"Hai Kyu, bagaimana harimu?"
KyuHyun yang sedang duduk termenung di kursi, hanya bisa menatap nanar sosok yang menyapanya.
"Hai, kabar baik. Mungkin."
"Hmm, sudah lama aku tak bertemu denganmu, dan sedang apa kau disini?" Tanya Yesung, yang baru saja sampai di Ruang rawat RyeoWook dan mendapati KyuHyun yang asyik menatap pintu ruangan RyeoWook.
"Aku hanya menunggu..."
"RyeoWook?" KyuHyun hanya menganggukkan kepalanya, dalam kepalanya masih tergambar jelas penderitaan RyeoWook yang melawan penyakitnya, entah apa penyakitnya, ia tak tahu dan tak berani menanyakannya.
"Kemarin dia bersamaku. Dan ia..."
"Kutebak, dia terlalu bersemangat hingga tubuhnya drop. Benar? Kalau itu aku tak heran Kyu. Itu sudah biasa. Hal yang perlu kau lakukan hanyalah--"
"Mengajaknya beristirahat ditempatmu, biarkan dia tidur selama beberapa jam setelah menelan obatnya." Ujar KyuHyun lirih, hampir seperti bisikan pada dirinya sendiri.
"Yuph, itu benar, walaupun sebenarnya kau harus memaksanya ke Rumah sakit." Sejenak pikiran Yesung menerawang beberapa pengalamannya saat meladeni sifat RyeoWook yang kelewat energik, melebihi badannya yang lemah. Ia tahu persis bagaimana tingkah laku sahabatnya yang tak pernah sadar diri akan kelemahan tubuhnya. Seakan ia tak mempunyai penyakit mematikan yang suatu saat bisa merenggut nyawanya kapan saja.
Dalam keheningan yang panjang, Yesung kembali berkelana mengenang masa lalu. Masa lalu sebelum penyakit sialan itu hadir dalam kehidupan sahabatnya. Kehidupan yang begitu bahagia hingga hari sial itu datang. Hari dimana ia mengetahui penyakit yang menyerang tubuhnya. Penyakit yang hadir tepat dihari kepergian sang Ayah, juga penolakan sang Ibu untuk merawatnya dan lebih memilih pergi bersama pria simpanannya.
"Dia tak pernah berubah. Dia selalu ceria sekalipun dunia mencelanya karena kesendiriannya. Dia selalu tersenyum sekalipun penyakit itu terus menggerogoti tubuh lemahnya. Dia tetap satu-satunya sahabatku yang selalu menghiburku sekalipun dia sendiri dalam kubangan masalah."
"Dia wanita yang kuat, sekalipun dia harus tinggal sendiri dengan segunung hutang yang ditinggal Ayahnya. Dia kuat, sekalipun sang Ibu yang seharusnya mendidiknya dengan sayang malah pergi bersama pria lain. Dia... sangat kuat, dan dialah sahabat terbaikku."
KyuHyun hanya bisa mendengarkan keluh kesah Yesung dengan pandangan yang tak lepas dari pintu ruangan RyeoWook. Masih terbayang sangat jelas wajah kesakitan RyeoWook saat ia melawan penyakit yang datang mengunjunginya. Dia hanyalah orang baru dalam dunia kesehatan ini, tak mengerti harus melakukan apa. Hanya satu yang ada di pikirannya, Rumah Sakit. Tapi itupun ditentang keras oleh RyeoWook, dan hanya memintanya dibawa kerumahnya untuk merehatkan tubuhnya sejenak.
Benar ucapan Yesung, seharusnya ia memaksa RyeoWook untuk segera ke Rumah sakit, agar ia segera ditangani oleh ahli medis. Dan ia takkan terdiam kaku dalam balutan penyesalan menunggu terapi yang dijalani RyeoWook sejak beberapa jam yang lalu.
"Sebenarnya, penyakit apa yang di derita RyeoWook?"
Helaan nafas berat terdengar jelas dari bibir Yesung, seakan beban berat menimpa pundaknya dan menyesaki dadanya. "Dia kanker..."
Zy_Rash
"Hai, bagaimana keadaanmu? Lebih baik?" Yesung mendekati RyeoWook yang masih terbaring lemas di atas tempat tidurnya, wajah pucat itu masih menampakkan kesakitan yang ia alami selama terapi.
Andaikan saja ada pendonor yang cocok untuk RyeoWook, Yesung yakin sahabatnya takkan menderita sampai seperti ini. Hanya saja, Tuhan belum memberi kesempatan pada Ryeowook untuk menikmati indahnya kesehatan. Semakin hari, ia semakin takut jika waktunya bersama sahabatnya ini akan semakin menipis dan habis tak bersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS; Everlasting Love
FanfictionAwal pertemuan yang tak sengaja menjadi pertemuan yang disengajakan oleh pria itu pada sosok gadis yang mencuri hatinya di awal pertemuan konyol mereka. Sang pria berusaha keras mencuri perhatian gadis itu, bahkan ia berani bertaruh pada sahabatnya...