"Teman-teman, taeyong tidak punya ibu."
"Aku punya!"
"Mana? Buktinya kau duduk sendilian."
"Ibu halus pelgi ke sekolah. Makanya tidak bisa menemani taeyong-ie."
"Masa sudah jadi ibu masih sekolah? Eomma-nya taeyong pasti bodoh makanya halus tetap sekolah."
"Aniya!! Appa taeyong-ie juga pelgi ke sekolah yang sama."
"Sekolah yang sama? Ibu dan ayahmu masih sekolah?"
Tanya salah seorang ibu dari anak-anak yang sedang mengganggu taeyong.
"Nde."
"Ini tidak bisa dibiarkan, Kita harus memberi tahu pihak sekolah untuk mengeluarkan anak haram ini."
"Anak halam itu apa?"
Tanya taeyong. Tapi para ibu tidak mendengarkannya.
"Ayo kita tunggu sampai orang tuanya menjemput anak ini. Pantas saja selama ini yang selalu mengantar jemputnya adalah seorang pengasuh. Rupanya dia ini hasil kenakalan anak remaja."
Katanya sambil menatap sinis kearah taeyong. Sebenarnya, dia hanya iri karena taeyong berhasil mendapatkan juara satu untuk lomba menari. Sementara anaknya tidak mendapatkan penghargaan satupun.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kenapa kau tidak masuk sekolah?"
"Bukan urusanmu."
"Kupikir kau bolos untuk menghadiri acara di sekolah taeyong. Tapi kau kelihatannya habis jalan-jalan, jimin."
"Lalu kau bagaimana? Kau sendiri membolos kan?!"
"Aku bolos untuk mencarimu yang membawa jaehyun entah kemana."
Kata jungkook sambil menatap nyalang kearah jimin.
"Aku mencari pekerjaan. Dan kantung plastik itu, temanku yang memberikannya."
"Siapa? Taehyung eoh?"
"Siapun itu bukan urusanmu."
"Yahh!! Kau ini istriku sekarang."
"Istri katamu? Kalau kau bisa memberikan banyak uang untukku, dengan senang hati aku akan mengakuimu sebagai seorang suami."
Kata jimin, yang entah sadar atau tidak dia seperti tengah memberikan lampu hijau pada jungkook saat ini.
"Aku sudah memberikan semua uangku kemarin, jimin. Aku bahkan tidak mengambil satu koin pun dari semua itu."
'Harus bagaimana aku mengatakan kalau uang itu habis untuk mengganti rugi semua piring yang kupecahkan hari ini.. Ini karena aku membawa jaehyun.. Pekerjaan mudah saja jadi terasa sulit..'
Kata jimin dalam hati.
'Apa aku pura-pura saja kalau uang itu hilang?'
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
Jimin tersentak medengar pertanyaan jungkook barusan.
'Aku hanya mengambil satu pekerjaan, sedangkan jungkook mengambil tiga pekerjaan sekaligus. Dia mencuci piring di kedai, berkostum boneka untuk membagikan pamflet, dan menjadi guru les. Dan dari semua itu.. Aku hanya bisa mencuci piring... Ahhh... Seandainya aku sepintar jungkook di sekolah. Pasti akan lebih mudah kalau hanya jadi guru les sa-'

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Ketua Geng
FanficJimin dan Jungkook sama-sama ketua geng yang saling bermusuhan. Tapi mereka adalah 'orang tua' dari kedua anak yang sama pula. Kenapa bisa seperti itu? Jawabannya, karena sebuah keterpaksaan.. dan takdir akan sebuah cinta sejati.