kenapa aku meragukanmu bahwa kau Mark Tuan?" Tanyaku.
Dia melangkah mendekatiku. Dia terlihat membenarkan snapbacknya sesekali.
"Itu karena aku memang bukan Hannah. Tadi malam aku masih di Seattle, bukan di sini Norwegia. Ini mungkin terdengar gila Mark, oh Tuhan aku bahkan tidak pantas memanggilmu Mark. Pak, ya Pak Tuan tadi malam secara ajaib aku bangun di tempat yang tidak aku bayangkan--
"Hannah, kau kenapa? Apa maksud semua ini?"
"Tidak, biarkan aku selesaikan dulu. Aku terbangun dari oh tidur yang nyenyak dan kau pria yang aku kagumi menyambutku mengucapkan selamat pagi sekaan itu hal paling normal sedunia. Aku sungguh gila saat Kau bilang, kita sudah menikah. Aku bahkan masih gadis, tak ada yang mau denganku. Ah, tapi Pak Tuan kau bicara denganku sekaan kau dan aku memang sudah mengenal lama. Padahal kau juga ingat, aku pingsan duluan sebelum aku bicara padamu. Aku orang asing, kau juga orang asing bagiku. Aku minta maaf, aku orang jahat. Bagaimana dengan GOT7, Mark maksudku Pak Tuan, tolong kembalikan aku ke tempat asalku, aku bukan Hannah. Aku--
Mark menciumku tepat di bibirku yang masih bergetar. Seluruh air mataku kembali mengucur deras membasahi pelupukku. Tanganya mendekap badanku mempersempit jarak diantara kita. Entah mengapa, tubuhku bereaksi membalas ciuman Mark. Kurasakan dia makin memperat dan melumat bibirku. Oh, perasanku masih bercampur aduk.
Tanganku mencoba mendorongnya menjauh tapi kakiku lemas. Tanganku malah berada di dadanya. Jantungnya berdetak sangat kencang, tapi aku tidak tahu apa penyebabnya. Mungkin itu karena disini dingin, atau mungkin karena dia sedang mencumbuku atau mungkin karena dia mencintaiku?
Bibirku terasa mati rasa sesaat setelah dia melepaskan tautannya. Matanya menyorot tajam mencari rasa takut dari wajahku. Orang-orang sekitar melihat kami dan kemudian pergi setelah aku sedikit melirik
"Kau baru saja membalas ciumanku. Katakan apa kau mencintaiku?" Tanganya mengusap pipi merahku. Mark terlihat gusar dan gelisah melihat aku yang tak segera menjawabnya.
"Aku.. " air mataku masih mengalir. Aku baru saja menceritakan semua yang sudah menggangguku sejak pertama kali aku bangun tidur. Aku tidak yakin. Ya, tentu aku mencintainya. Dia Idolaku.
"Kau Idolaku Mark, tentu aku mencintaimu" sepertinya jawabanku buat Mark semakin gusar
"Apa kau mencintaiku sebagai pria?" Tanyanya sekali lagi
"Aku... Aku tidak--
-----
Okay, kira kira apa yang Mark bakal lakuin ke Hannah? Wkwk, dan si Hannah nya bakal bilang apa ya?
Vote dan komen dong. Lanjut gak?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Attraction // m.t
Fanfiction(Bahasa Indonesia) Apa yang akan kalian lakukan ketika mendapati pria impianmu berada di sampingmu dan tersenyum manis kearahmu, ditambah lagi diatas RANJANG?!? --- Some part might be mature with sex scene, (few chaps, so don't worry fluffiest). B...