Jimin ingin sekali menemani taeyong di rumah sakit tapi dia sudah terlalu banyak absen. Kalau harus dirincikan, itu adalah tiga hari setelah kecelakaan dan tiga hari kemarin waktu anaknya hilang.
Jimin sangat lelah, dia bahkan tidak tidur lagi setelah menemukan taeyong sekitar pukul dua pagi, tapi tetap saja kalau naluri keibuannya mulai muncul. Dia akan kembali kuat dan merasa sanggup untuk menahan rasa lelah seperti apapun itu.
"Jimin, kenapa akhir-akhir ini kita tidak membuat taruhan dan pertarungan lagi dengan kelompok jungkook?"
"Aku akan berhenti melakukannya."
Kata jimin, sebelum menguap selebar-lebarnya. Dia sungguh kurang tidur. Dan sekarang di kelas tidak ada guru, lengkap sudah rasa kantuknya semakin menggebu-gebu.
"Kenapa??"
'Mana mungkin kubilang kalau aku berhenti karena sudah punya anak..'
"Karena kita sudah kelas tiga. Sebentar lagi kita lulus.."
"Kau tidak asyik, ji-"
"Tunggu, ini hanya perasaanku saja atau dadamu memang agak berisi akhir-akhir i-"
Baru saja salah satu teman jimin akan menyentuh dada yang sedang mengembang karena jimin tengah merenggangkan tubuhnya, tiba-tiba saja jungkook mencekal pergelangan tangan teman laki-lakinya itu di kelas.
"Apa yang mau kau lakukan?!"
"Hey apa masalahmu?!"
"Kau akan menyentuh dadanya!!"
"Memangnya kenapa?? Jimin kan temanku."
"Kau ini mesum sekali."
"Jungkook, sudahlah. Kenapa hal seperti ini harus kau besar-besarkan."
Kata jimin. Yang membuat teman-temannya heran karena jimin baru saja memanggil jungkook tanpa menambahkannya dengan embel-embel brengsek lagi.
"Aku hanya tidak ingin propertiku disentuh orang lain."
Ujar jungkook yang membuat jimin kini terkejut karenanya.
'Dia sudah gila, Tuhan.. Apa yang akan kujelaskan pada teman-temanku nanti..'
Batin jimin. Seraya menatap.. bukan hanya teman-temannya, tapi juga semua teman sekelasnya yang sedang memincingkan mata padanya saat ini.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sepulang sekolah, seperti biasa jimin akan mengambil taeyong dan jaehyun ke rumah yoongi.
Jika biasanya dia akan pergi dengan hanya berpamitan saja. Sekarang dia ingin lebih dekat lagi dengan ibu mertuanya itu. Sayang sekali, jimin malah meminta sesuatu hal di waktu yang kurang tepat rupanya. Karena..
"Kalau kau mau belajar masak sekarang juga. Kau kan bisa cari di internet. Jangan menggangguku."
Jimin tidak menyerah. Sepertinya dia lupa.. kalau mengganggu jam tidur siang yoongi bukanlah hal yang bisa dimaklumi dengan mudahnya. Dia justru terkena semprot ibu mertuanya saat ini.
"Tapi, bu. Aku tidak tahu makanan seperti apa yang jungkook sukai."
"Kau."
'Apa? Apa maksudnya??'
"Kau tiduran saja di ranjang. Nanti juga dia akan makan dengan sendirinya."
'Ha?'
Jimin semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Ketua Geng
FanficJimin dan Jungkook sama-sama ketua geng yang saling bermusuhan. Tapi mereka adalah 'orang tua' dari kedua anak yang sama pula. Kenapa bisa seperti itu? Jawabannya, karena sebuah keterpaksaan.. dan takdir akan sebuah cinta sejati.