( Ekstra part )

1K 118 78
                                    

Vote dulu sebelum baca 😄😄😄 kan udah baik hati nih, dibuatin ekstra part buat temen-temen yang nggak terima calon suami kita (eh maksudnya calonnya Bella) tiba-tiba udah RIP 😆😆😆








(Hari saat kecelakaan terjadi)

"Ya Tuhan, selamatkan Bella dan Justin.." bisik Brian penuh harap sambil mengemudi mobilnya, mengikuti ambulance yang membawa Bella dan Justin ke rumah sakit. Joy yang duduk di sampingnya tampak meneteskan air mata. Jenica tidak ikut karena bayi mereka masih terlalu kecil jadi Brian memintanya untuk tetap bersama teman-temannya.

Kejadian tadi berlangsung sangat cepat. Saat Bella berlari dari altar, bertengkar dengan Justin di pinggir jalan dan kembali berlari bermaksud meninggalkan acara pernikahannya, semua orang melihat dengan kepanikan dan kebingungan. Joy dan Brian melihat Justin mengejar Bella hingga kemudian sebuah truk seolah tiba-tiba datang, menagih kesungguhan Justin yang pernah mengatakan janjinya pada Brian.

"..aku akan mendampingi tanpa rasa sakit.."

Justin menarik Bella, mendekapnya erat tepat saat truk itu menabrak mereka tanpa ampun. Joy nyaris kehilangan nafasnya saat Bella dan Justin tampak melayang lalu terhempas di pinggir jalan. Leher Bella terantuk tepi trotoar dengan keras, gaunnya rusak dan robek di beberapa tempat, menyisakan luka-luka di lengannya. Tapi Justin..

"Kenapa bisa menjadi seperti ini? Bukankah selama ini mereka baik-baik saja?" gumam Brian kebingungan. Pasalnya dia selalu melihat adiknya dan Justin jarang sekali bertengkar dan tidak menyangka kalau kekacauan ini terjadi tepat di saat acara pernikahan mereka.

"Bella tidak menceritakan apapun padaku," kata Brian lagi seraya melirik Joy, "Apa kau tahu sesuatu, Joy?"

"Entahlah.." gumam Joy tidak yakin, "Mereka memang sempat ada masalah belakang ini tapi setahuku Bella sudah membereskannya. Hanya saja, saat aku menemui Bella setelah dirias tadi, dia sempat tampak ragu. Kupikir itu wajar. Semacam.. ujian pra-nikah? Kekhawatiran yang biasa dirasakan sebelum menjalani prosesi pernikahan," katanya panjang lebar. Memang hanya itu yang dia tahu. Brian melipat bibirnya sejenak.

"Justin juga tidak terlihat ada masalah. Dia tampak bahagia saat menunggu Bella muncul tadi. Aku benar-benar tidak mengerti.."

Tidak lama kemudian mobil Brian sampai di pelataran rumah sakit. Para perawat sudah memindahkan Justin dan Bella ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan pertama dan pemeriksaan. Brian dan Joy mengejar dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD dengan wajah serius.

"Dokter, aku kakak dari.. pengantin yang mengalami kecelakaan tadi. Aku kakak Bella," jelas Brian singkat, "Bagaimana keadaan Bella?" tanyanya. Dokter itu menatap Brian dan Joy bergantian selama beberapa saat.

"Pasien wanita harus menjalani CT-Scan untuk memperjelas cidera apa saja yang dia alami. Ada memar di bagian leher dan luka-luka di wajah, lengan dan beberapa bagian lain. Dia masih belum sadarkan diri," jelas dokter itu lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, "Apa kalian tidak datang bersama keluarga pengantin prianya?"

"Mm.. dia hidup sendirian, Dokter. Kami sudah menganggap Justin sebagai keluarga. Bagaimana dengan dia?" sahut Joy masih belum bisa lepas dari kecemasan yang menggila di dalam hatinya. Dokter menatapnya dengan tatapan yang berbeda kali ini.

"Sayang sekali. Tubuhnya mengalami cidera yang lebih serius.." ujar dokter itu seraya melanjutkan penjelasannya, "Hantaman di bagian kepala dan tulang belakangnya sangat fatal. Sejak dibawa dari tempat kejadian sudah mengalami pendarahan hebat di kepala. Hasil x-ray tadi juga sangat.. jelas. Tulang belakangnya patah karena hantaman kuat."

Joy dan Brian bahkan tidak berani menarik nafas saat dokter mengatakan satu kalimat terakhir yang memperjelas keadaan Justin yang sebenarnya.

Hunch (JB) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang