Annzyan Pranaja

27 8 1
                                    

"Zyan nggak bisa pa," ucap laki-laki yang saat ini sedang berdebat dengan ayahnya.

"Kamu mau bagaimanapun menentang, ini tetap akan terjadi."tegas Ray.

"Pa. Papa nggak boleh paksa Zyan pa, lagipula Zyan belum ngurus surat pindah."

"Papa kamu sudah mengurus semuanya Zyan, kamu tinggal berangkat saja besok pagi. Mama juga kenal kok kepala sekolahnya," lerai Lisa.

Sedangkan Ray langsung beranjak dari kursinya. Lisa selaku ibu dan istri sudah kuwalahan melerai setiap perdebatan yang diciptakan oleh anak dan suaminya ini.

Zyan langsung berdiri dan pergi ke kamarnya. Mengenakan jaket dan mencari kunci motornya. Setelah mengotak-atik laci tempat dia menyimpan kunci motornya, dia belum menemukannya juga. Tapi, sungguh. Dia sungguh tidak nyaman dengan keadaan sekarang. Zyan ingin beranjak dari sini.

Karena egonya yang memaksa, ia langsung menyambar kunci mobilnya dan berjalan keluar rumah.saat ia melewati mamanya yang sedang duduk menghadap laptop di ruang keluarga, tidak ada sapaan yang terdengar. Bahkan pertanyaan seorang ibu ketika melihat anaknya pergi larut malam begini pun tidak ada.Tapi Zyan sudah terbiasa.

Sesibuk itukah orang tuanya?

Zyan langsung membuka pintu mobil dan menyalakannya. Menginjak pedal gas dan keluar dari pintu gerbang. Cegahan satpam tidak dihiraukannya.

Jujur. Saat ini Zyan tidak tahu kemana tepatnya dia akan pergi. Yang dia tahu hanya dia harus keluar rumah. Zyan sudah terlampau sering mengalami kejadian seperti ini. Bahkan pada saat dia tidak tinggal di Indonesia.

Tanpa sadar, dia menginjak pedal gas terlalu kuat sehingga mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

Sampai kakinya menginjak rem dan berhenti menatap dengan intens kejadian di depannya. Sambil berusaha menebak apa yang terjadi di depan sana, zyan mengamati objek yang sedang berlari dengan cepat dan terlihat meringkut sendiri. Ia terus menatap pada gadis yang terlihat takut sebelum pandangannya pada cewek itu dikombinasikan dengan sekelompok pria yang berada tepat di belakang perempuan itu. Apa yang sedang terjadi saat ini?

Bisa didefinisikan sebagai kejar-kejaran.

Tapi, kejar-kejaran yang satu ini nampak aneh dimata zyan. Mana ada cewek main kejar-kejaran tengah malam seperti ini. Dengan cowok pula.

Cewek itu terus berlari sekencang-kencangnya. Tapi belum sampai lima meter di depan mobil zyan, gadis itu terjatuh entah karena tersangkut dengan tali sepatunya, atau memang tenaganya yang sudah melemah. Melihat kejadian itu, zyan reflek membuka saltbelt yang dikenakannya lalu membuka pintu dan berlari menuju cewek itu.

Setelah dia berada sempurna di depan cewek itu, sangat terlihat dengan jelas bahunya yang bergetar hebat. Sangat terdengar jelas suaranya yang gemetar.

Zyan pun langsung merangkul kan tangannya di pundak gadis itu dan membantunya berdiri. Dengan mata yang sembab cewek itu mendongak menatapnya. Dan dia langsung menarik dan menggenggam lengannya dan membawanya berlari.

Di ujung jalan, zyan menarik abil dan berbelok menuju mobil zyan. Langsung saja zyan membuka dengan cepat bagasi mobil tersebut dan menyuruh gadis itu masuk ke dalam sebelum ia mengikutinya masuk.

Lanhkah kaki yang ribut terdengar mulai mendekati mobil.

"Sial!" umpat para preman yang tadi mengejar abil.

preman lainnya ikut bersuara "Mana tuh anak!"

di bagasi mobil, Abil tidak tahan melawan gemetaran yang menyerang tubuhnya. Mulutnya pun ditutup dengan jemari zyan karena isakan tangis yang bisa-bisa membuat para preman itu mengetahui tempat persembunyian mereka.

Kaki keduanya bersentuhan, jarak diantara mereka berdua pun sudah rapat karena kondisi tempat sekarang, sehingga Zyan bisa merasakan badan Abil yang sangat gemetar.

Sudah lama rasanya Zyan tidak berada di posisi seperti ini dengan lawan jenis.

mata gadis yang saat ini sedang direngkuh Zyan sudah bengkak karena menangis sejadi jadinya. Zyan yang kini berbaring kanan menghadap ke arah gadis itu dan posis yang sebaliknya. Dada zyan sudah basah dengan air mata Abil yang tiada henti, sedangkan tubuhnya yang lebih tinggi dari pada cewek ini membuat dagunya menyentuh kepala Abil.

Rambut cewek yang sekarang ini berada di dekapan seorang zyan sudah kocar kacir dan basah oleh keringat, wajah dan tangan yang pucat, mata bengkak dan badan yang gemetar, seketika membuat zyan ingin khawatir. Entah karena apa.

Cukup lama mereka bertahan dengan posisi ini. Setelah merasa preman-preman tadi sudah tidak ada, zyan melepaskan dengan lembut cengkeraman abil dari bahunya dan membuka bagasi mobil dengan hati-hati.

Sepi. Di luar mobil sudah terlihat sepi bahkan lampu-lampu di jalanan mulai diredupkan satu persatu. Dan preman tadi tidak terlihat lagi.

Setelah menenangkan abil, zyan mengantarnya pulang pada pukul 00.05.

***
Makasih atas waktu kalian membaca cerita ini, jangan lupa vote dan komentarnya yaa.

#authoryangsedangsemangat

Untuk visual Abil-Zyan, akan muncul di bagian 2.

Terima kasih..

DouteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang