Hari masih terik kala RyeoWook menikmati perjalanannya menuju pusat perbelanjaan. Tak ada gurat lelah pada wajahnya, yang ada hanya riak kegembiraan.
Tak jauh darinya, nampak seorang pria yang mengikuti tiap langkahnya yang riang. Pria itu hanya bisa menatap punggung RyeoWook. Setelah perkataannya tadi yang mengejutkan sosok dihadapannya-begitu juga dirinya sendiri-entah kenapa, serasa ia tak punya muka lagi padanya.
Hei, ini bukan seperti KyuHyun yang biasanya. KyuHyun yang biasanya pasti akan berbicara secara lantang dan takkan malu-malu seperti ini. KyuHyun yang sebenarnya pasti menyebar kata cinta pada sembarang gadis, dan itu sudah berjalan selama bertahun-tahun. Banyak gadis yang terlena akan rayuan maut KyuHyun yang membuat mereka terjebak di malam panas milik KyuHyun. Dan itu hanya bertahan selama beberapa malam saja.
Dan kini, dihadapan seorang gadis yang baru ia temui beberapa minggu yang lalu, yang mana secara penampilan jauh dari kriteria KyuHyun yang selama ini menempel padanya, dan entah kenapa rasa malunya hanya terjadi pada gadis ini saja.
"Mau sampai kapan kau berdiam diri? Ini bukan dirimu yang kutemui dulu". RyeoWook mulai jengah dengan diamnya KyuHyun sejak kejadian didepan panti asuhan tadi. Ia tak pernah memikirkan pembicaraannya yang membuatnya tercengang tapi geli. Ia tahu akan seperti ini suatu saat nanti, tapi ia tak percaya kenyataan yang ia dapati saat ini. Saat dimana KyuHyun mengatakan menyukainya, kenapa dia yang malu padanya?
Ini aneh.
"Maaf tentang ucapanku tadi RyeoWook, aku..."
"Tak masalah, aku yakin itu tak berasal dari hatimu yang tulus. Aku anggap kau mengajakku berteman. Teman?" RyeoWook membalikkan badannya menghadap langsung pada KyuHyun seraya menjulurkan tangannya mengajak bersalaman. Ia meyakinkan diri mengajak si playboy dihadapannya untuk berteman.
Walau pada awalnya ia takut pada KyuHyun di awal perjumpaan mereka, kini ia harus memberanikan diri mengajak KyuHyun berteman. Mungkin akan ada hikmah dibalik pertemanan mereka.
Sedangkan KyuHyun yang mendengar ucapan lembut RyeoWook hanya bisa diam terpaku.
"Tak masalah, aku yakin itu tak berasal dari hatimu yang tulus"
Apa aku begitu kecilnya dihadapanmu RyeoWook. Hingga kau tak menyadari ketulusanku?
"Teman?" Kau hanya akan menganggapku teman? Baiklah. Aku akan menganggapmu teman, tapi takkan lama karna aku...
"Bagaimana? Kau mau kan KyuHyun. Kita berteman mulai saat ini."
Lamunan KyuHyun terpecah kala RyeoWook mengajaknya kembali berteman.
Ya. Hanya teman. RyeoWook tak pernah menginginkan hubungan lebih antar pria dan wanita dewasa. Ia tahu diri dengan keadaannya yang hampir sekarat, jika tak di topang dengan segala macam obat juga terapi. Karna itu, ia hanya menginginkan pertemanan. Pertemanan yang tulus tanpa embel-embel perasaan.
"Kenapa hanya teman? Kenapa kau tak mau menerima pernyataanku? Apa aku kurang meyakinkan?" Ok, ini adalah KyuHyun yang sebenarnya. KyuHyun yang tengil tlah kembali dihadapan RyeoWook. Entah mengapa, hatinya sedikit berontak kala ungkapan teman dari RyeoWook terus terngiang dalam otaknya.
"Aku tak ingin kau kecewa, itu saja. Lagipula, untuk apa aku menjadi pasanganmu kalau kau masih asing bagiku."
"Asing?"
"Ya, asing. Kita berdua adalah orang asing yang tak sengaja bertemu karena insiden kemarin juga karena ponselku yang kau rusakkan. Kemungkinan besar, jika tak ada insiden itu kita takkan bertemu KyuHyun.
"Jadi..."
"Jadi, kita cukup berteman saja. Dan uruslah urusan kira masing-masing. Bisa?"
Sedikit termenung dengan ucapan RyeoWook, ucapan yang sedikit menyentil hati kecilnya. Memang benar, mereka berdua adalah orang asing yang tak sengaja dipertemukan karena takdir. Dan karena ketertarikan KyuHyun pada gadis unik yang baru ditemuinya tersebut, maka ia merelakan telinganya memerah karna caci maki sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS; Everlasting Love
FanfictionAwal pertemuan yang tak sengaja menjadi pertemuan yang disengajakan oleh pria itu pada sosok gadis yang mencuri hatinya di awal pertemuan konyol mereka. Sang pria berusaha keras mencuri perhatian gadis itu, bahkan ia berani bertaruh pada sahabatnya...