Sepulang sekolah Abil langsung pulang ke rumah. Dengan menghentakan kakinya dia menuruni mobil tanpa berpamitan pada Reza dan Audi yang masih duduk di dalam mobil Reza.
"Bil!" seru Audi berusaha memanggil Abil.
Bukan menoleh, Abil malah mempercepat langkahnya sambil sesekali menghentakan kakinya ke tanah.
"Main nyelonong aja tuh anak." Audi hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat kelakuan Abil. "Udah ah. Yuk jalan,"
Reza pun kembali mengendarai mobilnya atas perintah Audi. "Ada apa sih itu anak. Cuma karena peristiwa tadi dia udah kayak orang sempoyongan,"
"Ya kenapa lagi kalau bukan karena hukuman dari bang Zafran."
Sedangkan Abil masih kepikiran betapa dirinya kehilangan kontrol di dekat satu makhluk bernama Zyan. Dia menjadi pendiam, menjadi kikuk, kehilangan topik, dan masih banyak lagi yang akan terjadi jika dia berdekatan dengan Zyan.
Gadis ini memasuki rumahnya. Riana yang mendapati anak gadis satu-satunya di depan pintu langsung menyapa dan mendekat.
"Sayangg! Udah pulang?" sapa Riana dengan girang.
"Hai ma... Mama udah pulang juga ya dari Bandung?"
"Iya bil. Mama sampainya tadi pagi. Yaudah, kalau gitu cepetan ganti baju kamu, dan langsung ke dapur aja. Mama udah buatin makan siang," ucap Riana sambil tersenyum dan mendorong halus lengan Abil.
Kemudian dia kembali ke dapur dan menyiapkan makanan di meja makan.
Diiringi dengan langkah Abil menuju kamar.Sesampainya di kamar, Abil langsung melempar tasnya ke kursi dekat tempat tidurnya. Segera ia jatuhkan tubuhnya ke atas kasur empuknya. Menutup matanya perlahan. Dan kembali lagi kilasan kejadian tadi di sekolah. Membuat telapak tangan Abil berkeringat.
Apakah hanya dengan sedikit sentilan tentang Zyan dapat membuat Abil seperti ini?
Dia bangkit dari tempat tidur dan merogoh tasnya, mengambil ponsel. Dia membuka gallery dan mendapati fotonya dan Zyan. Terpampang jelas senyum kikuk seorang Abil dan wajah tampan seorang Zyan.
Abil bersumpah akan memperlihatkan foto ini pada abangnya yang kejam itu sampai matanya keluar.
Segera Abil mengganti seragamnya dengan baju rumah. mencharger hp-nya dan keluar kamar segera menuju meja makan. sudah tersaji beragam jenis makanan. Sangat menggugah selera.
"Hmm.... pasti enak nih," ucap Abil sambil menghirup aroma masakan mamanya.
"Enak dong. Siapa dulu chefnya," bangga Riana menepuk dadanya.
"Eh tapi ma, papa mana ya? Dari tadi kok nggak kelihatan?"
"Ooh papa masih ada urusan di kantor. Mendadak katanya." Kata Riana sambil menarik kursi dan mempersilahkan anaknya duduk. "kayaknya papa nggak bisa makan siang bareng deh sayang, soalnya ada rapat mendadak katanya. Tadi pas baru sampai aja papa langsung pamit sama mama." jelas Riana khawatir Abil kecewa.
"Ooh gitu ya ma, nggak apapa kok ma... Abil ngerti kesibukan mama sama papa. Tapi entar malam papa makan di rumah kan?"
"Iya dong sayang...." ucap Riana senang sambil mengelus puncak kepala Abil sayang.
"Abil jadi keinget Gaga deh ngeliat wortelnya," ucap Abil setelah melihat sayur-sayuran yang bercampur wortel. Pasalnya adiknya Gaga sangat menyukai jenis sayuran yang satu ini.
"Iya. Mama juga. Minggu depan dia pulang kok, kan udah mau masuk sekolah juga,"
"Beneran ma??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Doute
Teen Fiction=== Keraguan. Satu kata yang sulit dipercayai akan definisinya. Satu kata yang mampu membasmikan 1001 kata yang mendahuluinya. Apa yang akan terjadi jika keraguan menyelimuti perasaan yang berjalan menuju pasti?. Bagai sebuah magnet yang menarik ki...