"Namamu siapa nak?" Ibu Mark duduk di sebelahku. Matanya menyiratkan rasa penasaran dengan senyum keibuan tapi malah membuatku makin deg-degan.
"Hannah .. tante" jawabku takut. Kulihat Ayah Mark memperhatikanku terus. Rasanya seluruh tubuhku terbakar dengan tatapan mematikan milik Ayah Mark.
"Anakku Mark, aku tahu kau anak yang suka bercanda. Tapi, kali ini aku yakin kau tidak mengada-ada. Sekarang, Kau sebaiknya punya alasan yang masuk akal" Ayah Mark menatapku was-was. Tangan Mark menggemgamku erat. Seakan dia minta pertolonganku untuk menjawab. Sungguh aku berusaha untuk tetap bernapas sekarang.
"A-Ayah, kami .." Mark terhenti ketika Ayah Mark tertawa lepas. Aku dan Mark malah bingung dengan perubahan sikapnya yang sangat cepat. Ibu Mark juga geleng-geleng melihat tingkah suaminya.
"Ini lelucon yang lucu sekali, benar 'kan sayang? Lihat saja wanita manis ini. Dia bahkan masing canggung dengan Mark, mana mungkin mereka sudah melakukan 'itu', apalagi menikah" Ayah Mark kemudian beranjak mengambil air minum. Aku yang entah sejak kapan menahan napas akhirnya bisa kembali bernapas.
"Ka-Kami baru menikah Ayah" Mark menoleh kearah Ayah Mark yang masih berada di dapur. Rona merah jelas makin kentara diwajahku. Ya, aku masih gadis, untuk sekarang.
"Raymond, aku tidak akan memberimu alkohol lagi. Bukannya tamu disambut kau malah menggoda mereka" Ibu Mark, Dorine berjalan kearah suaminya. Jika dilihat dari baju mereka pasti mereka sehabis dari suatu acara.
"Ceritakan, apa kau sudah menghubungi JYPE? Kau ingat ada banyak gadis diluaran sana mengelu-elukanmu 'kan?" Ayah Mark mulai memasang wajah seriusnya. Aku yang sedari tadi diam, malah semakin tidak bisa bicara.
"Aku.. ingin kalian yang mengetahui dulu" sebagian hatiku masih sakit mendengar percakapan ini. Sungguh aku tidak ingin menjadi gadis yang menahan Mark Tuan, idola, member GOT7, hanya untuk diriku? Aku tidak seegois itu.
"Anggap saja kalian kawin lari dan apalah itu. Tapi mana cincin kawinnya, oh surat pernikahan kalian?" Dia menyeringai dan kemudian duduk di meja makan.
"Kau tahu 'kan pernikahan kalian masih tidak sah" ayah Mark melanjutkan. Ibu Mark sudah pergi dan berganti baju. Dia kemudian kembali bekerja di dapur. Ayah Mark masih memasang wajah serius.
"Aku tahu Ayah.." jawab mark menyerah. Tunggu, ini artinya aku belum resmi menjadi istri Mark?
Aku juga baru ingat dengan surat pernikahan dan di mana kami mendaftarkan pernikahan kami. Terlebih lagi aku yang bisa dibilang baru 'bangun' tidak bisa ingat apa-apa. Lebih tepatnya tidak bisa mengingat karena memang aku belum melakukannya.
"Baiklah, masalah terselesaikan. Oh ya, besok Joey akan pulang, kau temani Ayah menjemputnya ya? Kylie dan Leila juga kangen padamu" Ayah Mark, atau Papa Tuan bersemangat mengajak Mark. Aku ikut bersemangat mendengarnya.
"Pergilah Mark, temui mereka" ucapku lirih, aku masih sungkan bicara di keluarga ini. Matanya ikut berbinar mendengarkan ucapanku. Aku kemudian tersenyum melihatnya mengembangkan tawa.
"Nah, kalian makan lalu istirahat. Kami orangtua ingin merebahkan badan dulu" dengan itu, mereka berdua berjalan menuju kamar masing masing.
Malam itu aku membiarkan Mark tidur dulu. Ibu Mark sangat baik padaku, dia seperti menganggap aku teman Mark, atau mungkin lebih. Aku hanya tidak bisa membedakan perilaku Ibu Mark, dia bersikap baik mungkin sudah menjadi kebiasaan. Ayah Mark, menganggapku tidak ada. Bukannya apa-apa, tapi aku kira dia akan sangat baik. Tapi apa yang bisa aku harapkan. Jika aku punya anak, dan tiba tiba mengatakan sudah menjadi istri orang aku mungkin akan bersikap lebih dari sekedar memberiku silent-treatment.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Attraction // m.t
Fanfiction(Bahasa Indonesia) Apa yang akan kalian lakukan ketika mendapati pria impianmu berada di sampingmu dan tersenyum manis kearahmu, ditambah lagi diatas RANJANG?!? --- Some part might be mature with sex scene, (few chaps, so don't worry fluffiest). B...