-3-

10.4K 770 3
                                    

"Rei-kun... Tunggu disini sebentar"Sakura berjalan ke arah pintu dan membukanya. Sakura sangat terkejut melihat sosok yang berdiri di hadapannya itu, ia tidak menyangka pria di hadapannya ini tidak berubah sedikitpun. Bahkan setelah lima tahun berlalu.

Terkejut? Ya! Itu yang dialami Sakura saat ini, ia bahkan tidak mendiga sama sekali akan bertemu dengan Sasuke kembali bahkan di depan pintu rumahnya sendiri. "Sa--Sa-Sasuke-kun..." Hanya sebuah kata patah-patah yang mampu keluar dari bibir Sakura.

•••

Terkejut? Pasti! Aku tidak menyangka sama sekali tidak menduganya, bahwa aku akan bertemu dengan Sasuke-kun disini, di apartemenku.

Perpisahan kami yang sangat tidak baik membuat suasana ruang tamuku menjadi sangat canggung. Aku beranjak ke dapur dan membawakannya secangkir kopi pahit -yang dulu-- kesukaannya, hanya insting saja.

Aku tidak tahu apa seleranya sudah berubah atau belum, yang jelas tinggal bersama dengannya selama empat tahun membuat kami saling tahu kebiasaan masing-masing.

"Kuharap itu sesuai seleramu, Sasuke-kun.." Aku meremas nampan yang ku gunakan untuk membawakan kopi Sasuke tadi, dan Sasuke-kun hanya bergumam menanggapi perkataan Sakura.

"Sakura... Jadi selama ini kau disini? Di Suna?" Tanya Sasuke-kun yang mencoba menghilangkan aura canggung disini.

Aku hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Sasuke-kun. Aku masih bingung apa ini benar-benar Sasuke-kun? Aku takut jika dia kemari ingin memyakitiku lagi dan terutama menyakiti Rei-kun. Ya Tuhan.. Aku betpikir terlalu jauh. Mana mungin Sasuke-kun menyakiti putranya sendiri?

•••

"Sasuke-kun, ada apa datang kemari dan kau tahu Rumahku dari siapa?" Sakura bertanya sekaligus untuk menghilangkan rasa penasarannya yang ia rasa akan meluap sejak tadi.

"Aku sedang ada bisnis di Suna, dan aku tahu alama--"

"Mama! Siapa yang datang? Aku sudah selesai makannya!" Belum Sasuke menyelesaika kalimatnya, suara teriakan Rei membuat ia harus menghentikan kalimatnya.

Sakura melangkah ke dapur dan menghampiri Rei yang ada di meja makan. Mengecup puncak kepalanya sebentar lalu bergegas membersihkan bekas makan Rei, namun saat akan beranjak ujung baju Sakura ditarik oleh Rei yang membuat Sakura menghadap Rei kembali.

"Yang datang siapa, Ma?" Tanya Rei penasaran Sakura masih diam dan tersenyum pada putranya itu.

"Apa paman Gaara dan Sota? Waaah.." Mata anak itu berbinar Rei amat senang di kunjungi Gaara sepagi ini.

"Nanti Rei-kun akan tahu, sebelum itu ayo mandi dulu ya.. " Sakura kemudian membersihkan meja makan lalu mengangkat Rei menuju kamarnya untuk mandi dan membiarkan Sasuke sendirian di ruang tamu.

•••

"Maaf, membuatmu menunggu lama..." Sakura datang sambil menggendong Rei.

Saat Rei duduk -di dudukkan-- di sebelah Sakura, Sasuke terkejut dengan apa yang dilihatnya. Matanya meneliti dari atas sampai bawah tubuh Rei.

Sangat mirip bahkan bentuk mata dan garis wajahnya, tapi matanya sangat Sakura sekali. Warna emerald warna mata yang meneduhkan jiwa siapapun yang memandangnya.

"Dia, Rei.. Anakku." Pernyataan singkat Sakura membuat Sasuke semakin kaku di tempat. Apa dia bilang? Anakku? Batin Sasuke berdenyut nyeri saat anak itu menatapnya kosong.

"Dan Rei-kun.. Ini... Papamu, dia sudah pulang..." Sakura berkata kepada Rei dengan nada yang dibuat seriang mungkin. Mendengar kalimat itu, Mata emerald Rei berbinar dan wajahnya kentara sekali jika ia sedang senang. Sangat.

"Pa--pa... Papa... Ma, apa benar itu papa? Papa sudah pulang?" Wajah Rei tersirat kebagahagiaan yang tidak bisa diungkapkan.

Sasuke mematung mendengar Rei memangilnya dengan sebutan Papa yang sarat akan kerinduan. Dan panggilan Rei itu juga mencubit hati Sasuke yang sekeras batu terhadap buah hatinya dulu--mungki sampai sekarang.

Sakura hanya tersenyum kecut melihat anaknya sangat bahagia melihat Rei bertemu Sasuke.

"Papa, Rei minta gendong." Permintaan Rei barusan membuat Sakura dan Sasuke tersentak dari lamunan masing-masing.

Sakura menatap Sasuke yang masih diam mematung di seberangnya. Bermaksud mengalihkan pembicaraan dan rasa kecewa di hati Rei, akhirnya Sakura membuka suara setelah bebrapa saat terdiam. "Rei-kun, Papa masih lelah, biarkan dia istirahat dulu ya. Sekarang Rei-kun Mama antar ke kamar, ya."

"Tapi, Rei rindu Papa, Ma..." Emerald yang serupa dengan milik Sakura itu mulai berkaca-kaca, dan panggilan "Papa" dari Rei sekali lagi menyadarkan Sasuke pada kenyataan.

Sakura terkejut melihat Sasuke bangkit menuju ke arahnya saat ia akan menggendong Rei, dengan sayang dan kekakuan yang masih nampak jelas di mata Sakura, Sasuke menggendong Rei. Menggendong putranya, putra mereka.

•••

BACK [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang