Di tempat lain sebuah kediaman seorang Menteri hubungan Luar Negeri sedang diadakan pertemuan rahasia antara beberapa Menteri yang sedang melakukan Pembelotan.
"Bagaimana?....Apa rencana kita sudah bisa dijalankan?"tanya Menteri Luar Negeri itu yang bernama Lee Ki Woo.
"Tentu Tuan...."yakin Menteri Keuangan.
"Dia (Permaisuri) sudah terlalu lama duduk kursi tertinggi....sudah waktunya kita membuatnya turun...."
"Ne Tuan.....Saya sudah tidak tahan melihatnya yang sok berkuasa.....Ketelitian dan ketegasannya membuat kami kesulitan melakukan kecurangan...."ucap Menteri lain dengan tatapan geramnya mengingat sikap tegas Permaisuri.
"Ne...Asalkan rencana kita sudah terlaksana maka kita dapat dengan mudah menurunkan Permaisuri dari singgasananya dan juga menyingkirkan Menteri Dalam Negeri Han Hyu Sung (Ayah Ga In)...."seringai Menteri Luar Negeri.
"Setelah itu Kita bisa menaikkan Puteri So Eun sebagai Penerus dan menjodohkan dengan beberapa Pangeran yang mau bekerja sama dengan kita...."
"Sebentar lagi kita bisa mendapatkan apapun kita ingin kan..."
Setelah perbincangan menyusun rencana mereka, mereka pun minum-minum dengan ditemani beberapa wanita penghibur dan tertawa meyakini keberhasilan rencana mereka untuk menyingkirkan Permaisuri dan Menteri Luar Negeri.
~o0O0o~
Di sebuah hutan yang memiliki jalan setapak menuju ke desa tempat tinggal Tabib Kim, Puteri So Eun dan Pengawal Kim sedang berjalan bersama dalam suasana hening. Sesekali Puteri So Eun melirik diam-diam Pengawal Kim yang selalu memasang wajah datar. Sedangkan Kim Bum lebih memilih melihat sekelilingnya untuk mengawasi jika ada yang membuntuti mereka sekaligus menutupi kegugupannya tiap kali merasa jika Puteri So Eun meliriknya.
"Pengawal Kim....Kau semakin hari semakin tampan saja....Tanpa senyum saja Kau sangat tampan....apalagi jika tersenyum, pasti kau akan sangat sangat sangat tampan...."tanpa sadar Puteri So Eun terus melihat wajah tampan Kim Bum dan tersenyum dengan pikirinnya melayang kemana-mana. Kim Bum yang menyadari hal itu menjadi semakin gugup dan bingung harus bersikap bagaimana agar Puteri So Eun berhenti menatapnya.
"Ehm....uhukk....uhukk"merasa tidak ada cara lain, Pengawal Kim pun berdehem. Namun karena berdehem tidak berhasil menyadarkan Puteri So Eun, akhirnya Pengawal Kim pun pura-pura batuk.
"Pengawal Kim....kau sakit?....Kau tidak apa-apa?" panik Puteri So Eun menepuk punggung Kim Bum.
"Annimida.....Gweanchanayo Puteri....." ucap Kim Bum sedikit menjauh dari Puteri So Eun.
"Benarkah?....Syukurlah..."lega Puteri So Eun. Mereka pun kembali berjalan dengan Kim Bum yang berjalan sedikit lebih menjauh dari Puteri So Eun.
"Pengawal Kim....Apa kau marah padaku?"tanya Puteri So Eun dengan wajah sedih melihat Kim Bum berjalan lebih jauh dari biasanya.
"Ye?!.....Annimida Tuan Puteri.....Saya tidak berani...."ucap Kim Bum gugup menunduk hormat.
"Aku tahu kau pasti marah karena menyebut Young Eun Eonni Hyungnim waktu itu....."sedih Puteri So Eun.
"Annimida Tuan Puteri...."Bantah Kim Bum masih menunduk tidak tega melihat wajah sedih Puteri So Eun.
"Sudahlah.....Walau kau seorang pengawal...tapi kau juga seorang manusia....kau berhak marah jika ada yang tidak kau sukai.....Aku tahu Aku keterlaluan bicara seenaknya walau Aku tidak bermaksud begitu....tapi kau tetap berhak marah...."ucap Puteri So Eun lagi kemudian berjalan cepat menjauh dari Kim Bum untuk menutupi kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royal Heirs
FanfictionKisah seorang Puteri Mahkota dan merupakan pewaris kerajaan yang mencintai seorang pengawal....Apakah yang akan terjadi... Akankah Ia melepaskan cintanya demi rakyatnya....bukankah sudah biasa jika seorang pewaris kerajaan harus mengorbankan keingin...