2

2.5K 291 12
                                    

Di sepanjang perjalanan keluar dari apartemennya, Jungkook mengekor dibelakang Yoongi.

"Selamat pagi, nak Yoongi," sapa seorang nenek yang tinggal di apartmen sebelah Yoongi, nenek itu terlihat sibuk membawa barang belanjaannya.

"Selamat pagi juga, nenek Han," balas Yoongi disertai senyumannya yang lebih manis daripada gula. Pandangannya lalu tertuju pada barang yang dibawa nenek itu. "Sini biar kubawakan, nenek Han,"

"Eiitt, tidak usah. Sebaiknya kau cepat berangkat,." Yoongi lagi lagi tersenyum manis, ia hampir lupa kalau ada orang lain selain dia dan nenek Han disana, tapi memang sedari awal ia berniat mengacuhkan orang asing itu sih..

"Yasudah, nenek ke atas dulu." Begitu ucap sang nenek sebelum ia berlalu. Tak lupa ia mencuri pandang sekilas ke arah Jungkook.

"Kenapa kita nggak boleh tinggal bareng?" Tanya Jungkook yang berusaha mendapatkan atensi Yoongi. Kali ini mereka sudah di luar kompleks apartemen.

"Bukan muhrim," jawab Yoongi polos.

"Apa itu muhrim?" Yoongi ini rasanya kudu nabok Jungkook pake tas punggungnya, kenapa cowok tampan cem dia bisa bego banget sih?

"Ehm, gimana ya.. Kita kan tidak ada hubungan apa-apa, jadi tidak boleh tinggal satu rumah..atau apartemen, gitu." Jungkook mau protes tapi sudah kalah cepat dengan Yoongi.

"Dengar, Jungkook, kau boleh sebut aku jahat, aku tidak peduli. Tapi kumohon, jangan tinggal di apartemen ku."

"Terus aku bagaimana?" hati Yoongi tersayat mendengar suara lirih Jungkook. Ia sebenarnya tidak tega, tapi mana mau dia menampung orang yang tidak jelas asal usulnya. Mungkin saja Jungkook orang jahat, siapa tahu?

Seraya mengeluarkan beberapa lembar uang, Yoongi berucap, "ini untuk berjaga-jaga kalau kau lapar, sisanya kau pakai untuk naik bus pulang ke rumahmu." Setelah itu Yoongi meninggalkan Jungkook. Jungkook yang masih bingung hanya bisa terdiam. Dadanya terasa sesak.

Dan ia tidak tahu harus berbuat apa.

--

"Yoongi-ah~! Aduh, Yoongi sayanggg, aku kangenn,"

"Apaan sih?! Alay." Komentar Yoongi seraya mendorong kasar tubuh Jongin. Mana sudi ia dipeluk oleh orang macam Jongin. Sedangkan lelaki berkulit agak gelap itu terkekeh seraya mencubit gemas pipi Yoongi.

"Sudah jangan sentuh aku." Yoongi menepis tangan jahil Jongin. Ia sudah berusaha mempercepat langkah menuju kelasnya, tapi entah kenapa hari ini banyak sekali orang yang tiba-tiba sksd padanya.

Ingat kan? Yoongi ini uke paling terkenal di kampus itu. Banyak sekali yang mengejar dan berusaha mendapatkan hati Yoongi. Tapi Yoongi tau kalau mereka tidak tulus, jadi ia tidak mau menerima mereka.

"Hai, Yoongi! Mau kutemani?" Yoongi memutar bola matanya mendengar suara Jongdae.

"Nggak mau. Sudah urus saja Bomi mu itu," Yoongi semakin memepercepat langkahnya. Tapi langkah kecilnya tak sebanding dengan langkah super cepat milik Jongdae.

"Kau cemburu?" Yoongi berhenti sejenak, ia memutar tubuhnya menghadap Jongdae lalu menendang lututnya keras.

"Kenapa juga aku cemburu? Unfaedah sekali," gerutu Yoongi dengan mulut mengerucut dan mata yang agak melebar. Kesannya bukan terlihat seperti orang marah, tapi malah terlihat imut.

"Masyaallah.. Imut sekali," puji Jongdae seraya mencolek-colek pipi Yoongi gemas. Ia lalu melanjutkan perkataannya, "kalau kau imut seperti ini, aku berani menduakan Bomi," lagi-lagi Yoongi menendang lutut Jongdae yang sebelah.

devilish angel || kookga [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang