Bagian 8

853 104 72
                                        

Vote vote vote 😘😘😘




Bella merasakan kepalanya seperti ditusuk-tusuk jarum tajam di detik pertama dia membuka mata. Selama beberapa saat dia membiasakan diri dengan keadaan di sekitarnya. Aroma obat-obatan, tangannya yang nyaris mati rasa dengan jarum infus yang menancap di sana membuatnya sadar kalau dirinya terbaring di ranjang rumah sakit. Suasana sepi yang mendominasi membawa Bella mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi. Altar. Pernikahan. Truk. Kecelakaan. Dan..

"Justin.."

"Ya Tuhan, Bells. Kau sudah sadar!" seru Joy yang ternyata sedari tadi tidur di kursi di samping ranjang. Bella hanya menatap Joy yang berlari ke arah pintu, memanggil perawat. Sesaat kemudian seorang dokter dan perawat datang ke ruangannya, memeriksa keadaannya. Joy sibuk meremas-remas tangannya sendiri, menatap Bella dengan mata berkaca-kaca.

"Kondisinya sudah membaik. Tidak ada hal serius yang perlu dikhawatirkan. Besok pagi akan ada pemeriksaan lebih lanjut," kata dokter itu pada Joy. Entah apa lagi yang mereka bicarakan, Bella tidak benar-benar mendengarkan. Hanya melihat Joy mengangguk-angguk seraya mengucapkan terima kasih. Dokter dan perawat itu pergi setelah mengatakan pada Bella agar malam ini dia kembali beristirahat.

Joy kembali duduk di kursi samping ranjang dan menggenggam tangan Bella erat. Bella dan Joy hanya saling bertatapan selama beberapa detik hingga kemudian Joy mulai bersuara.

"Kau tidak sadar sampai 3 hari. Aku sungguh khawatir, Bella.."

3 hari. Bella pikir dia baru tertidur beberapa jam saja. Dia kira baru tadi pagi acara pernikahannya diadakan dan.. dia hancurkan sendiri. Bagaimana akhir acara itu? Apa berarti dia gagal menikah dengan Justin? Bella menarik nafas dalam-dalam, menatap langit-langit ruang rawatnya dengan tatapan kosong.

"Dimana Justin?" tanya Bella serak, begitu lirih hingga nyaris tidak terdengar. Joy mengusap punggung tangan Bella lembut.

"Di luar," jawab Joy singkat. Bella menoleh menatap sahabatnya yang hanya memberi jawaban sesingkat itu. Jadi.. Justin diluar? Bukan menungguinya sampai sadar di ruangan ini? Apa dia sedang sibuk dengan wanita itu lagi? Justin bahkan tidak peduli pada keadaannya. Ah bukan hanya itu. Justin juga tidak menyangkal sama sekali soal apa yang dia katakan tempo hari. Tentang wanita itu. Mendadak hati Bella terasa begitu sakit, kepalanya semakin pusing hingga membuatnya memutuskan untuk kembali memejamkan mata.

"Bella.. Justin--"

"Aku ingin beristirahat. Bisakah kau tinggalkan aku sendiri, Joy?"





**************




Bella membuka gerbang rumah dengan tangan gemetar, melangkah pelan memasuki rumah bergaya minimalis itu sendirian. Pertama kali membuka pintu depan rumah itu, barang menarik yang dia dapatkan adalah akuarium. Akuarium berukuran cukup besar yang ditata apik di sebuah ruangan. Ikan-ikan hias berwarna-warni berenang lincah di dalam akuarium itu, seolah begitu gembira. Dia mendekati akuarium itu, mengusapnya dengan perasaan berantakan.

 Dia mendekati akuarium itu, mengusapnya dengan perasaan berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hunch (JB) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang