Bis yang ditumpangi KyuHyun juga RyeoWook berjalan lambat mencoba membelah kerumunan padat didepan sana. Ryeowook yang duduk dipinggir jendela memandang tak jemu keramaian diluar sana, seakan tak bosan melihat orang berlalu lalang.
Sedangkan KyuHyun yang duduk tepat disampingnya, sedang memahami ukiran wajah RyeoWook yang -- entah sejak kapan -- selalu membuat hatinya berdesir ngilu tapi nikmat. Dari bulu matanya yang begitu indah menghiasi manik coklatnya, juga hidung mancung nya yang begitu sangat pas bagi KyuHyun. Belum lagi bibir merah nya yang begitu menawan, seakan mampu mengalihkan dunia KyuHyun yang begitu kelam. KyuHyun tak pernah bosan menatap wajah gadis cantik disampingnya.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?" RyeoWook memalingkan wajahnya karena risih dengan tatapan tajam KyuHyun yang seakan-akan menusuknya dari arah samping.
KyuHyun yang di tanya seperti itu, hanya tersenyum kecil. Pandangannya tetap tak lepas dari sosok menakjubkan yang ada di sampingnya. "Aku hanya mengagumi karya Tuhan yang sekarang ada di samping ku."
RyeoWook mendengus mendengar ocehan KyuHyun yang biasa -- tapi mampu menggetarkan hatinya terdalam. Perlahan, tangan kirinya meremas dada kirinya, menenangkan degupan jantungnya yang mulai bergemuruh -- entah sejak kapan.
"Kenapa kau suka sekali menggoda para wanita Kyunie?"
Dahi KyuHyun mengkerut mendengar pertanyaan RyeoWook, "siapa yang menggoda siapa Wookie?"
"Kau...,"
"Kau salah," KyuHyun menggelengkan kepalanya, pandangannya beralih ke arah jalanan di depan. "Aku tak pernah menggoda mereka Wookie, mereka-lah yang berusaha mendekatkan diri mereka padaku, bahkan menyodorkan tubuh mereka percuma untukku...,"
"Dan kau menikmatinya dengan senang hati, bukan?" RyeoWook tersenyum kecut melihat sedikit seringai yang tercetak diwajah KyuHyun. Entah mengapa ia merasakan kesakitan semu saat tak ada isyarat penolakan KyuHyun dari tuduhannya.
"Aish, kau harus segera berhenti memainkan perasaan wanita Kyunie, sebelum karma membalaskan dendamnya."
KyuHyun lagi-lagi tersenyum mendengar petuah dari Ryeowook, "aku heran denganmu Wookie, apa aku begitu penting bagimu hingga kau sangat memperhatikanku? begitu banyak nasehatmu untukku."
Dengan tegas, tangan KyuHyun meraih tangan RyeoWook yang kini ia yakini, Begitu mungil juga pas dalam genggamannya. Lembut juga halus.
Sedangkan RyeoWook hanya terdiam tak bereaksi lebih dengan apa yang dilakukan KyuHyun. Tak menolak juga merasa nyaman. "Apa kau tahu Wookie? aku sedang merasakan karmaku yang saat ini menimpaku. Benar apa yang kau katakan. Aku harus menghentikan sifat lama ku, sebelum...,"
RyeoWook menanti lanjutan kalimat KyuHyun. Kembali ia menatap wajah KyuHyun yang kini terlihat berbeda dari sebelumnya. Terlihat seperti rasa frustasi yang menumpuk menjadi beban hidupnya.
Dan tanpa ia sadari, tangannya yang bebas melingkupi genggaman tangan KyuHyun. Membelai lembut mencoba menyalurkan kekuatan disana. Entah mengapa ia dapat merasakan rasa frustasi yang KyuHyun rasakan. Rasa frustasi yang pernah ia rasakan saat mengetahui penyakitnya dulu.
"Tak apa, aku disini. Keluarkan apa yang ingin kau keluarkan. Aku tau, kau pasti berat melaluinya kan? karena aku pernah berada di posisimu."
"Kau..., mengerti apa yang ku rasakan?"
"Mungkin? karena raut wajahmu sangat mengingatkan ku pada diriku di masa lalu. Masa-masa saat aku mendapatkan vonis penyakit ini. Penyakit yang hadir bersama kehancuran keluargaku."
Sepintas memory KyuHyun mengenang pembicaraannya dengan Yesung. Sekelumit kisah hidup RyeoWook di masa lalu. Yang jika di pikir-pikir, tak jauh berbeda dengan nasibnya. Bahkan ia masih beruntung dengan warisan peninggalan orang tuanya, yang membuatnya menjadi sukses seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEISS; Everlasting Love
FanfictionAwal pertemuan yang tak sengaja menjadi pertemuan yang disengajakan oleh pria itu pada sosok gadis yang mencuri hatinya di awal pertemuan konyol mereka. Sang pria berusaha keras mencuri perhatian gadis itu, bahkan ia berani bertaruh pada sahabatnya...