Part 11

1.4K 109 2
                                    

Di tempat lain seorang namja sedang gelisah memikirkan sesuatu yang akan menentukan banyak hal.

" Kau hanya perlu mengatakan yang sebenarnya maka keluargamu akan selamat.....Jika tidak.......Kau akan melihat di rumahmu banyak tubuh tak bernyawa......" Namja itu meremas kuat kepalanya berusaha melupakan ancaman yang Ia terima. Ia benar-benar bingung harus bagaimana. Disatu sisi keluarganyalah alasannya hidup dan bekerja di istana selama ini untuk kebahagiaan keluarganya. Namun disisi lain Tuannya juga sangat baik padanya dan keluarganya selama ini.

"Bagaimana Pengawal Song.....Kau sudah memikirkan jawabannya?...." Joong Ki yang mendengar Ajudan Meneri Jung hanya bisa menatap tajam sembari mengepalkan tangannya.

"Ini bukan masalah yang sulit.....Jika Kau mengungkapkan kebenaran hubungan Puteri Mahkota Kim So Eun dan Jendral Kim maka keluarga mu akan selamat.....Kau tidak perlu mengkhawatirkan Puteri So Eun karena Ia akan baik2 saja....Ia hanya perlu menikah dengan Pangeran Jung untuk membantah itu.....sedangkan Jendral Kim hanya akan diasingkan....Aku berjanji tidak akan ada korban nyawa di sini....." seringai Ajudan itu dan lagi-lagi Joong Ki hanya bisa diam.

~oO0Oo~

"Nona....pakailah ini....." ucap Kim Bum meletakkan sepatu dengan sulaman cantik di depan kaki So Eun.

"Ne Tuan...." ucap So Eun senang. Mereka sengaja menggunakan panggilan Tuan dan Nona untuk menyamarkan identitas mereka. So Eun maupun Kim Bum nampak sangat menikmati kencan mereka di desa dan mencoba berbagai hal yang baru bisa So Eun nikmati setelah mehyamar sebagai rakyat biasa. Mereka mendatangi pasar dan melihat berbagai aksesories dan kerajinan tangan, kemudian memakan makanan rakyat di warung kecil, bermain dengan anak-anak dan tidak lupa sebisa mungkin mereka menyatukan tangan mereka seolah tidak ingin berjauhan sama sekali.

"Cantik....." puji Kim Bum tulus dan memandang So Eun terpesona membuat So Eun tersenyum malu-malu dengan muka merona. Saat So Eun berlompat-lompat ringan mencoba kenyamanan sepatunya, Kim Bum melirik sekitar karena merasa ada yang mengawasi.

"Kajja....." ajak Kim Bum menarik tangan So Eun dan mulai berlari di pasar mencoba mencari tempat bersembunyi untuk menghindar dari pengintai. So Eun yang tidak tahu apapun hanya ikut berlari mengikuti Kim Bum melihat wajah datar Kim Bum namun matanya menunjukkan kekhawatiran.

"Hahh.....hahhh.,., hahhh.....seharusnya saya tidak mengajak anda berkencan.... lirih Kim Bum sedikit terengah karena habis berlari. Beruntung akhirnya mereka bisa menghindar. Kini mereka sudah dekat dengan jalan persembunyian menuju istana.

"Semua akan baik-baik saja....." hibur So Eun dan menarik Kim Bum untuk duduk di salah satu batang pohon yang tumbang. Kim Bum menatap So Eun ingin memberitahukan kekhawatirannya yang merasa sering diawasi seolah sudah tahu mengenai hubungannya dengan sang Puteri Mahkota. Namun melihat senyum menenangkan wanita yang Ia cintai itu, Kim Bum pun mengurungkan niatnya dan membalas senyuman So Eun. Mereka bertatapan cukup lama seolah nantinya mereka tidak akan ada kesempatan lagi untuk melakukan itu. Tanpa berkata-kata, Kim Bum hanya tersenyum mengusap pipi So Eun dan menatap intens tiap inci wajah So Eun.

"Kau.....ingin menciumku?" tanya So Eun malu-malu saat sadar tatapan Kim Bum berhenti di bibirnya.

"Emm.....bolehkah? " tanya Kim Bum menatap tepat di manik mata almond itu dengan jantung yang berdetak cepat karena gugup. So Eun mengangguk dengan wajah menunduk malu. Kim Bum gugup dan tidak yakin untuk melakukannya mengingat status wanita di hadapannya ini. Tapi Kim Bum sangat ingin merasakan lagi bagaimana bibir mungil So Eun itu menempel di bibirnya. Kim Bum membulatkan tekadnya ketika melihat So Eun sudah menunggu sembari memejamkan matanya. Perlahan tangan Kim Bum memegang pipi dan rahang So Eun lembut kemudian mendekatkan wajahnya hingga bibir mereka pun saling menempel dengan mata mereka yang terpejam.

The Royal HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang