"Apalagi ini, hoseok.."
"Mau bagaimana lagi ,yoongi.."
"Ck tahu begini, taeyong dan jaehyun lebih baik tinggal di rumah kita saja."
Jungkook ingin sekali membela diri. Tapi bicara dengan ibunya yang sedang marah, ibarat menyiram bensin pada kobaran api. Yang ada, nanti dia malah habis terbakar cacian ibunya yang seputih putri salju namun segarang sparta itu.
Tapi jungkook yakin, yoongi pasti sedang menahan diri untuk tidak memarahi jimin saat ini. Ketika mendengar, kalau taeyong hilang setelah diolok-olok oleh temannya.
Dia seorang ibu, dia mengerti kalau taeyong ingin jimin bisa mengantar dan hadir pada hari ibu di sekolahnya.
Kalaupun jungkook dan jimin datang kesana, yoongi pikir taeyong pasti sudah terlanjur kecewa dan sedih atas prilaku ibu 'baru'nya itu. Padahal, semua kan tidak seperti kelihatannya. Karena kenyataannya, taeyong pergi setelah mendengar apa yang dikatakan jungkook.
Masalah yang sedang dihadapi oleh mereka saat ini, benar-benar tidak tanggung-tanggung.
Semuanya melibatkan polisi dan kedua orang tua lainnya. Yang tidak lain adalah Mark dan Bam-bam, orang tua dari ten.
"Jimin, jaehyun menangis."
Tidak ada sahutan.
"Jimin?"
Jimin masih menatap lurus meja di ruang tamu rumahnya.
"Jimin!!"
"Ah? Apa?"
Jimin melihat kearah seokjin dengan lingkaran hitam dibawah matanya.
"Jaehyun menangis, apa kau tidak mendengarnya?"
"Dimana jaehyun?"
"Kau menggendongnya dari tadi, jimin. Kau ini kenapa?! Jangan membuat ibu takut."
Jimin tidak mendengarkan apa yang dikatakan seokjin. Dia malah mendekatkan wajah jaehyun ke dadanya, tapi..
"Bagaimana dia akan menyusu kalau kau tidak membuka pakaianmu? Jimin, fokuslah sedikit!!"
"Seo-"
"Aku tidak tahan lagi, namjoon. Kenapa jimin selalu saja melamun selama tiga hari ini. Apa dia pikir hanya dia sendiri yang merasa kehilangan?!!"
Bam-bam yang melihat bagaimana kacaunya keluarga besar ini, memutuskan untuk menggendong jaehyun dan mengajak jimin ke kamar. Dia merasa sedih melihat jimin dimarahi terus di setiap kunjungannya ke rumah ini. Tentu saja, dia datang dengan harapan ten akan pulang bersama taeyong ke rumah jimin. Walaupun sampai kini, tidak ada kabar sama sekali dari anak-anak mereka.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Taeyong mengguncang-guncangkan tubuh ten yang meringkuk di sudut gedung tua ini. Tapi tidak ada sahutan walaupun dilakukannya berulang-ulang. Dia malah semakin panik, karena badan ten bertambah panas melebihi hari kemarin.
"Ten, bangun ~ "
Tanpa disadarinya air mata terus bercucuran.
'Eomma.. Bagaimana ini..'
Katanya dalam hati.
Kemudian taeyong mulai mengingat bagaimana jimin memperlakukannya selama ini. Walaupun dia tidak seperti jaejoong yang selalu halus dalam setiap tutur katanya. Tapi jimin tetaplah ibu yang baik.
Dia boleh saja merasa tidak peduli pada taeyong. Tapi waktu taeyong batuk ringan, jimin memeluknya sepanjang malam, kalaupun sesekali dia harus terbangun karena jaehyun menangis. Tapi, jimin akan kembali kesisinya dan membalurkan kembali minyak hangat ke tenggorokannya kalau-kalau dia merasa minyak itu sudah tidak terlalu terasa lagi.
'Eomma... Taeyong-ie lindu jimin eomma..'
Anak itu semakin ingin pulang ketika semua ingatannya tentang jimin tiba-tiba saja berputar secara otomatis di kepalanya.
Itu adalah tentang jimin yang akan bangun lebih pagi untuk membuatkan roti panggang dengan selai rasa buah kesukaannya. Lalu segelas susu hangat di pagi hari yang dingin.
Oh, bahkan jimin tidak pernah membangunkannya dengan kasar.
Didepan jungkook, jimin memang berteriak-teriak kalau dia tidak ingin mengurus taeyong. Tapi nyatanya, jimin akan mengecupi wajah anak itu agar terbangun lebih awal supaya wajahnya lebih segar dan tidak terlihat mengantuk di kelas. Kemudian jimin akan mempersiapkan semua peralatan sekolah taeyong dengan baik, sementara anak itu akan menonton film kartun favoritnya di televisi.
Jika sekarang taeyong merasa kepanasan karena memeluk badan ten yang semakin meningkat suhu tuhuhnya. Maka berada didalam dekapan jimin lebih diinginkannya daripada hal ini. Terlebih, ibunya itu akan selalu membacakan dongeng sebelum tidur.
Malah sekarang taeyong menyesal. Karena pernah suatu hari, dia terus memaksa jimin untuk membacakan cerita padahal jaehyun sedang rewel.
Taeyong jelas tahu kalau ibunya sangat kelelahan sepulang sekolah. Tapi bersama dengan jimin lebih menyenangkan daripada dengan jungkook yang akan langsung tertidur begitu sampai di rumah.
Lambat laun, taeyong mulai berpikir bahwa ibunya sangat hebat. Dalam keadaan selelah apapun, jimin akan selalu ada untuknya. Lalu untuk apa dia pergi dari orang yang penuh cinta dan kasih sayang seperti jimin.
Sesaat kemudian dia merutuki kebodohannya untuk pergi dari keluarganya sendiri. Tapi kalaupun dia ingin kembali, bagaimana caranya membawa ten yang sedang sakit untuk bisa pulang bersama.
Namanya juga anak kecil, tentu wajar jika taeyong begitu kebingungan mencari jalan keluar bukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Ketua Geng
FanfictionJimin dan Jungkook sama-sama ketua geng yang saling bermusuhan. Tapi mereka adalah 'orang tua' dari kedua anak yang sama pula. Kenapa bisa seperti itu? Jawabannya, karena sebuah keterpaksaan.. dan takdir akan sebuah cinta sejati.