Bagian 7 - The Ask

28 4 4
                                    

Dengan pandangan yang lurus kedepan, Abil masih betah menatap meja guru yg tidak berpenghuni layaknya sebuah rumus matematika yang sulit dipecahkan.

"Woi!" sapa Audi mengagetkan Abil.

"Anj." sapaan Audi hanya dibalas dengan tatapan tajam dan umpatan oleh Abil.

"Lo kenapa dah? Nggak latihan lo? Kan lumayan tuh modusan sama Zyan." kata Audi sambil memperlihatkan smirk nya.

"Lo juga kenapa disini? Ke kelas sana!" usir Abil.

"Guru-guru lagi rapat bil." kata audi sambil menarik kursi di sebelah Abil dan mendudukinya. "Sensi amat dah. Kenapa? Ada masalah?"

"Jadi gini, di. Semalem kan gue latihan untuk acara perpisahan minggu depan sama Zyan di rumah gue,-" belum sempat Abil meneruskan kalimatnya, Audi telah memotongnya duluan.

"Hah?? Di rumah lo? Ada bang Zfran nggak?"

"Bang Zafran ada kuliah sore waktu itu."

"Astaga bil! Ngapain aja lo sama Zyan? Jangan bilang lo murung sepagian ini karena ...."

"Ish! Apaansih! Pikiran lo tuh yah perlu dicuci pake kembang 7 rupa. Gini nih pikirannya kids jaman now!" bentak Abil sambil menjitak kepala Audi.

"Awwhh ...." ringis Audi memegang jidatnya. "Ya terus lo kenapa?!"

"Makannya, dengerin orang ngomong dulu baru ambil kesimpulan."

"Iya-iya!"

"Jadi gini, semalem kan kita latihan tuh, abis itu kita nonton film di laptop gue. Terus, gue ketiduran,"

"Gitu doang? Terus apa yang bikin lo cengo sepagian ini?"

"Dengerin dulu ih! Nah, yang bikin gue penasaran, kenapa pagi-pagi ini gue bangun udah ada di tempat tidur. Padahal seinget gue, gue ketiduran didepan laptop."

"tadi pas lagi sarapan, gue tanya ke bang Zafran siapa yang ngangkat gue ke kasur dia malah jawab nggak tahu. Menurut lo siapa?" Jelas Abil panjang kali lebar.

"Um ...." Audi mengetukan telunjuk di jidat seolah sedang berpikir siapa yang mengangkat Abil tadi malam dan jawabannya adalah ......

"Setan !" ucapnya pada akhirnya.

"Lo setannya!" gerutu Abil menurunkan topangan dagunya dan menjitak jidat Audi dengan emosi tertahan.

"Eh, ini kepala masih dipake ya! Udah dua kali lho bil." kata Audi sambil mengusap bekas jitakan di kepalanya.

"Umm ... Bil,"

"Apa!" ketus Abil.

"Kalo menurut gue nih ya .... yang ngangkat lo itu ..."

"Apa? Siapa? Setan lagi? Atau jangan-jangan ji chang wook?" tebak Abil merasa kesal.

"Ish! Dengerin dulu!" Abil hanya mengangkat alisnya mengisyaratkan Audi melanjutkan kalimatnya.

"Jangan-jangan .... Eh, tapi ini cuma dugaan gue aja ya ... yang ngangkat lo ke kamar itu ......."

"Zyan .....?" Ujar Audi dengan alis yang terangkat.

"Hem ... Gue juga sempat mikir gitu sih di," kata Abil menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Nah!" Audi dengan semangatnya mendaratkan tangan di atas meja dengan keras, sehingga menimbulkan suara dentaman yang memekakkan telinga. Tanpa sadar, semua pandangan seketika tertuju di meja Abil. Dengan menyatukan kedua tangannya Audi meminta maaf dengan seulas cengiran khasnya.

Baru saja tangan Abil akan ia daratkan di jidat Audi tapi untung saja Audi segera menelengkan kepalanya. "no, no." ujar Audi menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajah Abil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DouteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang