15

1.4K 167 22
                                    

Banyak notif ya? Hehe, ada perombakan sedikit untuk bagian yang diprivate. Jadi banyak yang harus re-publish untuk membuka part private jadi public. Oke, sebagai permohonan maaf, kalau vote part ini mencapai target, besok aku langsung update lagi ya ^_^ 

Happy reading!

Berbagai tenda dengan warna yang lebih mencolok dari bunga sakura menghiasi seluruh area Tennouji Internasional School. Acara ulang tahun sekolah kembali datang, namun berbeda dengan waktu yang sudah lalu. Ryo jauh lebih antusias untuk ikut menikmati suasana yang tercipta.

"Kau bahkan mau repot untuk memasang lampu kertas itu? Sulit dipercaya," decak Via. Antara kagum atau menyindir.

"Kuanggap itu pujian," sahut Ryo kalem. "Dimana Ify?" Kepalanya menoleh ke segala penjuru. Gadis itu belum juga menunjukkan batang hidungnya di persiapan akhir acara festival sekolah pertamanya.

"Mungkin dia sudah mengetahui belangmu, karena itu dia tak menampakkan diri di depanmu. Dia tak ingin tugasnya berantakan," ujar Via mengejek. Tangannya masih menggeluti rangkaian bunga imitasi yang akan di pajang di gerbang sekolah.

"Hei! Aku bukan Ryo yang dulu lagi," bantah Ryo.

"Entah kenapa aku lebih suka kau yang sombong dan seenaknya, terlalu menggelikan melihatmu terang-terangan mendekati teman sekamarku."

Mata Ryo mengerling nakal, "Kau iri? Ahh... Via, jangan pura-pura, kau sendiri juga tengah dekat dengan photografer itu, kan?"

"Hei!" seru Via tanpa sadar, dia pun mengecilkan nada suaranya, "jangan menjadi pria penggosip!"

"Aku mendengar sendiri kabar itu dari−"

"Apa yang kau dengar?" potong Ify tiba-tiba dari belakang tubuh Ryo. "Apa yang kalian bicarakan?" tanya Ify takut rahasia besarnya terbongkar begitu saja.

Ryo mendesah, akhirnya bisa melihat wajah tirus itu lagi.

"Dia bilang nyaris mati karena tak melihatmu seharian," kilah Via. Sama sekali tak ingin dua sejoli itu mengejeknya tentang masalah ini. "Urusi pacarmu, Fy, aku tak suka melihatnya berubah jadi seperti wanita penggosip."

"Ada apa dengannya?" gumam Ify melihat Via pergi begitu saja. Matanya melirik curiga ke arah Ryo yang menampakkan deretan gigi atasnya. "Kau berjanji untuk berhenti mengganggu siapa pun, Ryo, ingat itu!" ancam Ify.

Ryo tak bisa berkutik lagi.

"Lakukan saja pekerjaanmu, lihat..." ucapan Ify menggantung, dia mendecak kesal, "kau yang membuatku terjebak dalam jabatan ketua pelaksana. Aku akan jadi orang pertama yang menggantungmu jika acara ini tak berjalan lancar!" omel Ify dan dia memutuskan pergi. Kepalanya langsung pening melihat pekerjaan Ryo yang benar-benar... tak terdefinisikan.

***

Drum band, dancer dan sederet acara pembuka telah menghibur para pengunjung. Coffee shop pun tak kalah sibuknya melayani permintaan pelanggan yang tak pernah berhenti datang seperti air hujan. Via yang mengurusi pakaian para pramusaji di coffee shop terlihat juga turun andil untuk membantu di luar tugasnya.

Bahkan Via dengan senang hati ikut menjadi pelayan yang mencatat daftar pesanan tanpa sekali pun senyum terlepas dari bibir peachnya. "Kenapa ketua pelaksana datang ke sini?" tanya Via dengan peluh sebesar jagung turun dari pelipis. "Mau secangkir kopi?"

Ify menggeleng, "Ada minuman dingin? Aku baru sadar kalau musim semi bisa begitu panas," jawab Ify sambil mengibas-ibaskan tangannya di depan wajah.

The Plan - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang