"Lalu bagaimana dengan uji DNA-nya? Apa... Benar dia anakku?"
•••
Sasuke membuka amplop itu hati-hati dan membaca isinya dengan seksama. Memahami arti dari setiap kata yang tertulis disana.
Onyx bungsu Uchiha itu membulat sempurna. Ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja ia baca.
Jadi... Benar selama ini, Sakura tidak pernah berbohong padanya? Lalu sekarang apa yang harus ia lakukan? Membiarkan kekasih dan putranya terkatung-katung di kota lain, sedangkan ia disini bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun?
•••
Sakura langsung berlari panik. Setelah selesai melakukan operasi bersama dr. Saara, ia mendapat telepon dari suster yang menjaga Rei, bahwa putranya itu kembali sesak napas dan pingsan.
Sakura masuk ruang UGD dan menemukan putra kecilnya tertidur dengan selang oksigen di sekitaran hidungnya.
Menurut suster yang menjaga Rei, Rei pingsan setelah mengeluh dadanya sakit dan hidungnya mampet. Suster yang mengertipun langsung mengambil botol oksigen Rei yang ada di laci meja Sakura. Tapi sebelum suster itu sampai, Rei sudah jatuh pingsan.
Andai dulu Sakura tahu, jika penyakit anaknya memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, mungkin sekarang anaknya sudah bisa berlari menghampirinya ketika ia selesai melakukan operasi.
Kadang Sakura menyesali kebodohannya sendiri karena terlambat menhetahui penyakit yang menggerogoti tubuh anaknya. Kondisi ekonominya dulu yang masih sangat rumit dan berantakan karena Sakura belum menyelesaikan studi kedokterannya yang akhirnya menimbulkan dampak buruk bagi Rei, pikir Sakura.
Sakura terus mengusak sayang kepala anaknya dan bergantian dengan mengelus lengan kecil dan rapuh Rei. Ia beranjak dari tempat Rei, dan keluar untuk menenangkan diri. Pikirannya melayang, haruskah ia menghubungi Sasuke dan memberi tahu jika Rei sakit? Tapi bagaimana jika ia dan Rei dimaki oleh Sasuke kembali seperti kemarn?
"Sakura? Ada apa?" suara di seberang telepon itu terdengar panik dan cemas.
•••
Sasuke tersungkur ke lantai saat ayah dan kakak lelakinya menghujaninya dengan tamparan dan tinjuan kekecewaan. Fakta bahwa Sasuke menghamili seorang gadis dan lari dari tanggungjawab hingga lima tahun berlalu seolah menjadi sembilu yang mengoyak dada seluruh keluarganya.
"Brengsek kau Sasuke!" Uchiha Itachi masih memaki adiknya Sasuke karena lari dari tanggungjawabnya sebagai pria. Sedangkan ayahnya Fugaku sudah terduduk dan menatap tajam putra bungsunya. Mikoto hanya menunduk dan menangis di bahu menantunya yang tengah mengandung tujuh bulan itu.
"Sasuke aku mengalah dari ahli waris perusahaan Uchiha karena aku percaya kau mampu membawa beban itu, tapi ternyata--ARGH!" Itachi berteriak pada Sasuke yang masih menunduk tidak berani menatap mata nyalang kakaknya.
Salahkan Kabuto yang begitu ceroboh karena masalah Rei malah meneleponnya ke rumah dan diangkat oleh Fugaku. Dalam hati Sasuke siap mencincang pria itu.
Dering telepon do saku Sasuke membuat Itachi seketika menghentikan ucapannya. Ia mengernyit karena anak buah Kakashi meneleponnya saat ini.
"Sasuke-sama, kurasa Anda harus ke Suna sekarang. Anak Sakura masuk rumah sakit." Suara itu seperti petir yang menyambar Sasuke. Mendengar anak itu sakit, timbul perasaan bersalah dan iba dalam diri Sasuke kepada Rei.
"Apa katamu? Jika kau bohong, kupastikan besok kau yang ada di kamar mayat." Sasuke mendesis dan langsung bangkit menyambar kunci mobilnya dan bergegas ke Suna.
•••
Rei, bocah kecil itu sekarang sudah di pindahkan ke kamar rawat anak karena kondisinya yang terus stabil. Hal itu membuat hati Sakura tenang bukan main, meskipun anak itu belum sadar.
Suara pintu kamar rawat Rei yang terbuka membuat Sakura menolehkan atensinya ke pintu itu, teelihat Ino dan Sai yang menatap sendu Sakura.
Sakura berlari menghampiri Ino, dan memeluknya. Sakura hanya ingin berbagi sedikit bebannya kepada temannya itu. "Tenanglah Sakura, Rei akan baik-baik saja." Ucap Ino yang mengusap punggung bergetar Sakura. Sedangkan Sai masih mematung prihatin melihat kondisi Rei yang harus berjuang sendiri melawan sakitnya.
Yamanaka Ino dan suaminya Sai merupakan satu-satunya teman Sakura di Konoha yang --menurutnya--tahu keberadaannya di Suna. Mereka baru menikah sekitar empat bulan yang di Australia setelah Sai menyelesaikan pameran lukisannya disana.
"Ino aku takut, aku takut jika Rei tak pernah membuka matanya lagi..." Pandangan Sakura semakin sendu melihat putranya.
"Dia keluargaku satu-satunya Ino... Setelah orang tuaku meninggal delapan tahun lalu, aku sudah tidak memiliki siapapun dan apapun..." Sakura meneteskan air matanya lagi.
"Hei... Apa yang kau katakan? Aku temanmu! Itu berarti aku ini juga keluargamu, bodoh!"
"Kau pikir kau sendirian? Ada aku, Sai, Neji, Hinata dan teman-teman lain di Konoha. Dan juga Kau juga memiliki Gaara-san dan juga istrinya, Apa itu kurang?!" Ino mengucapkan kalimatnya penuh dengan penekanan dan mengingatkan Sakura, bahwa dia tidak pernah sendirian.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK [COMPLETE]
FanfictionFIRST STORY Kuharap aku masih memiliki kesempatan untuk kembali padamu, Sakura. Uchiha Sasuke Desclaimer: Mashashi Kishimoto #414 In Fan Fiction 9/11 2017