Part 1

4.4K 180 7
                                    

Duarrr.....cetar....cetarrrrr....duarrr....

Suara kembang Api terdengar menggema di seluruh pelosok negeri Goguryeo karena mulai malam ini hingga 7 hari berikutnya akan dilaksanakan pesta rakyat. Pesta itu bertujuan untuk merayakan pernikahan putera mahkota Negeri juga pengangkatannya menjadi Raja setelah minggu lalu Raja Kim menghembuskan nafas terakhirnya karena sakit.

Dari dalam istana pun seluruh penghuni istana dapat melihat kemeriahan kembang api. Ibu Suri, Ratu, Putera Mahkota beserta isterinya nampak menikmati kilatan kembang api berwarna-warni itu dengan tenang sembari sesekali berbincang. Namun hal berbeda terjadi dengan seorang puteri yang merupakan adik sang putera mahkota yang juga berada di pondok taman istana itu. Sang puteri nampak berloncat-loncat dan berteriak girang tiap kali kembang api muncul.

"Puteri So Eun....bisakah kau tenang dan bersikap layaknya seorang puteri negeri ini...."ujar Ibu Suri yang merupakan nenek dari Puteri So Eun dengan lembut namun berwibawa sementara yang lain hanya tersenyum geli melihat sikap polos So Eun. 

"Tidak bisa Mama....ini sungguh indah dan menyenangkan....Naneun sudah lama tidak melihat pesta kembang Api seperti ini....Jika naneun tahu ketika Hwangtaeja menikah diadakan pesta kembang api maka sejak dulu naneun akan meminta Hwangtaeja menikah....mungkin lebih baik Hwangtaeja menikah lagi agar diadakan pesta kembang api kembali...."ungkap Puteri So Eun santai sembari tetap melihat kembang api.

"Bisa kau jaga ucapanmu Puteri Kim So Eun...."geram Putera Mahkota Kim So Hyun dengan tingkah yeodongsaengnya itu sementara Puteri So Eun hanya menunjukkan senyum lebarnya karena berhasil menggoda kakaknya itu.

"Anda tidak perlu memikirkan kata-kata dari puteri nakal itu Hwangtaeja-bi....Dia hanya sedang menggoda kakaknya..."ujar Ibu Ratu tersenyum lembut melihat keakraban kedua anaknya itu.

"Ye, kureoyessimnida Mama...."jawab Isteri putera mahkota yang sebentar lagi akan diangkat menjadi permaisuri. Puteri Han Ga In sudah mengenal Puteri So Eun cukup lama sehingga Ia tahu seperti apa sifat Puteri So Eun.

"Sekarang sudah cukup malam sebaiknya kalian kembali ke kamar dan beristirahat..."ujar Ibu Suri beranjak meninggalkan pondok tempat mereka bersantai diikuti Ibu Ratu beserta pelayannya.

"Ye, Mama..." Ujar Putera Mahkota Kim So Hyun dan Isterinya Gain serta puteri Kim So Eun bersamaan sebelum Ibu Suri dan Ibu Ratu meninggalkan pondok.

"Yee....akhirnya..."ujar Puteri So Eun bersemangat dan lega karena tidak perlu bersikap formal lagi jika Ibu Suri dan Ratu sudah pergi. Putera Mahkota So Hyun dan Ga In hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala melihat sikap So Eun yang tidak anggun seperti seorang puteri.

"Eonni....dimana pengawal tampanmu?....Kenapa tidak ikut mengawalmu di sini?"tanya Puteri So Eun dengan bahasa tidak formal kepada Ga In karena mereka sudah sangat akrab.

"Aku yang memerintahkannya agar kau tidak melihatnya dan menunjukkan wajah bodohmu saat terpesona olehnya...."Ucap Putera Mahkota So Hyun sebelum Ga In menjawabnya. Seperti Puteri Mahkota So Eun, Putera Mahkota So Hyun pun sejak dulu akan berbicara dengan bahasa santai saat hanya ada mereka berdua, namun kini bertambah dengan kehadiran Ga In isterinya.

"Oppa menyebalkan....."gerutu Puteri So Eun dengan wajah cemberutnya.

"Kau mau ku hukum pancung karena berkata calon raja sepertiku menyebalkan...."ucap So Hyun pura-pura marah.

"Aku tidak berkata Hwangtaeja menyebalkan....Aku berkata Oppa, kakakku yang menyebalkan...weekk..."ujar Puteri So Eun tak mau kalah lalu menjulurkan lidahnya membuat So Hyun sedikit geram namun kemudian tersenyum dengan sikap yeodongsaengnya itu. Sementara Puteri Ga In hanya tersenyum geli dengan perdebatan antara Putera dan Puteri Mahkota itu.

The Royal HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang