Bagian 4

676 108 36
                                    

Happy reading 😘😘 jangan lupa vote ya 😅


"Bukankah ini lucu?"

"Hmm.."

"Aku suka ini. Warnanya indah, ikannya juga lincah sekali."

"Hmm.."

Bella menoleh, menatap Justin yang tengah memeriksa ponsel lalu mengaduk-aduk isi tasnya. Bella mendesah pelan. Justin seperti itu, lagi. Siang ini mereka sedang berada di toko yang menjual ikan-ikan hias. Bella ingin membeli beberapa ikan hias dan akuarium untuk diletakkan di rumah baru mereka nanti, tapi karena pernikahan mereka masih 2 minggu lagi, sementara dia akan menaruhnya di apartemennya. Rencananya seperti itu.

"Menurutmu mana lagi ikan yang bagus, Justin? Selain ini?" tanya Bella, mencoba memancing perhatian Justin sambil memperhatikan setiap akuarium yang berisi ikan yang berbeda jenis dan warna. Bukannya ikut melihat ikan, Justin justru melihat-lihat pakan ikan yang berjejer di samping akuarium sambil sesekali memeriksa jam tangannya.

"Kenapa beli sekarang? Kita bisa beli kapan-kapan. Lagipula ikan hias tidak terlalu penting," sahut Justin seraya meletakkan pakan ikan yang tadi dia pegang lalu kembali memeriksa jam tangannya. Justin menatap Bella yang memandangnya tanpa suara.

"Maaf, aku harus segera pergi. Nanti ku telepon, oke?"

Bella hanya membisu saat Justin mengecup pipinya sekilas lalu pergi, meninggalkannya begitu saja, tanpa menjelaskan akan pergi kemana atau setidaknya mengantar Bella kembali ke kantor karena tadi mereka pergi bersama. Kini Bella menyadari kalau dirinya sudah kehilangan perhatian Justin lebih dari separuhnya. Bella melipat bibirnya sejenak, mencoba mengatur nafasnya perlahan untuk menahan gemuruh yang muncul di dadanya seraya berbalik, menatap penjual ikan hias di belakangnya dengan senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Maaf, mungkin lain kali kami kemari lagi."

***********

Bella duduk termenung, memeluk lututnya di atas kursi sambil memandang fotonya bersama Justin di pigura yang berdiri di atas meja kamarnya. Foto Justin memeluknya dari belakang, mengecup puncak kepalanya dan dirinya tersenyum manis, sama-sama memberi tatapan bahagia ke arah kamera. Jemari Bella mengusap permukaan kaca yang menutupi foto itu dan matanya perlahan memanas. Sesaat kemudian air matanya menggenang, lalu menetes di pipi. Mendadak dia teringat pada kenangan pertama kalinya mengenal Justin. Kekasihnya. Calon suaminya.

(Flashback On)

Bella berjalan gugup memasuki kantor periklanan milik Brian, kakaknya. Mulai hari ini dia akan meng-handle kantor cabang milik Brian yang sudah berjalan selama 2 tahun ini, sedangkan Brian akan stay di kantor pusat. Sebetulnya dia sudah beberapa kali datang kesini, dia sudah tidak asing dengan nyaris semua orang di kantor ini namun tetap saja Bella merasa gugup. Pasalnya, kali ini dia tidak hanya sekedar berkunjung atau mempelajari sesuatu, tapi akan bekerja langsung menjadi pimpinan redaksi. Brian merangkul bahu Bella sambil tersenyum geli.

"Rileks.. Tidak ada orang jahat disini, semua orang sudah kau kenal kan?" ujar Brian, geleng-geleng kepala melihat kegugupan adiknya, "Oh, hanya satu yang sepertinya belum kau kenal. Ada seorang fotografer baru yang bekerja disini. Dia akan menjadi fotografer utama untuk beberapa iklan yang membutuhkan gambar-gambar dari model yang diajukan klien. Kau akan berkenalan dengannya nanti," jelas Brian seraya membuka pintu ruang pertemuan. Semua orang sudah duduk di kursi masing-masing, menunggu kedatangan Brian dan Bella. Bella menyunggingkan senyuman gugup sambil menatap orang yang ada di ruangan itu satu persatu. Sementara Brian memperkenalkannya dan menjelaskan tentangnya pada semua orang, mata Bella terhenti pada seorang pria di sudut meja, dengan kamera yang diletakkan di hadapannya, tengah memperhatikan penjelasan Brian dengan sesekali menatap Bella. Pria itu tersenyum ramah ke arah Bella dan detik itu juga Bella bisa menyimpulkan kalau pria itu mempunyai.. pesona yang menakjubkan. Hanya sekilas namun berhasil menarik perhatian.

Hunch (JB) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang