Kertas-kertas berserakan di lantai, penuh bercampur dengan berbagai macam alat tulis. Sedang di atas meja, komputer juga laptop tak padam menampilkan beberapa slide gambar yang harus dikerjakan. Rumah besar ini begitu lengang tak bersuara, seakan-akan kehadiran enam pria tak berarti apa-apa.
Keenam pria tersebut terlalu berkonsentrasi mengerjakan pekerjaan mereka sesuai keinginan sang pemilik cerita. Dari segi karakter wajah hingga setting latar belakang, juga alur cerita yang harus sesuai dengan cerita sebenarnya.
"Aku lapaaaarr!" seru ShinDong seraya melemparkan alat tulisnya ke lantai.
"Hampir semua camilan kamu habiskan sendiri ShinDong, kenapa perutmu masih berontak?" dengus KangIn. Perhatiannya tak terlepas dari layar laptopnya.
"Lagipula, belum waktunya kita beristirahat ShinDong, lihatlah koki kita," KiBum mengalihkan perhatiannya menatap ShinDong yang mengelus perutnya, seakan-akan tak makan setahun. "SungMin masih harus menyelesaikan pekerjaannya, deadline minggu ini harus kita selesaikan. Belum lagi jika kita harus revisi. Sabarkan dirimu ShinDong."
"Baiklah, tapi aku tetap berharap semoga ada makanan yang datang..." lirih Shindong, dengan sedikit nelangsa, ia melanjutkan pekerjaannya lagi. Sedang teman-temannya yang lain hanya terkekeh lirih melihat penderitaan ShinDong.
"Ngomong-ngomong, lama aku tak bertemu KyuHyun. Dimana dia?" Seloroh EunHyuk pada KiBum.
Ya, sejak penandatangan kontrak bersama tuan TaeYang, KyuHyun tak menampakkan batang hidungnya barang sehari di rumah produksinya. Sedangkan KiBum yang sempat menemani KyuHyun ke Rumah sakit pun tak menemuinya lagi setelah hari itu.
"Entahlah, aku lupa tak mengabarinya. Lagipula pekerjaannya lebih dulu selesai dati kita, hanya menunggu revisi bersamaan dengan kita. Ku pikir, tak masalah ia tak muncul disini."
"Lalu, bagaimana dengan check upnya? Tak ada penyakit yang serius kan?"
"Mungkin? karena ia tak memperoleh kan ku mengetahuinya. Menemani bertemu Dokter saja aku di tendang pergi." KiBum menggelengkan kepalanya mengingat polah sahabatnya tempo hari. "Mungkin dia sedang bermain dengan mainan barunya."
"Mainan baru? maksutmu dia dapat incaran baru? lalu bagaimana kabar Minseo si bohay?"
"Entahlah, akupun lama tak mendengar kabarnya."
Ting... Tung...
"Ada tamu, ShinDong, coba kamu turun?" Perintah DongHae yang prihatin melihat temannya itu lemas karena kelaparan.
"Hei! Kenapa harus aku? Aku sedang menahan lapar ku, jadi jangan menyuruhku KiBum."
"Ya, ya, baiklah. Biar aku yang turun." SungMin segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuruni tangga, menghampiri tamu yang datang, entah siapapun itu.
"KiBum, apa kamu tak menghubungi KyuHyun?"
"Awalnya aku ingin menghubunginya tentang pekerjaan kita, aku ingin melihat sampai mana bagiannya dikerjakan. Tapi tadi pagi, ia mengirimku e-mail berisi pekerjaannya yang selesai dan ia mengatakan tak bisa kemari, jadi untuk apa aku menghubunginya?"
"Biarkan saja dia, yang penting kita lanjutkan pekerjaan kita."
"Tapi aku lapaaar!!" lagi-lagi ShinDong mengeluh kelaparan. Kepalanya kini tertunduk lesu di atas mejanya.
"Sabar, nanti SungMin pasti menyiapkan makanan untuk kita. Entah siapa yang dia temui, kenapa lama sekali."
"Ada yang merindukanku?" tiba-tiba SungMin muncul di ujung tangga sembari tersenyum lebar menatap teman-temannya yang masih asyik dengan kesibukan mereka, kecuali ShinDong tentunya. "ShinDong, kamu lapar kan? bagaimana kalau kita makan siang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS; Everlasting Love
FanfictionAwal pertemuan yang tak sengaja menjadi pertemuan yang disengajakan oleh pria itu pada sosok gadis yang mencuri hatinya di awal pertemuan konyol mereka. Sang pria berusaha keras mencuri perhatian gadis itu, bahkan ia berani bertaruh pada sahabatnya...